5

2.7K 291 20
                                    

" Perhatikan pelajaran dan berhenti melamun Na Jaemin!. "

Jaemin yang sedari tadi memang tidak memperhatikan pelajaran mendongak. Menatap gurunya yang berbalik meliriknya tajam.

" Keluar dari kelas ku!. " Seru nya.

Dengan santainya Jaemin melenggang pergi dari kelas diikuti Haechan, Kai, Shotaro dan Han. Seisi kelas menatap mereka penuh tanya. Bukankah hanya Jaemin yang di suruh guru mereka untuk keluar dari kelas? Lantas kenapa empat murid baru itu ikut?.

" Tumben kau melamun?. Biasanya kau langsung tertidur saat pelajaran. " Sarkas Kai.

" Biasa, hanya sedang banyak beban pikiran. " Sahut Jaemin.

"Jadi kita mau kemana?. " Tanya Shotaro.

" Membolos?. Ide bagus bukan?. " Jawab Haechan penuh percaya diri.

Han hanya menggeleng tak habis pikir dengan sahabat-sahabatnya yang akan segera menjadi menantu keluarga Park itu.

" Iya membolos tapi ke mana?. " Tanya Han.

" Eumm.... 'Taman bermain'?. Ku dengar kita punya tamu baru. " Saran Jaemin.

Keempat sahabatnya mengangguk saja. 'Taman bermain' bukanlah tempat yang buruk untung kunjungan mereka kali ini. Mereka pun pergi menuju area parkir sekolah dimana kendaraan-kendaraan mereka di simpan.

" Kita taruhan!. Siapa yang sampai paling awal dia bebas menyuruh apapun pada yang kalah!. " Seru Kai.

Keempat sahabatnya mengangguk. Detik itu juga suara riuh nya kenalpot kendaraan memenuhi sekolah. Bahkan beberapa guru dan murid ikut keluar melihat siapa yang membuat ulah.

Mereka tidak tau siapa lima pemuda yang membuat gempar sekolah itu. Karena Jaemin, Haechan, Shotaro, Han, dan Kai memakai hoddie untuk menutupi seragam mereka di tambah helm fullface.

***

" Selamat pagi!. " Pintu kamar Jaehyun dan Taeyong di buka secara kasar.

Pelaku yang meneriaki kedua orang tuannya itu langsung naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di tengah-tengah Jaehyun dan Taeyong.

" Astaga, " Gumam Jaehyun.

Mata nya terbuka mendapati salah satu dari putra kembarnya yang sedang tersenyum padanya. Senyum nya bukan senyum biasa namun terkesan mengejek.

" Jeno, kenapa kau tidur di sini?. " Tanya Jaehyun dengan lembut namun penuh ancaman.

" Tugas harian, Daddy. Pasti selama kami pergi Daddy dan Bubu rindu kami bangunkan yah?. Karena itu supaya rindu kalian terobati kami membangunkan kalian seperti rutinitas biasanya. " Jeno mulai mengoceh panjang lebar.

" Tapi kau sudah besar, bocah!. " Kesal Jaehyun.

" Bubu bilang sebesar apapun kami, kami tetap anak Bubu!. Jadi Daddy juga harus terima kalau aku tidur di sini nanti malam!. " Protes Jeno.

Jaehyun mendadak darah tinggi gara-gara putra nya sendiri. Pagi indahnya hancur begitu saja.

" Jeno, " Panggilan lembut di sebelah membuat Jeno mengalihkan atensinya.

" Selamat pagi, Bubu!. " Sapanya dengan senyuman tulus.

Berbeda sekali dengan perlakuannya pada Jaehyun. Sekarang Jaehyun paham apa arti karma itu. Dulunya dia juga sering mengganggu Chanyeol dan Baekhyun selaku orang tuannya. Dan sekarang giliran dia yang di ganggu anaknya sendiri sampai jengkel.

" Turunlah, segera bersiap!. Kita akan sarapan. " Ucap Taeyong sembari mengelus kepala putranya.

" Baik, Bubu. "

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang