8

1.9K 226 39
                                    

Derap langkah menggema di sebuah lorong panjang rumah sakit. Sosok pemuda berambut hitam legam dengan senyum manis ini berusaha keluar dari rumah sakit. Baju pasien masih melekat di tubuhnya, kulitnya agak pucat karena terlalu lama berada di bawah tekanan dokter-dokter yang menanganinya.

" Apa yang sebenarnya terjadi?. " Gumam nya yang melihat keadaan hening tempat yang biasanya berisik karena pasien-pasiennya kebanyakan punya masalah dengan mental mereka.

Ini rumah sakit Jiwa yang terletak di pinggir kota Seoul. Tapi entah mengapa setelah ia sadar tempat ini mendadak sepi juga pintu ruangan tempatnya di rawat terbuka sedangkan biasanya pintu itu terkunci rapat dari luar hanya di buka jika ada perawat yang mengantarkan makanan atau membiusnya.

Begitu sampai di luar pemandangan mengejutkan terlihat, mayat-mayat dengan luka menganga di sana sini bergelimpangan. Bahkan beberapa berjatuhan di tangga. Pria berwajah manis bak anjing lucu itu menutup mulutnya penuh keterkejutan.

" A-apa yang... " Ia terbelalak melihat dokter-dokter yang menangani nya berbaring dengan mata terbelalak dan luka tembakan asal di tubuhnya, bahkan salah satu bola mata orang-orang itu terlepas dari tempatnya.

" Jungwoo, sadarlah!. " Dia menepuk pipi nya untuk membangunkan dirinya dari mimpi mengerikan ini.

" I-ini nyata?. " Suaranya melirih.

Dengan perlahan ia berjalan melangkahi mayat-mayat menyeramkan itu perlahan berusaha supaya tidak menimbulkan suara, ia mengira ini pembantaian besar-besaran.

Ia koma selama dua minggu di rumah sakit ini. Dia koma karena pemakaian obat penenang dalam jumlah berlebihan selama jangka waktu panjang. Begitu ia sadar pemandangan tak mengenakkan ini ada di depan matanya.

Dia, Jungwoo lebih tepatnya Kim Jungwoo. Orang yang berada di rumah sakit jiwa ini karena menentang kakeknya, ayah dari sosok yang ia panggil ' Appa ' itu. Tapi bagaimana ia tidak geram saat dia melihat ayahnya di bunuh begitu saja oleh sang kakek. Kakek Jungwoo mengetahui kalau salah satu cucu nya menjadi saksi kematian putra nya, ia tidak membunuh Jungwoo itapi malah ingin melihat Jungwoo tersiksa sampai mati, dan akhirnya Jungwoo di kirim ke sini dengan alibi sebagai orang dengan masalah kejiwaan.

" Apa ini perbuatan kakek?. " Gumamnya.

Jungwoo tak sengaja melihat sebuah sepeda yang menimpa tubuh salah satu pasien yang sudah mati dengan sebelah wajah hancur. Tanpa membuang waktu ia segera mengambil sepeda itu, namun begitu sepeda ia angkat mayat yang ia duga hendak kabur dengan sepeda itu bergerak. Menimbulkan suara retakan tulang.

Jungwoo membekap mulutnya saking terkejutnya ia. Dia sudah mati kan?. Bukankah luka mengerikan di wajah juga sobekan di leher cukup membuatnya mati?. Tapi ini...

" Grrrraaaahhhh!!. " Geraman itu berasal dari mulut makhluk aneh itu, Jungwoo langsung menuntun sepeda di tangannya menjauh, tapi makhluk itu mengejarnya.

Dengan tangan gemetar karena takut Jungwoo menaikkan tubuhnya ke sepeda namun karena refleks nya itu sepeda limbung dan monster tadi sudah berada di depan nya. Jungwoo mendorong sepeda itu agar mengenai makhluk di depannya. Cara itu berhasil namun orang tadi bisa bangkit dan malah mengejarnya semakin ganas. Jungwoo berlari untuk menyelamatkan hidupnya.

Rasa takut juga syaraf tubuhnya yang seharusnya masih dalam tahap pemilihan karena tidak sadarkan diri dalam waktu lama membuat Jungwoo merasa pusing dan berakhir tersandung kakinya sendiri lalu jatuh ke aspal.

" Tolong!. " Seru Jungwoo.

Jungwoo menutup matanya begitu makhluk tadi mendekat dengan mulut menganga lebar juga gigi runcing yang terlihat berlumur darah.

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang