April dan Abimanyu keluar dari mobil yang mereka tumpangi setelah sebelumnya mengunjungi Dokter Handoyo.
Siti sang asisten rumah tangga segera menghampiri majikannya. Di depan pintu berdiri seorang wanita berkebaya marun dan bersanggul, dialah Ibu mertua dari April.
"Kanjeng Ibu," Abimanyu mempercepat langkahnya diikuti April.
Abimanyu dan April mencium punggung tangan wanita baya itu setelah sebelumnya mengucapkan salam.
"Kanjeng Ibu datang kok nggak ngabarin dulu?" tanya April.
"Mau ke rumah anak sendiri gak usah ngabarin dulu ndak pa-pa toh." Ibu mertua April berkata tajam.
April merasa sedikit tersindir atas ucapan ibu mertuanya. Ia menunduk.
"Kanjeng Ibu sudah makan?" tanya Abimanyu.
"Belum."
"Kalo begitu biar aku segera siapkan."
"Sebentar," sela ibu mertua menghentikan langkah April.
Seorang perempuan berambut ikal sepunggung keluar dari toilet untuk tamu. Floral dress putih yang ia kenakan sangat pas di tubuhnya, riasan wajah yang flawless juga menambah kesan elegan dan segar. Dengan penuh percaya diri ia melangkah sambil tersenyum.
"Marisa, kenalkan ini Abimanyu anak Bu Lik dan ini istrinya, April."
Marisa mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis pada Abimanyu dan April. Mereka bersalaman. Perasaan April tak enak, apa wanita ini yang dikatakan ibu mertuanya dua minggu lalu? Pertanyaan itu mengusik benak April.
"Marisa, bantu April menyiapkan makan siang yang kita bawa." titah sang ibu mertua.
"Iya, Bu Lik." Marisa lalu mengambil paper bag yang ada di dekat sofa.
"Ayo kita ke dapur." April berkata dengan malas.
April melangkah ke dapur diikuti oleh Marisa yang berjalan dengan semangat.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya April, ketus.
"Bu Lik ajak saya kenalan dengan Kang Mas Abimanyu."
Bu Lik sebuah panggilan dari seorang keponakan untuk adik dari ayah atau ibu, tapi April tahu Marisa bukanlah anggota keluarga Abimanyu karena selama sepuluh tahun pernikahan mereka baru kali ini ia bertemu Marisa. Dan satu panggilan yang sangat mengusik benak April yaitu Kang Mas.
"Kang Mas?! Dia suamiku yang boleh memanggil dengan sebutan itu cuma aku." tegas April.
Marisa terdiam sambil mengulum senyum lalu melanjutkan kegiatannya memindahkan berbagai makanan yang dibawa oleh perempuan yang ia panggil Bu Lik itu.
Tidak berapa lama makanan telah tersaji di atas meja makan. April menyiapkan minuman dan Marisa melangkah menuju ruang tamu.
"Bu Lik, Kang Mas, makanannya sudah siap." Marisa berkata ramah.
"Ayo kita makan," Ibunda Abimanyu segera berdiri dan menuju ruang makan diikuti oleh putra semata wayangnya.
"Marisa, kamu duduk di sini." ucap wanita yang masih cantik di usia bayanya itu pada Marisa.
April terkejut pasalnya kursi yang dipersilakan untuk diduduki Marisa adalah kursinya yang berada di kanan kursi Abimanyu dan sang mertua duduk di sebelah kiri kursi Abimanyu.
April memilih duduk di samping Marisa dengan muka masam. Abimanyu merasa tak enak hati pada sang istri.
Setelah mereka berdoa sejenak tiba-tiba Marisa mengambilkan Abimanyu secentong nasi dan menaruhnya di piring.
"Gak usah," tolak Abimanyu.
"Biarkan dia, Abi. Biar latihan melayani suami." kata sang ibunda.
Hati istri mana yang tak panas melihat adegan semacam itu di depan mata.
"Tapi istri aku itu April, Kanjeng Ibu. Seharusnya April yang melakukan itu. "
"April kan duduknya jauh dari kamu, Marisa yang terdekat." Sang ibu beralasan.
Abimanyu lalu berdiri dan pindah duduk di sebelah April. Tindakannya mendapatkan tatapan tajam dari sang ibu.
"Aku mau duduk di samping istriku." kata Abimanyu mantap.
Tindakan Abimanyu seketika mengikis kekesalan di hati April. Suaminya ternyata masih sangat menyayanginya dan menjaga perasaannya.
"Aku ambilkan piring dulu," kata April.
"Nggak usah, aku makan dari piringmu saja. Kita makan sepiring berdua."
Mendengar perkataan suaminya, April terharu. Ingin sekali ia memeluk sang suami saat itu juga.
"Kayak orang miskin aja, sepiring berdua," sindir ibunda Abimanyu.
"Bu Lik, mungkin Kang Mas Abimanyu ingin suasana romantis dengan Mba April." Marisa tampak tersenyum.
"Udah tua ndak usah pake romantis-romantisan. Seperti ABG saja."
"Bu Lik, Marisa suka lelaki seperti Kang Mas Abimanyu yang masih romantis walau di usia yang tak lagi muda."
"Kalau begitu cari priamu sendiri supaya kamu diromantisin," balas April tajam.
"Aku maunya yang seperti Kang Mas Abimanyu."
"Sudah-sudah, gak usah bahas itu. Lebih baik kita semua makan." Abimanyu menyela perdebatan yang baru saja dimulai antara April dan Marisa. Kemudian mereka semua makan tanpa banyak bicara lagi.
Sore menjelang, ibunda Abimanyu telah siap pulang. Abimanyu dan ibunya sedang duduk menunggu sang supir menyiapkan mobil. Sementara April sedang pergi ke salon miliknya dan Marisa ikut bersamanya.
"Ibu titip Marisa di sini, ajak dia jalan-jalan biar kerasan."
"Kanjeng Ibu, saya sibuk kerja ndak mungkin ajak Marisa jalan-jalan. Lagi pula kenapa dia harus menginap di sini, apa tidak ada keluarganya?"
"Abi, ingat perkataan ibu dua minggu lalu? Untuk itulah Marisa di sini."
"Abi sudah sampaikan kalau tidak ingin menduakan April, kenapa Kanjeng Ibu masih membawa Marisa?"
"Selama istrimu belum hamil, Marisa tetap di sini. Tidak ada penolakan."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/136158005-288-k996337.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A-pel (Anti Pelakor)
Conto" Tutup semua celah untuk para pelakor" 5 wanita beda usia, beda profesi, beda latar belakang berkumpul bersama demi menjaga keutuhan rumah tangga mereka dari makhluk yang bernama pelakor (perebut lelaki orang). A-pel, Anti pelakor akan melakukan a...