01

2.6K 183 44
                                    

"Kamu Hidup Untuk Menjadi Nyata, Bukan Sempurna."
Suga BTS










Gadis dengan surai hitam legam itu duduk dengan tenang di bangkunya, dengan novel yang ia baca serta earphone yang menyumpal telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan surai hitam legam itu duduk dengan tenang di bangkunya, dengan novel yang ia baca serta earphone yang menyumpal telinganya.

"Guys, gue punya berita yang sangat-sangat mengejutkan seantero sekolah." Dari pintu kelas datang seorang gadis lainnya dengan tinggi semampai, rambut kecoklatan sepanjang pinggang. Wonyoung Alsie.

Minju Arvely mendengus, Wonyoung selalu saja datang membawa berita baru di saat ia tengah fokus belajar dan malah membuat tugasnya tidak kelar-kelar, sebab ia keasikan ghibah bareng temanya itu.

Wonyoung duduk di samping gadis yang tengah membaca novel, ia menyenggol lengan gadis itu.

"Apa, sih?" kesalnya. Jujur ia sangat tidak suka saat ada seseorang yang mengganggunya sedang membaca novel, apalagi di saat adegan yang greget-gregetnya. Padahal novel itu punya Minju:'(

Yena Challistha menarik earphone dari telinganya, siap mendengarkan berita apa yang Wonyoung dapat.

Wonyoung berdehem, memasang wajah seriusnya. "Si Jeongwoo sama Yuna putus."

BRAK'

Saking tidak percayanya Minju menggebrak meja, ia tidak salah dengar 'kan? "Yakin Lo? Halah, Lo bohong 'kan? Mana mungkin mereka bisa putus."

"Yeu, gue juga tau dari pacar gue. Gue juga emang agak gak percaya, tapi tadi pas liat di kantin si Yuna gak duduk bareng Jeongwoo. Padahal 'kan mereka berdua, tuh, pada bucin banget."

"Iya kayak Lo sama si Naruto itu," celetuk Yena.

Wonyoung menoyor kening Yena, "Tolong, deh, beb. Pacar gue namanya Haruto bukan Naruto."

"Sejujurnya typo adalah seni."

Sudah, jangan dilanjutkan pembicaraan mereka yang sangat tidak ada faedahnya.

Jujur saja, saat mendengar ucapan Wonyoung membuat Yena merasa lega. Tapi, ia sadar diri, mau bagaimana pun juga Jeongwoo tidak akan menyukai nya.

Iya, Yena menyukai Jeongwoo. Sudah lama, sih, saat Yena pertama kali masuk ke sekolah ini. Selama itu juga Yena harus menahan rasa sakit saat Jeongwoo bermesraan dengan pacar, eh mantan pacarnya.

Siapa, sih, yang mau sama cewek miskin kayak Yena?

•••



Haruto Wingston sedari tadi ia uring-uringan tidak jelas, bagaimana bisa ia malah dipaksa untuk datang ke club'? Padahal niatnya mau jalan sama pacar malam ini, mumpung besok libur sekolah.

"Udahlah, Pengso. Muka Lo udah merah banget, ogah banget gue anterin Lo pulang."

Jeongwoo Aldebara tidak mendengarkan ucapan kekesalan dari Haruto, ia terus saja menenggak minuman haram itu. Ia tidak peduli, Jeongwoo hanya ingin melupakan rasa sakitnya meski hanya satu detik.

"To, sebenarnya apa, sih, yang kurang dari gue?" tanyanya kepada cowok tinggi di hadapannya.

Haruto mengernyit, mengamati temannya itu dari bawah sampai atas. "Eum, Lo ganteng, sih, tapi masih gantengan gue. Keren juga, tapi kerenan gue. Kurangnya, sih, mungkin Lo agak gelapan dikit."

Yeu, asv Lo.

Ini sebenarnya Haruto muji Jeongwoo atau mau menghina, sih. Udahlah, terserah orang ganteng saja.

Jeongwoo terkekeh, "Gue udah nyaris sempurna, tapi kenapa dia bisa bilang bosen sama gue? Dua tahun ini ternyata dia anggap main-main aja ternyata."

Haruto mendengus, Jeongwoo sudah mulai melantur. Ia harus cepat-cepat membawa Jeongwoo pulang. Takut kalau nanti malah bikin dia malu, padahal dirinya sendiri suka malu-maluin, duh.

"Aduh, kita pulang aja, deh. Lo udah gak sadar kayak gini juga, makanya jadi cowok, tuh, jangan baperan amat. Jangan bucin-bucin banget, gue sama Wonyoung juga biasa aja, tuh."

Hilih, biasa saja gimana kmvng? Tiap ketemu di sekolah nempel mulu kek perangko, tiap hari libur jalan mulu.

"Anjir, berat banget Lo," gerutunya sambil mengangkat tubuh Jeongwoo.

Laki-laki yang sering dipanggil Pengso itu komat-kamit tidak jelas, menyebut-nyebut nama mantan pacarnya. Sesakit itu hati Jeongwoo, ia merasa sudah menjadi laki-laki yang dibodohi oleh seorang gadis.

"Ternyata, semua cewek, tuh, sama aja. Gak tau diri," kalimat terakhir yang Jeongwoo ucapkan sebelum benar-benar masuk ke dalam alam bawah sadarnya.

Haruto bernapas lega, tapi sekarang ia dilanda kebingungan. Antara memilih menginap atau pulang ke rumah.

"Bodo, biarin aja dia sendiri."

Haruto memang teman laknat, teman sedang mengalami keadaan kacau, dia malah memilih pergi.

•••


Pagi ini akan Yena habiskan dengan mencari uang untuk memenuhi tabungan nya. Hidup seorang diri selama ini membuat Yena harus bisa mencari uang sendiri, ia sudah bersyukur bisa mendapatkan beasiswa selama sekolahnya ini.

"Sampai jumpa, jangan lupa untuk mampir kembali." Yena tersenyum kepada pelanggan yang baru saja membayar pesanan nya.

Yena bekerja di sebuah kafe dekat dengan sekolahannya. Tidak hanya hari libur saja, Yena juga setelah pulang sekolah selalu langsung bekerja di sini.

"Yena, jaga dulu kasirnya. Gue mau ke toilet."

Yena mengangguk dan kembali fokus kepada pekerjaan, namun tak lama fokusnya malah jatuh kepada dua orang yang baru saja masuk ke dalam kafe, lalu memilih duduk di tempat yang agak pojok.

Yena tahu betul siapa mereka, ia adalah Jeongwoo dengan kakak kelasnya Siyeon. Ternyata benar, laki-laki itu sudah putus dengan pacarnya.

"Cepet juga dia dapet cewek baru," gumamnya dengan akhiran tersenyum miris.

Yena membuang napasnya panjang, "Udahlah, Yena. Hidup Lo aja masih susah, buat apa urusin cowok."

Gadis itu merogoh saku celananya, menemukan sebuah foto anak laki-laki berusia sepuluh tahun tengah menggandeng seorang anak perempuan berusia enam tahun. Yena tersenyum melihat foto itu, namun ia juga merasa sedih.

"Kak, Kakak di mana? Kenapa Kakak ninggalin Yena sendiri? Yena kangen sama Kakak."

Apa kalian bisa bayangkan? Seorang gadis berusia tiga belas tahun harus hidup sendiri, membiayai kebutuhan sehari-harinya sendiri. Anak lain di usia seperti itu, harusnya menikmatinya dengan kesenangan.

Berbeda dengan Yena yang harus menghabiskan waktunya dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Sang Kakak yang empat tahun lebih tua darinya itu, entah pergi ke mana. Meninggalkan dirinya sendiri di rumah sederhana peninggalan orang tua mereka.

Yena benar-benar gadis malang yang hidup sebatang kara dan cintanya pun bertepuk sebelah tangan.









Next||Delete
PELAMPIASAN
Ft.Park Jeongwoo Treasure

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang