12.

1K 142 48
                                    


"Bagi dunia, kamu mungkin satu orang, tetapi bagi satu orang kamu adalah dunia."
• Unknown •

Warning!!
1300+ word

Ramein Yoo!!









Jeongwoo membawa Yena ke dalam UKS, sebelum benar-benar masuk ke ruangan itu Jeongwoo menyuruh satu siswa untuk membawakan baskom dan es batu di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeongwoo membawa Yena ke dalam UKS, sebelum benar-benar masuk ke ruangan itu Jeongwoo menyuruh satu siswa untuk membawakan baskom dan es batu di kantin.

"Cepet jangan lama!"

Buru-buru laki-laki itu berlari dia tidak mau bermasalah dengan Jeongwoo, Jeongwoo bisa saja melakukan hal apapun.

Yena duduk di brangkar UKS dan Jeongwoo menunggu es batu di ambang pintu. Yena meringis saat pipinya ia sentuh, "stt, aw--"

"Jangan diteken, nanti gak sembuh-sembuh." Jeongwoo memperingati kekasihnya dan Yena hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Sh*t! Jeongwoo membatin, berusaha menahan dirinya untuk tidak mencium bibir bebek itu.

"Ini." Laki-laki berkacamata itu memberikan baskom dan es batu kepada Jeongwoo dengan napas tersengal-sengal.

"Lama banget, sih! Udah sana."

Yena menatap Jeongwoo dengan sinis, "udah nyusahin orang, gak tau terima kasih pula!"

Jeongwoo yang sedang mencari kain bersih pun mendelik, "lo yang nyusahin, kalo lo gak ditampar sama cewek itu gue gak bakal nyuruh orang buat bawain baskom sama es batu."

"Gue juga gak minta diobatin sama lo," balas Yena tak kalah sinis dengan kedua tangan yang ia lipatkan di dada.

Jeongwoo menghembuskan nafasnya panjang, "udah, oke. Gue gak mau debat sama lo."

Jeongwoo mengambil duduk di samping Yena, membungkus es batu sebesar kerikil itu dengan kain bersih yang ia temukan dan mulai menempelkannya ke pipi Yena. Sesekali juga Yena meringis, tamparan Karina benar-benar sangat kuat, sampai terus saja berdenyut.

"Nanti pulang sekolah pipinya kompres lagi," kata Jeongwoo mengingatkan.

"Es batu darimana gue? Gak ada kulkas di rumah, masa harus beli."

"Ck, sesusah itu hidup lo?"

"Menurut lo?"

"Lebih dari itu," gumam Jeongwoo pelan namun masih bisa Yena dengan dan Yena hanya bisa berdecak mendengar itu.

"Gue itu gadis yang gak punya apa-apa, jadi buat apa lo mau sama gue?" tanya Yena tiba-tiba membuat mata Jeongwoo beralih memperhatikan wajah imut kekasihnya.

"Lo punya segalanya, tapi lo gak sadar akan hal itu."

Yena melirik ke arah Jeongwoo dan Jeongwoo langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kenapa Jeongwoo berbicara tanpa berpikir dua kali? Di sini jantung Yena berdegup kencang gak karuan, kalimat sederhana yang Jeongwoo ucapkan mampu membuat Yena lupa akan kenyataan bahwa ia hanyalah pelampiasan laki-laki itu.

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang