When You Doubt Yourself

1.2K 212 5
                                    

"Jennie Kim!" Pelatih Kang berteriak memanggil sang kapten.

Jennie menelan ludah dan bergegas berlari menghampiri pelatihnya itu, wajah Pelatih Kang nampak tidak bersahabat dan Jennie tahu itu berarti masalah.

"Apa yang kukatakan tentang fokus?" Pelatih Kang menghela napas "Kau harus menjadi contoh untuk yang lain! Kau Kapten dari tim basket YG, apa yang akan dikatakan para pemain baru jika kau bahkan tidak bisa melakukan lemparan sedekat itu!" dia menambahkan dengan tegas.

"Maafkan aku, Pelatih" Jennie menunduk, dia sedang tidak bisa fokus hari ini.

"Duduk di bangku pemain dulu, biarkan yang lain melatih para pemain baru" tukas Pelatih Kang, dia meniup peluit dan menghampiri para pemain lain.

Jennie menghela napas kecewa namun dia menurut dan duduk di bangku pemain. Dia mengeluarkan botol airnya dan meneguk isinya dengan cepat. Sudah seminggu sejak kepergian Jisoo, namun Jennie menyadari seringkali dia memikirkan gadis itu. Mereka memang saling bertukar pesan dan sesekali menelepon, namun tentu saja itu berbeda dengan bertemu langsung.

"Ada apa, Kapten?" Seulgi menghampiri Jennie, mengangkat alis "dan jangan katakan kau baik-baik saja, aku melihat bagaimana kau nampak murung ketika masuk lapangan tadi" dia menambahkan sebelum Jennie sempat membantah.

Jennie menghela napas dan teringat kejadian tadi pagi.

"Hai, Jisoo" Jennie tersenyum ketika Jisoo mengangkat videocall darinya

"Jendeuk!" Jisoo balas tersenyum "Kau akan ke mana?" dia menambahkan

"Pelatih Kang meminta ku dan tim mengawasi latihan pada pemain baru" Jennie memutar bola mata "Seleksi lanjutan untuk melihat siapa yang bisa duduk di bangku cadangan selama semester ini"

"Wow, dia tidak membiarkan kalian istirahat bahkan saat liburan" gumam Jisoo

"Itu biasa terjadi, libur semester yang lalu juga seperti ini" Jennie mengangkat bahu sambil memasukan handuk, pakaian ganti dan botol minum dalam tasnya "Apa yang kau lakukan hari ini?"

"Aku –"

"Jisoo! Bisa tolong ambilkan handukku?" terdengar suara memotong ucapan Jisoo.

"Owh... tentu, Bona" Jisoo mengangguk dan bangkit.

Jennie menunggu beberapa saat sebelum Jisoo kembali ke depan ponselnya.

"Sorry, Jennie, itu teman sekamarku" kata Jisoo, ringan "Aku sedang menunggunya, kami akan ke kampus hari ini"

"Kalian di jurusan yang sama?"

"Ya, kebetulan sekali" Jisoo tersenyum "Jadi kami bisa pergi ke kampus bersama"

"Ohh... tentu"Jennie mengangguk namun merasa ada yang mengganjal di hatinya.

"Jisoo, kita harus segera pergi" terdengar suara lagi

"Tentu" Jisoo menoleh dan mengangguk sebelum kembali pada Jennie "Jen, aku sudah harus pergi"

"Hati-hati di jalan" Jennie memaksakan dirinya tersenyum

"Kau juga, ingat istirahat dan jangan menakuti para pemain baru itu" Jisoo berkedip dan Jennie tertawa mendengar perkataannya.

Mereka mengucapkan selamat tinggal dan mengakhiri video call tersebut.

"Itu hanya teman sekamarnya, Jen, tenanglah" Jennie menghela napas sebelum bergegas mengambil tasnya dan menuju kampur "hanya teman sekamar, itu normal"

"Yang benar saja, Jennie" Seulgi memutar bola mata mendengar cerita gadis itu

"Aku tahu ini bodoh" Jennie menghela napas "tapi bagaimana jika..."

"Jisoo hanya membantunya mengambil handuk, itu hal normal dengan teman sekamar" tukas Seulgi dengan tidak sabar

"Gadis itu juga satu jurusan dengan Jisoo, mereka bisa mengobrol banyak hal yang cocok dengan kegemaran mereka" gumam Jennie "Aku bahkan belum melihat wajahnya, bagaimana jika dia cantik?"

"Jangan ragukan dirimu sendiri, kau bukan gadis yang jelek dan bodoh" tukas Seulgi "Kau punya banyak fans juga disini, Jennie" dia melanjutkan "Jangan meragukan dirimu seperti itu" dia melipat tangan di dada dengan tidak sabar.

"Aku hanya sedikit cemas" gumam Jennie

"Kenapa tidak kau pulang lebih awal dan istirahat?" saran Irene, melihat Jennie yang memang tidak mood untuk latihan hari ini "Carilah waktu untuk menelepon Jisoo dan bicarakan apa yang kau rasakan"

Dan setelah saran dari keduanya, akhirnya Jennie meminta ijin pulang awal dengan Pelatih Kang yang langsung disetujui oleh pelatih itu. Gadis itu segera menyetir dan tiba di apartemennya, masih dengan raut wajah yang muram.

Jennie melempar tasnya dengan sembarang di kamar dan menghela napas keras-keras. Dia segera mandi dan mengganti pakaiannya, dia melihat ponsel dan menyadari Jisoo seharusnya masih ada kelas saat ini, dia tidak ingin menganggu.

Gadis itu membuka kotak di samping tempat tidurnya, melihat-lihat amplop yang diberikan Jisoo dan perhatiannya tertuju pada sebuah amplop.

Open it When You Doubt Yourself

Bukalah ketika kau sedang meragukan dirimu sendiri.

Yang benar saja, kau membuka amplop ini?

Kau gadis tercantik, pintar dan berani yang pernah kutemui dan kau meragukan dirimu sendiri?

Aku tidak tahu apa yang membuatmu ragu, tapi aku selalu percaya padamu, Jennie!

Kau Kapten yang hebat untuk timmu

Kau teman yang baik dan peduli

Dan kau orang yang sangat aku sayangi!

Ada banyak orang yang percaya padamu, Jendeukie

Dan bahkan jika tidak ada, kau harus tahu kalau aku akan selalu mendukungmu

Kau punya orang-orang luar biasa disekelilingmu dan kami semua akan mendukungmu

I Believe in You,

Jichu

Jennie menarik napas dalam-dalam dan tersenyum membaca tulisan tangan gadis itu, Jisoo selalu tahu cara menyemangatinya bahkan dalam keadaan sejauh ini.

Aku juga percaya padamu, Jisoo

Open When Letters : JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang