9

1.8K 222 21
                                    

Genap dua minggu sejak Seoul terserang wabah penyakit berbahaya. Setiap jamnya nyawa orang melayang karena gigitan makhluk buas yang tengah di kendalikan virus. Gedung-gedung tinggi menjulang yang tadinya di gunakan untuk bisnis besar yang sukses kini hanya terbengkalai dengan genangan darah segar dan busuk di mana-mana, Tempat-tempat itu menjadi sarang para zombie sekarang.

Jalanan yang semula padat namun tetap teratur kini hanya tinggal jalan beraspal yang memiliki bekas cacahan anggota tubuh dan darah di setiap sudutnya. Cahaya matahari yang tidak dapat masuk ke beberapa tempat membuat virus jadi cepat berevolusi menjadi lebih berbahaya. Jamur berbentuk dan berbau aneh tumbuh di tubuh zombie-zombie yang sudah di bantai oleh pasukan militer yang selamat juga oleh orang-orang yang berhasil bersembunyi dan bertahan hidup dari kejaran para makhluk mengerikan itu.

Semakin banyak pula kota yang ikut terkena wabah. Pagar pembatas tinggi didirikan di perbatasan kota yang masih utuh dan belum terkena dampak penyakit aneh ini. Banyak negara tetangga yang ingin membantu Korea Selatan supaya bisa kembali seperti sedia kala. Namun karena orang-orang yang masih selamat belum bisa dievakuasi dan di tentukan jumlah nya pihak pemerintah Korea Selatan masih belum bisa memberikan perintah untuk menjatuhkan bom ke kota-kota terinfeksi. Akses masuk ke sana sangat sulit membuat banyak orang yang tidak ingin terjun ke lapangan untuk membantu proses evakuasi.

Haechan, Sehun, Shotaro, dan Jeno tengah menyusuri kota untuk mendapatkan bahan makanan yang bisa mereka konsumsi. Mansion Park terpaksa mereka tinggalkan karena sudah di serbu puluhan zombie lapar yang bisa merobohkan pagar tinggi di depan mansion.

Senjata tajam dan senjata api yang mereka ambil acak di gudang mansion sebelum pergi tiga hari yang lalu kini mereka genggam erat. Mini market adalah salah satu tempat yang mereka kunjungi saat ini.

Jeno memberi kode agar Haechan dan Shotaro masuk dan mengambil hal-hal yang mereka butuhkan. Kedua submissive itu mengangguk lalu segera memasuk kedalam mini market dengan Jeno dan Sehun yang berjaga di belakang mereka.

Sebisa mungkin keempatnya meminimalisir suara yang dapat memancing indra pendengaran Zombie yang begitu tajam.

Haechan mengambil makanan instan yang masih bisa mereka konsumsi kedalam kantong tas berukuran sedang. Tak lupa beberapa botol air mineral yang masih elok untuk di minum juga ia jarah. Shotaro juga melakukan hal yang tak jauh berbeda dengan Haechan.

" Akhirnya!. " Pekik Haechan tertahan begitu melihat kotak susu berperisa strawberry kesukaannya ia segera mengambilnya sebanyak yang ia bisa lalu memasukkan nya kedalam tas.

" Haechan bisa menghabiskan itu semua?. " Tanya Shotaro.

" Tiga kardus dalam satu minggu, dia menghabiskan sebanyak itu. Beberapa kotak tidak akan membuat nya kenyang. Perut karet!. " Ujar Jeno.

Bugh!

Jeno meringis pelan begitu kotak susu bubuk menimpa kepalanya.

" Bilang saja kau iri, kau kan tidak pernah minum susu!. "

" Siapa bilang?, susu kesukaan ku itu lebih enak di bandingkan kemasan susu yang kau pegang. "

" Susu Ayam kan?. "

" Mana ada susu ayam. Terkadang aku heran bagaimana seekor sapi bisa minum susu sapi juga?. Contohnya kau. "

Sebuah pisau tajam milik Haechan hampir mengenai leher Jeno, kalau saja Jeno tidak menghindar pasti pisau itu sudah menembus leher nya.

" Kau mau membunuhku?. "

" Iya, spesies anjing rabies seperti mu harus nya di musnahkan!. " Haechan menyerahkan tas nya yang sudah terisi dengan makanan dan minuman untuk persediaan beberapa hari ke depan pada Shotaro, ia segera menghampiri Jeno untuk menjambak rambut biru kembaran kekasihnya.

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang