Kisah April 1

1.6K 215 18
                                    

***

April mematikan ponselnya. Satu menit lalu ia baru saja mengirimkan video kencan Nana dan Galang pada ayah Nana. Tanpa sepengetahuan Saraswati ia melakukan hal itu dengan niat ingin membantu. Nana si bocah genit harus juga merasakan dampak buruk dari kelakuannya agar ia tak lagi menggoda pria beristri.

Ada rasa bahagia di hati April saat bisa membantu sahabatnya walaupun masalah ia sendiri belum ada pencerahan.

April bergegas ke dapur menyiapkan sarapan sang suami yang sedang membersihkan diri di kamar mandi. Meskipun ia memiliki beberapa asisten rumah tangga tetapi untuk menyiapkan keperluan sang suami ia lakukan sendiri.

April membawa segelas teh hangat beserta camilan ke meja yang ada di dekat taman. Suaminya Raden Bei Abimanyu Wiraatmadja telah duduk di sana sambil membaca koran.

"Silakan diminum, Kang Mas."

Abimanyu tersenyum melihat istrinya. "Terima kasih, Diajeng."

Abimanyu melipat koran dan menaruhnya di atas meja. Cangkir teh ia pegang dengan tangan kanan lalu menyesap tehnya kemudian mengambil sosis solo yang tersaji di samping cangkir teh. April duduk setia di dekat sang suami.

"Salon dan spamu gimana perkembangannya?"

"Alhamdulillah, baik, Kang Mas. Semakin hari makin banyak pelanggan, banyak dari kalangan istri pejabat dan artis."

"Bagus, tidak sia-sia modal yang aku berikan. Oh ya, gimana janji dengan dokter Handoyo?"

"Insya Allah lusa kita ke sana, langsung ke rumah sakit bersalin milik beliau."

Abimanyu mengangguk mendengar jawaban April lalu ia berdiri dan pergi ke ruang gym yang ada di rumahnya untuk melakukan olahraga pagi.

April menatap kepergian suaminya. Pria yang dua tahun lebih tua dari dirinya itu masih terlihat sangat fit bahkan bagi mereka yang belum kenal akan mengira Abimanyu masih berusia 30an.

Lusa mereka akan bertemu dokter Handoyo untuk melanjutkan program hamil yang sudah mereka lakukan selama 3 bulan. April dan Abimanyu sudah berkali kali ke dokter dan tabib untuk mengusahakan agar segera memiliki momongan tetapi Tuhan belum juga memberi anugerah itu. Sepuluh tahun sudah usia pernikahan mereka. Kini keduanya mencoba kembali program kehamilan melalui dokter Handoyo yang terkenal bertangan dingin.

Kedua orang tua Abimanyu sangat berharap agar mereka segera memiliki keturunan. Bahkan dua minggu lalu sang ibu mertua datang dan mengungkapkan keinginannya untuk segera memiliki cucu. Keinginan yang disertai saran yang menakutkan bagi April.

***

Abimanyu duduk di ruang keluarga bersama ibunya sementara April pamit untuk melakukan mandi sore.

"Abi, sudah berapa tahun usia pernikahan kalian?"

"Sepuluh tahun, Kanjeng Ibu."

"Sudah lama tapi belum juga punya keturunan. Apa kalian KB?" Perempuan bersanggul yang berusia 60 tahun itu penasaran.

"Tidak, Kanjeng Ibu."

"Atau usaha kalian kurang maksimal?"

"Kanjeng Ibu, kami sudah berusaha ke mana-mana."

"Ck... jangan-jangan istrimu itu mandul."

"Kami berdua sudah cek ke dokter dan sama-sama normal, mungkin Gusti Allah belum berkenan memberi kami keturunan."

"Tapi ini sudah sepuluh tahun, Abi."

"Mungkin kami memang masih harus bersabar."

"Keturunan itu penting, trah keluarga kita harus ada yang meneruskan. Kamu anak satu-satunya masa berhenti di kamu."

"Kanjeng Ibu jangan berpikir negatif dulu, mungkin memang belum waktunya."

"Apa ndak sebaiknya pakai cara lain? Daripada ke dokter tapi juga ndak berhasil."

"Maksud, Kanjeng Ibu?"

"Menikah lagi, cari perempuan yang subur yang bobot bebet bibitnya bagus lalu kamu nikahi."

"Maaf, Kanjeng Ibu. Abi tidak setuju."

"Gak papa toh punya istri lebih dari satu? Tidak melanggar aturan mana pun."

"Tapi Abi ndak mau menduakan April."

"Begini saja, Ibu yang akan mencarikan buat kamu. Dua minggu lagi Ibu akan ke sini bawa perempuan yang bakal jadi ibu dari anak-anakmu."

"Jangan lakukan itu, Abi mohon."

"Itu sudah jadi keputusan Ibu, Romomu juga pasti setuju dengan usul Ibu. Trah keluarga ini harus diteruskan."

Tanpa mereka ketahui April mendengar perbincangan keduanya. Setelah mandi tadi April berencana ke ruang keluarga lalu saat mendengar ibu mertuanya mengusulkan agar Abimanyu menikah lagi ia terdiam dan menyimak di balik lemari kaca.

April tahu ibu mertuanya adalah perempuan keras kepala yang keinginannya pasti terwujud. Karena itu ia harus bersiap dengan segala kemungkinan.

***

A-pel (Anti Pelakor) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang