6

2.7K 290 30
                                    

Seoul, 01 : 23 AM
Arena balapan semakin ramai pendatang meskipun waktu sudah berganti dari malam menjadi pagi. Entah pengunjung itu ikut balapan atau sekedar menonton dan bertaruh.

Seperti biasa Haechan, Mark, Jeno dan Jaemin ada di sana. Mereka baru saja memenangkan balapan. Sekarang keempatnya tengah merayakan  kemenangan mereka bersama teman-teman seperkumpulan nya. Yang pasti sama-sama bukan orang-orang biasa.

" Kau tidak minum, hyung?. " Tanya Jeno pada Mark yang dari tadi memperhatikan Haechan minum.

" Tidak. " Jeno mengangguk paham, kakak kembarnya ini pasti tidak mau minum karena Haechan.

Pemuda manis berkulit tan itu sudah hampir mabuk. Mark tidak akan membiarkan tunangannya itu mabuk dan di sentuh orang barang seujung kuku pun. Haechan terlihat lebih menggoda dengan keadaannya sekarang.

" Haechan, " Pangil Jaemin.

Sahabatnya itu hendak menegak sebotol alkohol lagi padahal dia sudah menghabiskan 4 botol tadi. Mark langsung menarik lengan Haechan dan membawanya ke dalam mobil.

" Kurasa Mark hyung akan lepas kendali lagi. " Ujar Jaemin.

" Yah, ku pikir juga begitu. Aku tidak akan heran kalau mereka punya anak lebih dahulu dari kita. " Sahut Jeno.

" Rasanya sudah lama sekali kan kau tidak ke sini. " Jaemin menghela nafas berat, dia menaruh kembali gelas minuman keras di tangannya.

" Ya. Tempat ini masih sama seperti dulu. Kai hyung mengembangkan tempat ini dengan baik dan sempurna. "

Jeno mendongak menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Posisi keduanya saat ini tengah duduk bersantai di meja pinggir arena. Dengan teman-teman yang memiliki hobi balapan sama seperti mereka.

" Jeno!. " Seruan seseorang membuat Jeno meliriknya tanpa repot-repot menunduk.

" Yo!. Kapan kau kembali ke sini?. " Tanya nya.

" Baru beberapa hari yang lalu. Bagaimana kabar mu?. "

" Seperti biasa sangat baik. Ngomong-ngomong selamat atas kemenangan kalian untuk yang kesekian kalinya!. "

Jeno dan Jaemin mengangguk sembari tersenyum tipis. Pria yang tadi menyapa mereka duduk di kursi samping Jeno.

" Changbin hyung, " Pemuda yang di panggil Changbin itu menoleh.

" Kau kesini bersama siapa?. " Tanya Jaemin.

" Sendiri, Hyunjin sedang ada misi untuk dua hari ke depan, Jeongin juga sama. " Sahut Changbin sambil menegak segelas minuman keras di depannya.

" Makanya kau harus cepat-cepat cari pasangan hyung. Kalau Han tau dia pasti mengejek mu habis-habisan. "

" Biar ku hajar kalau tupai bodoh itu berani mengejek ku. "

" Yakin?. Hyung berani dengan Minho hyung?. " Changbin terdiam, benar juga ucapan Jeno dia mana berani dengan Minho jangankan dia Hyunjin saja juga takut padanya.

" Kakak mu mengerikan!. Bisa-bisa aku di panggang nanti. "

" Mark mana?. " Tanya Changbin.

Jeno menunjuk sebuah mobil sport berwarna merah yang berada tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Mobil itu tampak bergerak aneh di sana, namun mereka tidak bisa melihat ke dalam karena kaca mobil itu berwarna gelap. Pencahayaan di dalam sana juga redup menambah kesan aneh pada mobil mahal keluaran terbaru itu.

" Apa Mark sekarang sudah bangkrut?. Dia sudah tidak mampu menyewa kamar hotel?. " Sarkas Changbin.

" Dia memang begitu. Miliknya terlalu menggoda untuk di lewatkan barang sedetik pun. Seperti kau tidak mengenal Mark saja. " Jaemin mengamati sekitarnya arena balapan masih saja ramai di jam-jam seperti ini.

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang