10

1.8K 234 29
                                    

" Bangunlah!. " Seungmin mengguncang bahu Haechan dengan kencang.

Haechan membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah pintu ruangan tempatnya di siksa terbuka dengan asap hitam yang mulai menyebar masuk.

" Kebakaran?. " Tanya Haechan pada Seungmin yang berusaha melepaskan tali di kakinya.

" Hmmm. Coba tebak siapa yang melakukan ini?. "

" Yang pasti bukan Mark. " Haechan berdiri, tangan dan kaki nya sudah terlepas dari belenggu.

" Haechannie!. " Seungmin dan Haechan memandangi sosok dengan senjata katana panjang yang berkilat tajam itu, sosok itu berjalan masuk dengan senyuman lebar.

" Hannie?. Kenapa kau ada di sini?. " Tanya Haechan.

" Bermain drama. Tentu saja apa lagi memangnya?. " Han menyodorkan katana nya pada Haechan.

" Kau punya banyak hal yang harus di jelaskan padaku. " Ujar Haechan.

" Yah, kita bisa berdongeng nanti. Sekarang kita harus pergi ke lantai atas secepatnya. " Seungmin menepuk bahu Han dan Haechan sebelum berlalu keluar dari ruangan.

" Kau yang membuat tempat ini terbakar?. " Tanya Haechan saat mereka berdua berlarian di lorong panjang, Seungmin sudah pergi lebih dahulu.

" Anak buah Kim Hyunsoo yang membakar lantai bawah, ribuan zombie menyerang tempat ini tiga puluh menit yang lalu. Bawahan nya berkurang karena di makan zombie-zombie di lantai dasar. Jadi Kim Hyunsoo dan anak buahnya yang selamat menuju lantai atas untuk menyelamatkan diri dengan helikopter. " Jelas Han.

" Jadi lantai bawah di bakar agar zombie nya tidak naik?. " Tanya Haechan.

" Hmmm. "

" Ngomong-ngomong, yang lain ke mana?. "

" Menghubungi pihak pemerintah dan militer untuk mengirim bantuan evakuasi darurat sementara mereka mencari-cari korban yang selamat. "

" Tunggu, kau bilang zombie yang ada di bawah sana ribuan kan?. Jadi apa mungkin hampir semua zombie di kota menyerbu tempat ini?. "

" Memang begitu. "

" Apa yang memancing mereka?. "

" Kembang api ukuran besar dan juga lampu sorot. " Han tertawa kecil mengingat betapa panik nya orang-orang di markas ini saat ia meledakkan kembang api berukuran besar di lantai paling atas.

" Ku tebak ada yang lebih konyol lagi, "

" Tentu saja ada!. Musik disko yang sengaja di nyalakan hingga seluruh penjuru kota mendengarnya. Hebat kan?. "

" Wah, suaranya pasti keras sekali. Tapi kenapa aku tidak mendengar apa-apa?. " Harchan mengernyit bingung.

" Karena kau tertidur seperti orang mati. " Suara berat dan nada yang terkesan datar itu membuat Han dan Haechan menoleh ke belakang.

" Malk?!. " Seru Haechan dengan senyuman riang berbanding terbalik dengan kondisi tubuh nya yang memiliki banyak luka berarah.

" Tetap berlarilah ke depan!. Aku tidak bisa membawa mu untuk sekarang. " Mark melarang Haechan karena telinga nya mendengar suara langkah kaki yang bersahut-sahutan dari belakang sana.

" Ah, aku lupa memberitahu mu sesuatu!. " Han memegangi senjata mya erat-erat sambil berlari menaiki tangga.

" Apa?. "

" Tempatmu di kurung ada di lantai 2. " Han melompati beberapa anak tangga agar ia bisa segera sampai ke lantai selanjutnya.

" Sial!. Kenapa kau tidak mengatakan nya?!. Kau bahkan masih sempat mengajakku mengobrol Han Jisung!!. " Haechan berseru dengan kesal.

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang