When We Fix Something Between Us

2.3K 252 46
                                    

"Unnie" 

Jisoo duduk memeluk lututnya, dia bisa mendengar helaan nafas dan suara Rose mendekatinya. Dia menangis semalaman dan tidak mau bicara pada siapapun, bahkan dia mendorong Rose dan Lisa menjauh. Namun, pagi ini dia hanya diam dan tidak menangis, dia hanya memeluk lututnya dan memandang keluar jendela tanpa ekspresi. 

Bukan ini yang ada di bayangan Jisoo ketika dia kembali ke Korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan ini yang ada di bayangan Jisoo ketika dia kembali ke Korea. Dia membayangkan dirinya berlari ke pelukan Jennie, memeluk kekasihnya itu erat-erat dan menikmati waktu mereka bersama sahabat-sahabatnya. Namun, di hari pertama dia kembali, dia merasa justru hatinya terluka. 

"Unnie" panggil Rose lagi, dia menghela napas dan duduk disamping sahabatnya itu "Kau melewatkan makan malam kemarin, setidaknya kau harus sarapan" 

Jisoo melirik sepiring roti panggang yang disodorkan Rose, namun dia tidak lapar ataupun berselera jadi dia hanya menghela napas. 

"Letakkan saja di sana, Chaeng, aku akan memakannya nanti"

"Aku tahu kau tidak akan memakannya" gumam Rose, dia meletakkan piring itu di depan Jisoo "Setidaknya makan sedikit untukku, Unnie?"

Jisoo hendak membalas ketika Lisa muncul di ambang pintu kamarnya dan nampak cemas. 

"Unnie, Chaeng" panggil Lisa "Aku tidak ingin menganggu kalian, tapi Jennie Unnie daritadi menunggu di depan pintu" dia menambahkan dengan hati-hati "Aku mengecek CCTV dan sepertinya dia sudah disana sejak semalam"

"Sejak semalam?" Jisoo mengerutkan keningnya "Maksudmu dia tidur di koridor semalaman?"

"Um... yeah" Lisa mengangguk pelan 

"Dia pantas mendapatkannya" Rose memutar bola mata "Apa? Kau mengasihaninya, Unnie?" dia mengangkat alis ketika melihat ekspresi Jisoo. 

"Setidaknya suruh dia pulang, aku tidak ingin bertemu" kata Jisoo pada Lisa yang mengangguk lalu menghilang dari pandangan mereka. 

Jisoo menghela napas, dia memandang keluar jendela kamarnya dan hanya melihat langit mendung kota Seoul. 

"Menurutmu apa dia sudah lelah dengan hubungan jarak jauh kami?" tanya Jisoo, pelan. 

"Unnie, kau tahu itu bukan alasan untuk mencium gadis lain" Rose mengerutkan keningnya "Aku sudah memperingatkannya beberapa kali, tapi dia tetap dekat dengan gadis itu"

"Dia gadis yang sama yang melewatkan tahun baru dengan Jennie, bukan?" Jisoo tersenyum pahit mengingat kejadian itu. 

"Jennie Unnie mengatakan mereka minum terlalu banyak dan saat itu sedang badai besar, sehingga dia tidak bisa pulang" gumam Rose dengan pelan. 

"Aku tahu, dia mengatakannya padaku" Jisoo menghela napas "tapi melihat kejadian kemarin, membuatku bertanya-tanya apa yang mereka lakukan malam itu" dia memeluk lututnya dengan lebih erat "Aku mulai takut, Chaeng"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Open When Letters : JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang