Sungguh menyebalkan.
Rasanya sekarang Auristela mau mengamuk sekarang. Mengeluarkan seluruh emosinya yang saat ini sedang membara. Berani-beraninya mereka mau menumbalkan dirinya untuk perebutan poin pertarungan antar akademi nanti! Mereka memang pengecut! Bukannya memikirkan cara bagaimana cara bersaing secara sehat dan merebut benteng terkuat, malah melakukan cara yang jelek. Menjijikkan.
Setelah Auristela kabur dari tempat yang seperti neraka tadi, maksudnya kabur dari Akademi Sakura, dan juga sepertinya Auristela sudah tidak dikejar lagi oleh Royal Allard, Auristela berjalan sambil menendang-nendang batu di hadapannya. Wajahnya mencebik kesal. Kesal sekali rasanya.
Kemudian ada batu kerikil terakhir di hadapannya. Auristela sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menendang dengan sangat keras. Namun yang ada malah sepatunya terlepas saat ia mengangkat kakinya. "Aw!" teriak Auristela saat sepatu itu terjatuh di kepalanya.
"Sakit," gumam Auristela. Benar-benar sial sekali!
"Kau?"
Deg!
Jantung Auristela berpacu dengan cepat. Gadis itu segera bercelingak-celinguk mencari sumber suara.
"Kau adalah Lauren Bellicia?" tanya sosok itu. Auristela yang menyadari suara itu dari atas segera mendongakkan kepalanya. Kontan merasa terkejut saat melihat seseorang yang sangat familliar sedang duduk di atas pohon sedang memakan sebuah pisang. Sampai Auristela berpikir, mungkinkah dia itu jelmaan monyet?
Penyihir Nim, penyihir yang terkenal hebat menatap Auristela dengan mata menyelidik dan itu benar-benar membuat Auristela jadi risih sendiri. Lalu penyihir itu menghabiskan pisang untuk gigitan terakhirnya. Kemudian mengangkat tongkatnya dan mengarahkan kulit pisang itu ke tempat sampah. Dan ya! Kulit pisang itu masuk ke dalam tempat sampah. Sihir memang menakjubkan!
Ah karena itu, Auristela jadi merindukan dengan kekuatan sihirnya. Biasanya dia akan melakukan apa saja dengan sihir.
Tapi perasaan itu langsung berhenti, saat penyihir itu menatapnya kembali dengan tatapan penuh intimidasi. Dan Auristela yang sadar kalau belum menjawab pertanyaan sang penyihir, segera ia menjawab, "Ya, benar. Aku Lauren Bellicia. Anak yang paling imut dan gemas sedunia."
Penyihir itu mengangguk.
"Lama tidak berjumpa," kata Penyihir Nim lagi.Dan kalimat itu membuat Auristela kebingungan. Lama tidak berjumpa? Mungkinkah sosok ini termasuk sosok yang dikenali oleh Lauren? Tapi bagaimana bisa? Penyihir Nim itu terkenal angkuh dan susah diajak berinteraksi karena menganggap dirinya termasuk satu-satunya penyihir paling kuat. Bahkan pada saat pertemuan sesama penyihir saja, Auristela bisa melihat dari balik televisi bagaimana angkuhnya penyihir tersebut.
"Apakah kau mengingatku?" tanya Penyihir Nim. Lalu penyihir itu mengangkat satu tangannya dan dalam sekejap sebuah sapu terbang yang melayang muncul di hadapannya. Kemudian Penyihir Nim segera menaiki sapu terbang itu. Lalu bergerak menuju Auristela dan diam saat di depan Auristela. "Tampaknya kau sudah melupakanku," sindirnya.
"Sepertinya," jawab Auristela. Benar-benar bingung ingin menjawab apa.
Kemudian hidung mancung Penyihir Nim itu tampak mengendus-endus sesuatu. Seperti sedang mengendus badan Auristela. Apa Auristela bau badan? Hey, tentu saja tidak! Tadi pagi Auristela sudah mandi dan memakai sebotol parfum.
Penyihir Nim itu tiba-tiba bergerak memutar-mutar badan Auristela. Wajahnya terlihat sedang meremehkan.
"Tanpa elemen."
"Tanpa pertahanan."
"Tanpa energi dan mana yang kuat."
"Lemah sekali, ck, ck, ck." Lalu Penyihir Nim berhenti di depan Auristela dan memandang Auristela remeh. Cih, sombong sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Academy (ON GOING)
FantasyMendapat gelar 'Reigne' (calon 'Queen' masa depan) tidak mudah bagi Auristela Lauria. Kepercayaan Academynya yang menjadikan gelar terbaik, gadis berusia 18 tahun itu mengharuskannya untuk melindungi penjuru dunia dari berbagai kecaman. Suatu hari...