"Jangan marah ataupun kecewa jika tiba-tiba saja aku menghilang."
...
highschool au | band au | long ass paraghraps cuz technically i just transferred my writings from ao3 zzz | enemies to lovers
...
Senyum puas terukir di bibir Mark seusai jemarinya yang lincah tuntas mengukir tinta di atas lembaran notepad. Kilatan iris penuh semangat, menahan hasrat tidak sabar untuk memamerkan hasil brainstorming-nya genap empat hari dan tiga malam. Dirinya memang bukan penulis yang andal, namun mengingat usianya yang belum genap 17 dan keberhasilannya merangkum sebuah aransemen orisinil membuat hati kecil Mark cukup berbangga diri.
Sebagaimana seharusnya, Mark datang ke sekolah tepat waktu. Menempatkan bokongnya di atas bangku yang tidak lagi asing, berpakaian rapih dan apik, kembali membuka lembaran tugas sembari menanti satu persatu teman sekelasnya memenuhi ruangan. Dalam benaknya telah terpampang seluruh jadwal pelajaran yang akan ditelannya bulat-bulat hari itu, menghela napas kemudian: melelahkan.
Kedisiplinan dan kerja keras adalah kunci dari segala kebahagiaan yang akan terjamin nantinya, menjadikan Mark sebagai sosok paling berprinsip dan teguh, pantas menyandang predikat siswa teladan dimana pun dirinya berpijak.
"Selamat pagi! Maaf saya datang terlambat!"
Maka Mark tak segan mendecak kasar ketika seseorang yang tidak terduga datang, menyanggah tinggi seluruh prinsip hidupnya, rela tersenyum bodoh demi mengundang tawa.
Berantakan. Sosoknya berpostur ramping, tidak luar biasa tinggi, namun ideal. Rambut gelap berombak yang menjuntai asal dari dalam hoodie kelabu, jas sekolah yang berkerut, celana sekolah yang sedikit menggantung, dan sepasanng sneakers Nike Air Max bertali yang tidak diikat. Sebelah lengannya diangkat tinggi, menyandang ransel Quicksilver hitam di sebelah pundak—dengan santainya cengar-cengir selagi menyerahkan selembar surat izin kepada guru di depan kelas setelah terlambat nyaris 20 menit.
Cengiran itu, astaga.
"Lee Donghyuck, alibi aneh apa lagi yang akan kau gunakan?" guru itu menerima surat dengan ketus, menyiratkan tatpaan sinis ditengah keadaan kelas yang mulai gaduh. "Diculik alien?"
Mungkin hanya Mark yang melihat, namun Donghyuck memainkan lidahnya jengah, sebuah poin buruk dalam kamus etiket hidup seorang Mark Lee.
Menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal, Donghyuck menjawab nyeleneh. "Terlambat bangun, tertinggal bus, dan dihadang seekor anak anjing yang menggemaskan."
Seisi kelas kemudian menimpalinya dalam nada gurau, menyebut Donghyuck berdusta dan mengada-ada dalam gurau.
"Duduk."
Dalam balut pongah, Donghyuck berjalan meninggalkan guru yang kini berkecak pinggang, menahan segala emosi yang berhasil dipancing sang murid. Lain hati, beberapa teman sekelasnya menepuk bahu Donghyuck ringan kala berpapasan, berbagi sepatah gurau, menebar senyum dan sedikit tawa. Semuanya terhenti kala Donghyuck melempar asal tas sekolahnya ke atas bangku yang bersarang di belakang punggung Mark.
Sebuah tepukan di bahu dari jemari yang sudah dihafalnya. Sepasang iris yang mengerling jahil. Otoritas garis keras, menyiratkan dominasi nan ketara yang—sekali lagi— menampar keras harga diri Mark.
"Mohon kerja samanya untuk hari ini, Tuan Dinding."
Tidak ada lagi kata lain yang keluar dari mulutnya. Donghyuck melipat kedua kedua tangannya, menunduk, terlelap di balik kain ransel yang mulai kumal.
Adalah Lee Donghyuck, murid pindahan berparas seelok malaikat, namun tengil setengah mati.
Adalah Lee Donghyuck, sosok ekstrovert bersuara lantang, kerap berujar semaunya, bergaul dan dikenal seluruh penghuni sekolah sekaligus dibenci seluruh guru perihal perilakunya; pemuda berkelakar asing yang selalu tertidur di balik punggungnya.
Adalah Lee Donghyuck, pencetak rekor total nilai ujian minggu tertinggi dalam 4 tahun terakhir, meraih angka sempurna dalam seluruh kuis interim mata pelajaran eksak.
Adalah Lee Donghyuck, empu dari suara semanis persik di tengah musim semi, sosok bebal yang kerap luluh dalam tutur puitis.
Adalah Lee Donghyuck, sosok yang ciptanya seakan rasuk dalam sabda tak terucap, terukir dalam sastra yang tak tertuliskan.
Adalah Lee Donghyuck, tafsir nyata semburat sintesia.
Di atas segala anomali kehidupan, rha porak poranda, dan kecantikan tragedi, dirinya akan selalu berdiri kokoh, tersenyum memandang matahari yang tenggelam bersama eksistensinya.
...
yang ini sebenarnya sebuah intro untuk salah satu cerita berjalan yang kupublikasi di AO3 dengan judul yang sama, tapi rasanya cukup kuat untuk berdiri sendiri di sini. Kalau misalkan banyak yang tertarik, mungkin akan direpublikasi di sini jugaa (ง •_•)ง
terima kasih sudah mampir, semoga kalian suka ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mess
Short StoryTempat dimana Mark dan Haechan dapat menjadi apapun yang mereka inginkan, kumpulan cerita pendek dimana keduanya menjadi tempat untuk saling berlabuh. || ©redwavyorca, 2021.