31

746 75 9
                                    

Cinta terdiri dari satu jiwa yang mendiami dua tubuh
• Aristoteles •


Cinta terdiri dari satu jiwa yang mendiami dua tubuh• Aristoteles •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Part dihapus For the benefit of the publisher)


•••

"Ma, susu Minhoo mana?"

"Yang, dasi yang garis-garis biru mana? Kok gak ada lho."

"Kok nasi gorengnya gak ditambahin kecap, sih, Ma."

"Jas yang baru kemarin di beli ke mana? Padahal semalam aku taro di lemari."

"Mama."

"Sayang."

"Ma."

"Yang."

Minju menggeram dalam diam, ini masih pagi tapi kedua laki-laki itu sudah membuatnya emosi saja. Menjadi istri sekaligus ibu di usia muda memang membuatnya semakin cepat tua, ada saja setiap lagi hal-hal seperti ini.

Dia itu sibuk dengan pekerjaan rumah, masak, nyuci, nyapu, ngepel, nyiram tanaman, dan belum lagi harus ngurus dua bayi yang super manja.

"Astaghfirullah, kalo kayak gini caranya umur gue makin pendek."

Ceklek'

Pintu kamar mandi terbuka dan Minju langsung disuguhkan dengan Minhoo yang memegang gelas kosong.

"Ma?"

"Iya, sayang?"

"Susunya?"

Minju paham anaknya itu pasti mau minum susu, tanpa susu di pagi hari bagaikan pohon tanpa buah.

"Bentar dulu Mama mau pake baju dulu."

Minhoo mengangguk, lalu ia keluar dari kamar kedua orang tuanya untuk menuju dapur. Sementara itu, Jihoon tengah mengobrak-abrik isi lemari. Pakaian laki-laki itu juga masih berantakan, kerah kemeja yang tidak di lipat, rambut belum disisir, dasi yang digigit, ugh macam gembel pula.

"Cari apa?" tanyanya setelah berdiri di samping suaminya itu.

"Jas aku lho, yang baru beli kemarin itu," jawab Jihoon dengan tangan yang sibuk mengoreh sana-sini.

"Bukannya tadi subuh kamu bawa ke ruangan kerja kamu."

Jihoon diam sejenak kemudian dia menepuk jidatnya sendiri, "aku lupa." Laki-laki itu berlari begitu saja menuju ruangan kerjanya.

Minju hanya bisa geleng-geleng kepala, mengambil beberapa baju yang berada di lantai ulah suaminya tadi.

Meskipun awalnya terasa berat, tapi Minju selalu melakukannya tanpa mengeluh. Menjadikan Jihoon suaminya bukanlah suatu hal yang harus ia sesali, justru ia merasa bersyukur akan hal itu.

Minju yang tengah memilih pakaian untuk ia pakai hari ini tiba-tiba saja ada sepasang tangan kekar yang melingkar manis di perutnya.

"Yang, maaf."

Suara serak itu yang selanjutnya terdengar di rungu Minju, siapa lagi jika bukan suaminya hm?

"Kenapa kok tiba-tiba minta maaf?" tanyanya heran.

"Kamu pasti pusing sama capek banget ngurusin aku sama Minhoo."

Minju terkekeh, mengusap pipi suaminya pelan. "Engga kok, aku gak apa-apa."

Jihoon tak menjawab apapun laki-laki itu malah mengecupi leher istrinya, jangan lupakan tangannya yang sudah lincah grepe-grepe sana-sini. Minju masih pake handuk lagi, makin mengundang nafus.

"Yang, masih ada waktu sepuluh menit sebelum berangkat," kata Jihoon dengan suaranya yang sengaja direndahkan.

Jihoon membalikkan tubuh istrinya, mengangkat dagu itu agar mempertemukan dua benda kenyal tak bertulang.

"MAMA, SUSUNYA MANA? MINHOO MAU SUSU!"

Sialan! Kenapa harus datang di saat yang tidak tepat, sih? Batin Jihoon berteriak.












Next||Delete
PELAMPIASAN
Ft.Park Jeongwoo Treasure

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang