Double update nih. Kalian masih mau diem-dieman HM? Masih gak mau vote sama komentar?Melukiskanmu saat senja. Memanggil namamu ke ujung dunia. Tiada yang lebih pilu. Tiada yang menjawabku. Selain hatiku dan ombak berderu.
• Rectoverso, Dee Lestari •"HEH! Sialan lo berdua! Bisa-bisanya kalian ciuman di perpustakaan hah!"
Yena segera mendorong tubuh Jeongwoo kala mendengar suara lantang itu terdengar, sedangkan Jeongwoo berdecak merasa terganggu dengan suara itu. Kenapa harus datang di waktu yang tidak tepat? Mengganggu saja!
"Ck, apaan sih?! Ganggu aja lo, kalo iri minta aja sama pacar lo," sarkas Jeongwoo. Ia menatap sinis ke arah Haruto yang berdiri di ambang pintu perpustakaan lalu masuk dan duduk di depan Yena serta Jeongwoo.
"Gue telat masuk kelas makanya disuruh buat ambil buku ke perpus, eh mata gue malah ternodai liat kalian ciuman," balas Haruto dengan menatap Jeongwoo sini. "Ngaku lo?!"
"Apa?!" jawab Jeongwoo sewot.
"Udah sejauh mana lo?"
"Apaan?"
"Hilih, dasar buluk! Gak usah sok polos deh, sampe sejauh mana lo sama Yena hah?!"
"Otak lo jangan taro di dengkul, ke jepit Mulu 'kan jadinya. Lagian sampe mana apanya bngst, lo pikir gue setega itu buat ngerusak cewek gue!"
Haruto memutar bola matanya jengah, "siapa tau aja lo lakuin itu, secara lo adalah cowok brengsek yang sesungguhnya. Udahlah, tinggalin aja cowok kayak gini, Yen."
Jeongwoo memukul lengan Haruto, "jaga ucapan lo! Kita pergi aja, gak usah dengerin bisikan setan sesat ini."
Haruto menjulurkan lidahnya meledek Jeongwoo, sedangkan Jeongwoo tak peduli dan terus membawa tubuh mungil Yena untuk keluar dari dalam perpustakaan.
"Untung gue yang mergokin mereka kalau penjaga sekolah yang lagi keliling atau OSIS gimana? Mampusin dipaksa nikah."
"Eh tapi kayaknya enak juga, mau ah nanti sama Wonyoung." Lanjutnya.
Haruto bngst-_-
•••
Sore ini Jihoon terduduk di ruang tamu dengan secangkir kopi hangat yang menemaninya dengan televisi yang menonton dirinya membaca koran. Bukan televisi yang ditonton Jihoon, melainkan televisi yang menonton Jihoon.
Dia di rumah bersama Minju, gadisnya itu tengah tertidur di kamarnya. Sementara sang adik kesayangannya tengah pergi bersama kekasihnya, Jeongwoo Aldebara tentunya.
"Ck, ck, anak zaman sekarang suka kayak gini. Bebas ngelakuin apapun tanpa memikirkan konsekuensinya gimana, hamil diluar nikah, ngerokok, minum alkohol. Kasihan banget orang tuanya, udah disekolahin Mahal-mahal tapi kelakuan anaknya kayak setan," oceh Jihoon yang mengomentari koran yang ia baca tentang para anak-anak dibawah umur yang melakukan pergaulan bebas.
Bergaul dengan siapapun dan dari kalangan manapun memang boleh, tapi harus tahu batasannya juga. Di dunia ini banyak sekali godaan yang selalu menghampiri kita, contoh seperti berduaan di ruangan sepi dengan lawan jenis. Kesempatan itu selalu mereka gunakan untuk hal-hal yang tidak senonoh, seperti Jeongwoo dan Yena saat di perpustakaan. Mohon untuk jangan ditiru ^_^
"JIHOON!"
Laki-laki berusia matang itu menyemburkan kopi yang belum sempat ia telan, mendengar suara nyaring kekasihnya membuatnya kaget bukan main. Padahal beberapa menit yang lalu dia cek ke kamar kalau Minju tengah pulas tertidur, tapi sekarang malah tiba-tiba berteriak.
"Kenapa?" tanyanya saat melihat Minju berjalan ke arahnya dengan langkah menggebu-gebu.
"Maksudnya ini apa?" tanya Minju sambil menunjukkan bercak merah di area lehernya.
Jihoon meneguk salivanya susah payah, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Y-ya mana aku tau, mungkin ada nyamuk kali yang gigit."
Minju menatap Jihoon dengan tatapan curiga, "bener?"
Jihoon mengangguk dan pura-pura kembali sibuk dengan korannya.
Jangan sampe ketahuan, batinnya berteriak ketakutan.
•••
Waktu terus saja berjalan begitu cepat. Yena merasa baru kemarin dia menduduki kelas sebelas, kini ia mulai mempersiapkan ujian untuk naik ke kelas tingkat akhir. Di mana masa itu adalah massa penentuan masa depannya, meskipun memang tidak semua orang menjadi sukses karena ijazah. Tapi tetap saja, bagi Yena ini sangatlah penting.
Ia juga jarang bertemu dengan Jeongwoo, tapi sebisa mungkin Jeongwoo menyempatkan diri untuk menemui kekasihnya itu meski hanya punya satu detik untuk bertemu.
"Ini ujian terakhir, kamu yang semangat yah," ucap Yena menyemangati Jeongwoo yang kini berjalan dari parkiran menuju ke dalam gedung sekolah.
Jeongwoo mengangguk dengan senyuman, "kamu juga harus semangat, sayang."
"Euleuh, euleuh, enak pisan yah yang punya pacar mah. Pagi-pagi udah disemangatin buat ujian, nasib jomblo apa kabar? Yang cuma mikirin nasib nanti pas jawab soal malah gak bisa," celetuk Junkyu Mahendra atau sering dipanggil dengan Ajun.
"Terima nasib aja lah, mungkin belum saatnya kita buat pacaran kayak mereka," timpal Yedam Banggawoyo yang juga sekelas dengan Jeongwoo.
"Iri aja lo berdua," sahut Haruto dari arah belakang yang mendengar ucapan Yedam serta Junkyu. "Kalo gak laku mah ngaku aja kali, gak usah alasan belum saatnya pacaran."
"Diem lo Hartono!" Sarkas Junkyu.
"Bapak gue bngst!" Bales Dohyun Jayawisma dari arah belakang yang satu angkatan dengan Yena namun beda kelas.
"Aduhh, ribut kalian gak berfaedah banget, sih! Kita ke kelas aja, Na," ajak Wonyoung yang langsung disambut dengan anggukan oleh Yena.
Kedua gadis itu berjalan dengan santai meninggalkan ke lima pemuda itu di koridor sekolah.
"Yeu, pacar gue pergi 'kan jadinya. Tanggung jawab lo semua," ucap Jeongwoo tak terima. Padahal ia ingin melihat lebih lama wajah kekasihnya agar lebih semangat dalam menyelesaikan soal nanti.
"Pacar-pacar lo kenapa kita yang repot?" Balas Junkyu tak terima. Pemuda itu melengos pergi begitu saja tak memperdulikan teriakan dari sang Baginda Jeongwoo Aldebara yang sepertinya murka.
"SIALAN LO JUNKYU! GUE BILANGIN KE SI LIA KALO LO SUKA SAMA DIA!"
Next|| Delete
PELAMPIASAN
Ft.Park Jeongwoo TreasureJangan lupa follow akun aku dan baca juga cerita lainnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]
Teen FictionYena Challistha adalah gadis yang hidup sebatang kara yang ditinggalkan oleh Kakaknya sendiri. Gadis ini menyukai Kakak kelas sendiri yang bernama Jeongwoo Aldebara, tapi sayangnya Jeongwoo sudah memiliki kekasih. Hingga suatu hari Jeongwoo datang d...