"Pagi, Kapten!" sapa Joy ketika melihat Jennie sudah di lapangan dan berlatih.
"Hai" balas Jennie, tanpa menoleh.
"Oh, dia kembali menjadi si dingin" gerutu Irene, memutar bola matanya
"Kurasa dia akan baik kembali setelah Jisoo kembali" Seulgi mengangkat bahu
Mereka bertiga meletakkan tas mereka dan melakukan pemanasan di tempat sementara tak lama kemudian Yeri datang dengan tergesa-gesa.
"Maaf, terlambat" gumam Yeri, segera memakai sepatunya
"Darimana kau?" tanya Irene, seraya duduk dan berusaha menyentuh ujung jari kakinya
"Mengumpulkan tugas, aku hampir melewatkan deadline" gerutu Yeri seraya mengikat tali sepatunya "Jennie sudah daritadi disini?"
"Ya, dia berlatih daritadi dan bahkan tidak menoleh untuk menyapa kita"
"Mungkin suasana hatinya sedang tidak bagus"
"Ya, kuharap Jisoo segera kembali" kata Seulgi "Dia membuat Jennie lebih baik"
Mereka ingin lanjut mengobrol namun tak lama Jennie berhenti melempar bola dan berjalan ke arah mereka, Sang Kapten duduk dan membuka air mineralnya sebelum meneguknya dengan cepat.
"Woah, pelan-pelan, Jennie" kata Irene "Kau bisa tersedak"
Jennie menarik napas dalam-dalam, keringat nampak terlihat jelas mengalir membasahi sekujur wajah dan tubuhnya.
"Kita bahkan belum benar-benar memulai jam latihan dan kau sudah sebasah itu"
"Pelatih Kang sedang sakit, dia bilang kita bebas latihan sendiri" kata Jennie
"Oh? Apa anak baru juga akan datang?"
"Tidak, mereka baru latihan tadi pagi, jadi siang ini giliran kita memakai lapangan" jelas Jennie
"Kau baik-baik saja, Jen?" tanya Yeri, mengerutkan keningnya
"Ya, aku oke" Jennie mengangguk
"Jangan terlalu memaksakan dirimu" gumam Irene "Kau terlihat lelah"
"Cepatlah pulang, kami bisa latihan sendiri, Kapten" kata Joy, mencemaskan Jennie "Kau latihan sejak pagi bukan? Ku dengar kau melatih beberapa anak baru juga, kau harusnya memanggil kami untuk membantumu" dia mulai mengomel.
"Kalian masih banyak kelas dan tugas" tukas Jennie, ringan "tapi kurasa kau benar, aku akan pulang awal karena kakinya terasa seperti terbakar" dia menggerutu
"Kau berlatih sejak pagi, ini sudah sangat siang jadi pantas saja jika kakiku seperti terbakar" kata Seulgi "Cepatlah mandi, apa perlu ku panggil Lisa dan Rose untuk mengantarmu pulang?"
"Tidak perlu, aku bawa mobil sendiri" Jennie menggeleng "Kalian tidak masalah latihan tanpaku?"
"Kau layak mendapat istirahat awal" tukas Irene "Pulang dan mandilah, baumu menjijikkan"
"Hey!" Jennie menyenggol Irene dengan main-main "Aku masih Kaptenmu"
"Ya, tapi kau bau" gerutu Joy, segera melempar tas Jennie padanya "Cepat pulang dan istirahatlah, kau terlihat sangat lusuh"
"Wow, cara yang hebat memperlakukan kapten kalian" Jennie memutar bola mata namun bangkit dari tempat duduknya "Latihan yang baik, kita punya pertandingan dua minggu lagi"
"Kami bukan amatir, Kapten" Seulgi memutar bola mata
Jennie tersenyum kecil dan mengangguk, dia berbalik dan bergegas menuju parkiran. Kakinya terasa sedikit kram karena dia latihan sejak pagi tanpa berhenti.
"Hai, Kuma" sapa Jennie ketika membuka pintu apartemennya "Aku lelah sekali, Kuma" dia menggaruk belakang telinga anjing kesayangannya itu.
Dia masuk ke kamarnya dan teringat dengan kotak dari Jisoo, dia mencoba menemukan apakah ada amplop yang cocok dengan suasana hatinya saat ini dan tersenyum ketika menemukannya.
Open When You are Tired (Buka ketika kau merasa lelah)
Jendeukie!
Apa yang membuatmu lelah, huh?
Kuharap ini bukan karena kau berlatih terlalu keras :(
Aku tahu kau adalah Kapten, tapi kuharap kau juga memperhatikan kesehatanmu.
Aku meminta teman-temanmu untuk selalu mengawasimu jika kau kelelahan, dan kuharap mereka melakukan tugas itu dengan baik.
Jennie tertawa membacanya, pantas saja teman-temannya bersikeras menyuruhnya pulang dan beristirahat. Dia tersenyum kecil melihat bagaimana Jisoo bisa terus memastikan dia tidak kelelahan walaupun mereka berjauhan.
Kau tahu apa yang harus dilakukan saat kau lelah?
Cobalah untuk berendam, aku menyediakan beberapa bath bomb di kotak ini.
Segera temukan dan berendamlah!
Telepon aku jika kau sudah selesai
Enjoy Youself,
Jisoo
Jennie melipat surat itu dan menemukan label yang sama seperti diamplop pada salah satu bungkusan di dalam kotak itu. Gadis itu membukanya dan tersenyum melihat beberapa bath bomb di dalamnya, selain itu dia menemukan beberapa krim pelembab kulit. Jisoo tahu cara memanjakan dirinya.
# # #
"Bagaimana kau tahu aroma bath bomb kesukaanku adalah lavender?"
Jennnie tidak bisa menahan senyumannya ketika menelepon Jisoo malam itu.
"Aku pengamat yang baik, Jendeuk" kekeh Jisoo "Apa kau kelelahan hari ini jadi kau membukanya? Apa yang terjadi?" dia menambahkan, Jennie bisa mendengar nada cemas dibalik pertanyaan itu.
"Aku hanya kelelahan karena latihan dari pagi" jawab Jennie "tapi tidak masalah, berendam benar-benar membantuku tapi sayangnya...."
"Sayangnya?"
"Kau tidak disini untuk membantuku memakai krim pelembab" gumam Jennie, cemberut "Aku yakin jika seseorang yang memijat akan sangat nikmat" dia menambahkan dengan menggoda.
"Kau ingin aku meminta Lisa dan Rose memijatmu?" balas Jisoo
"Jisoo~" gerutu Jennie sementara suara tawa Jisoo terdengar di ujung telepon.
"Apa ini berarti aku berhutang pijatan jika bertemu denganmu?"
"Ya, pastikan kau memijatku dengan baik nanti" balas Jennie, tersenyum "Trims sudah menyediakan ini, Jisoo, aku benar-benar rileks sekarang"
"Cepat istirahat, Jendeuk" kata Jisoo, lembut
"Bisakah kau menemaniku? Suaramu membantuku tidur lebih baik"
"Haish.. sangat manja" komentar Jisoo, namun Jennie tahu gadis itu tersenyum "Bagaimana jika aku menceritakan apa yang diajarkan Professor padaku tadi?"
"Kau bisa menceritakan apa saja" tukas Jennie, menarik selimutnya.
Dan Jisoo mulai bercerita tentang pelajarannya tadi sementara Jennie tersenyum mendengarkannya. Dia sesekali merespon dengan singkat dan membiarkan Jisoo lanjut berbicara, suara serak milik Jisoo selalu memberi efek menenangkan pada Jennie.
"Jendeuk?" gumam Jisoo setelah beberapa saat tidak mendengar respon dari gadis itu
Jisoo tersenyum, dia memejamkan matanya dan mendengar suara tarikan napas Jennie yang teratur. Dia merindukan gadis itu.
"Sweet dream, babe"
KAMU SEDANG MEMBACA
Open When Letters : Jensoo
Любовные романыJisoo berhasil meraih impiannya untuk mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, namun disisi lain itu berarti dia harus meninggalkan Jennie di Korea Selatan. Apakah jarak diantara mereka akan menjadi penghalang? ataukah jarak membuat perasaan me...