7

2.3K 265 45
                                    

Tim 1 yang berisikan dua puluh enam orang dengan tiga pemandu yang memakai alat komunikasi. Satu senjata tajam dan sebuah senjata api masing-masing mereka bawa.

" Gerbang akan di buka dalam sepuluh detik. Kalian harus siap siaga!. "

Suara tegas itu terdengar dari alat komunikasi berbentuk earphone di telinga kanan masing-masing pemandu.

Suasana jadi cukup tegang sekarang. Markas pusat dan gerbang nya memiliki jarak yang cukup jauh. Sebuah ruangan tertutup yang menghubungkan keduanya kini terisi oleh para anggota Tim 1 dan beberapa keluarga mereka. Gerbang baja kuat nan tebal di hadapan mereka menyembunyikan suara geraman dan keributan di luar.

Ruangan itu menjadi hening saat tiga pemandu menghitung secara bersamaan.

" Satu. "

Baik pistol maupun pisau mereka pegang erat-erat, bersiap menghabisi penghalang di luar sana.

" Dua. "

Degup jantung yang memburu seakan terdengar kencang di telinga mereka.

" Tiga!. "

Gerbang terbuka dari bawah ke atas. Kemudian suara-suara geraman tidak wajah serta patahan tulang mereka dengar. Zombie-zombie di luar langsung menyerbu masuk. Dengan bantuan alat keamanan berupa gelang yang dapat menghindarkan mereka dari ledakan besar di ruangan itu. Gerombolan orang-orang yang terinfeksi langsung hancur menjadi potongan daging dengan darah merah kehitaman yang memenuhi segala sisi. Bahkan mengenai beberapa dari pasukan Tim 1.

" Semoga kalian bisa sampai tempat tujuan. "

Mata yang terpejam rapat begitu ledakan tadi terjadi sekarang terbuka menampakkan sorot takut di beberapa pasang netra. Gerbang di belakang mereka terbuka, menampakkan seorang pemuda mungil yang menampakkan senyum tipis.

Gelang-gelang yang tadi mereka pakai langsung di bawa kembali oleh pemuda mungil itu. Mereka segera berjalan menuju luar bangunan Markas. Lebih tepatnya sebuah hutan yang tak jauh dari perkotaan.

Sementara itu sebuah mobil sport dengan lima penumpang di dalam nya tengah membelah jalanan sepi Seoul. Kendaraan itu tak lain adalah milik tuan Moon Taeil. Dia membawa sang istri dan putranya, serta keponakannya Sungchan dan Minho.

" Kenapa tidak Jaemin atau Haechan saja yang ikut?. " Tanya Yangyang pada sepupunya itu.

" Haechan tidak bisa berjalan untuk beberapa hari ke depan. Sedangkan Jaemin terlalu antusias, tidak lucu bukan kalau kita tiba-tiba mati saat dijalan karena kombinasi mereka berdua. " Jawab Minho.

" Tapi Minho hyung itu terlalu menyebalkan!. " Keluh Yangyang.

" Akhirnya setelah sekian lama ada juga yang sepemikiran dengan ku. " Ujar Sungchan.

" Kau juga menyebalkan. " Sungchan menatap datar Yangyang.

" Anak-anak diamlah dulu!. Kita harus menyusun strategi. " Taeil menengahi.

" Kita mendapat informasi baru. Haechan menginformasikan kalau wabah penyakit ini hanya menyebar parah di Seoul. Negara lain tidak terdampak. Beberapa kota di dekat Seoul yang terdampak virus aksesnya sudah di tutup. " Ucap Doyoung.

" Jadi ini sudah direncanakan orang ya. Huh, semacam membunuh para singa di sarang mereka. Menguntungkan sekaligus merugikan. "

" Jadi bisa di bilang dalang dari semua kekacauan ini adalah musuh kita?. " Sungchan menatap pemandangan kota kelahirannya yang sekarang tampak mengerikan dengan beberapa bangunan yang lampunya mati serta kaca pecah.

" Ya. "

Seoul benar-benar menjadi seperti kota mati dalam waktu sekejap. Banyak mobil maupun kendaraan lain yang berhenti di tengah jalan tanpa pemilik.

Psycho FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang