25

830 104 12
                                    


Hidup adalah bunga di mana cinta adalah madunya.
•  Victor Hugo •

Warning!!
Full Yena Jeongwoo momen






Setelah insiden di restoran, Jeongwoo langsung membawa Yena ke rumah sakit di mana Jihoon bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah insiden di restoran, Jeongwoo langsung membawa Yena ke rumah sakit di mana Jihoon bekerja. Di sana Yena hanya diberi salep dan katanya beberapa hari lagi lukanya akan hilang asal rutin di beri salep.

"Sst, pelan-pelan," ringis Yena ketika Jeongwoo mengoleskan salep di tangannya yang melepuh.

"Ini udah pelan kok."

"Tapi sakit."

"Namanya juga luka pasti sakit lah, yang enak itu godain anak tetangga sampe baper," celetuk Jeongwoo yang langsung mendapat pukulan di lengan.

"Jadi kamu suka baperin anak tetangga, iya?"

"Engga, cuma bercanda."

Yena mendengus menatap sinis ke arah kekasihnya. Sekarang mereka berada di taman rumah sakit, padahal seharusnya setelah dari makan siang mereka lanjut ke mall. Berhubung Yena malah luka mungkin acara belanjanya di tunda dulu.

"Nih, udah. Nanti sebelum tidur di pake lagi salepnya, biar cepet kering."

Yena mengangguk, mengiyakan ucapan Jeongwoo. "Sekarang kita ke mana?" tanyanya.

"Kita pulang aja, mau ke apartemen aku atau rumah kakak kamu?"

Gadis itu berpikir sebentar, "eum...gak tau, ke mana aja juga boleh."

"Aku saranin jangan ke apartemen aku, sih. Soalnya setan di mana-mana, kalau aku khilaf kamu yang tanggung jawab," ucap Jeongwoo dengan terus terang.

Yena yang mendengarnya sendiri pun terkejut, kenapa harus dia yang bertanggung jawab? Bukannya Jeongwoo yang harus tanggung jawab? Jika tiba-tiba satu bulan kemudian Yena muntah-muntah setiap pagi dan meminta sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Setelah dilihat lebih jauh, ternyata Jeongwoo mesum juga.

"Apa-apaan, sih?! Ya udah, kita ke rumah kak Jihoon aja. Aku gak mau ngambil resiko," jawab Yena sambil berdiri dari duduknya. Meninggalkan Jeongwoo yang masih duduk di kursi.

"Na, tunggu!" teriak Jeongwoo yang masih sibuk membereskan salep yang diberikan oleh dokter. "Astaga, Na. Tungguin!"


•••

Jeongwoo masuk ke dalam rumah Jihoon, meletakkan keresek salep ke atas meja lalu ia pun merebahkan tubuhnya di sofa.

"Kak Jihoon mana?" tanyanya yang celingukan mencari Jihoon tapi tidak ada. Malahan rumah terasa sepi, biasanya suara Jihoon pasti selalu terdengar jika ia masuk.

Yena mengedikkan bahunya acuh, "gak tau. Mungkin ada panggilan mendadak dari rumah sakit," katanya dengan tungkai yang melangkah ke arah dapur.

Gadis itu berencana membuat minuman untuk Jeongwoo, kekasihnya itu terlihat kelelahan setelah puter sana-sini mengendarai mobil.

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang