14

935 124 15
                                    


"Karena hati tidak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh."
• Perahu Kertas, Dee Lestari •




Warning!!
1400+ word

Selamat menunaikan ibadah puasa untuk yang menjalankan, semoga lancar satu bulan puasanya!



Yena berjalan di koridor sekolah menuju ke ruang musik, ia akan belajar bermain gitar hari ini agar bisa segera putus dari Jeongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yena berjalan di koridor sekolah menuju ke ruang musik, ia akan belajar bermain gitar hari ini agar bisa segera putus dari Jeongwoo.

Meskipun ragu dan belum yakin akan keputusan, tapi ia harus melakukan ini. Terbebas dari Jeongwoo dan tidak berusaha dengan laki-laki itu. Yena yakin ia pasti akan menemukan laki-laki yang benar-benar mencintainya, bukan karena pelarian saja.

"Yena."

Yena menoleh ke belakang, mendapati sosok Hyunsuk yang berlari menghampirinya.

"Lo ngapain ke sini?" tanyanya dengan napas tersengal-sengal.

Yena kembali melanjutkan langkahnya, diikuti oleh Hyunsuk di sampingnya. "Mau belajar main gitar sama nyanyi, lo mau bantuin gue gak?"

"Tenang aja, gue ajarin. Tapi, kalau nyanyi gue gak bisa, bisanya gue nge-rap," jawab Hyunsuk.

"Gak apa-apa, bantuin belajar gitar aja. Suara gue 'kan bagus cuma dilatih dikit aja."

"Buat apaan emang? Oh, lo mau ikut pentas di festival nanti."

Yena mengangguk mengiyakan ucapan Hyunsuk. Masuk ke dalam ruang musik, mengambil gitar dan duduk di kursi dekat piano.

"Waktu itu lo udah tau 'kan kunci-kuncinya, jadi coba sekarang lo mainin kunci C."

Yena hanya patuh, menuruti semua perintah Hyunsuk. Ia ingin benar-benar bisa dan lancar memainkan gitar.

Hyunsuk juga tidak terlalu kewalahan mengajari Yena, sebab Yena murid yang pintar hanya diajari sekali saja sudah bisa. Coba dulu ia pas belajar, hampir berbulan-bulan baru hafal semua kunci gitar.

Hyunsuk bertepuk tangan dengan gembira saat Yena menyelesaikan satu lagu dengan bermain gitar.

"Wah, lo emang hebat. Gue yakin setelah lo tampil di panggung bakal banyak yang naksir sama lo."

Yena hanya terkekeh mendengar ucapan Hyunsuk, ia rasa itu terlalu berlebihan. Meskipun ia cantik dan pintar, tapi zaman sekarang seseorang pasti lihat dulu isi dompetnya.

Realisasi saja, sekarang itu zamannya harus banyak uang. Karena nyatanya kita tidak akan bahagia kalau tidak ada uang. Saat seorang wanita lebih memilih laki-laki yang banyak uang bukan berarti dia adalah wanita mantre. Saat kita berumah tangga uang pasti butuh untuk makan, jika tidak ada uang bagiamana kita bisa makan? Makan batu? Ya kali!

"Makasih, lo udah banyak bantu gue...Kak Hyunsuk."

Hyunsuk tertawa kecil, mendengar Yena memanggilnya dengan embel-embel kak. "Gak usah formal kayak gitu, lo sendiri yang bilang gue gak pantes buat disopanin."

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang