Kisah April 5

1.2K 189 34
                                    


Ivanka tak tega melihat sahabatnya menangis, ia mendekat dan memeluk April erat.

"Mba, tenang dulu. Belum tentu Mas Abi kayak gitu." Ivanka mengusap bahu April.

"Buktinya udah jelas, kissmark, rambut yang berantakan. Laki-laki emang gak ada yang setia," umpat April.

Ivanka melepaskan pelukannya lalu menatap wajah April yang masih basah.

"Belum tentu Mas Aby yang lakukan itu. Mba April lihat kejadiannya?"

April memberi gelengan kepala, sebagai jawaban.

"Apalagi Mba gak lihat, jangan sembarangan nuduh suami Mba begitu."

Sesungguhnya Ivanka juga tidak terlalu yakin dengan ucapannya. Ia hanya ingin menenangkan April agar bisa berpikir jernih.

"Tapi dia keluar dari ruangan Mas Abi," bantah April.

"Ivanka benar, sebaiknya kita cari bukti yang lebih kuat," sahut Julia yang baru saja datang bersama Annisa.

"Iya, jangan berprasangka buruk dulu." Annisa menimpali.

April menoleh. "Mba Julia, Annisa. "

Selama di perjalanan tadi April sudah lebih dulu menelpon kakaknya. Sementara Annisa yang berniat mampir ke kafe setelah berbelanja bertemu Julia di parkiran.

Julia duduk di hadapan adiknya, di samping Julia ada Annisa yang duduk sambil sesekali mengusap anaknya yang ada dalam gendongan.

Mereka berbincang cukup lama, menyiapkan segala hal untuk membuktikan perselingkuhan Abimanyu dan bagaimana cara menyingkirkan Marissa dari kehidupan pernikahan April.

***

April pulang ke rumah dalam keadaan yang lebih baik. Emosinya sudah stabil dan mampu tersenyum kembali.

"Hai, Mba April," sambut Marissa ceria dengan rambut basah setelah keramas.

"Hm," jawab April dingin.

April segera masuk ke dalam kamarnya lalu membersihkan diri. Suaminya sebentar lagi pulang, ia ingin menyambut Abimanyu dalam keadaan terbaik.

April mengoleskan lotion setelah mandi, beberapa langkah yang tadi dibicarakan bersama kakak dan teman-temannya ia hapal di kepala.

Aku harus pastikan bagaimana sikap Mas Abi pada Marissa. Kalau mereka ada affair pasti akan terlihat.

Suara mobil memasuki pekarangan rumah menghentikan Marissa dari lamunannya. Ia bergegas menuju ke pintu untuk menyambut suaminya.

Pintu rumah telah terbuka dan yang membuka adalah Marissa, langkah April terhenti. Marissa berdiri penuh senyum menyambut Abimanyu. April ingin melihat interaksi keduanya, ia bersembunyi.

"Mas Abi," sambut Marissa.

"Mana istriku?" tanya Abi dengan nada kasar.

"Mba April lagi mandi, Mas. Sini tasnya aku bawain."

Abimanyu tidak memberikan tasnya pada Marissa justru memicingkan mata melihat Marissa yang memakai mini dress berwarna pink.

"Kenapa Mas ngeliatin aku? Aku cantik ya?"

Abimanyu tidak menjawab, ia melangkah melewati Marissa masuk ke dalam rumah.

April benar-benar bersyukur melihat reaksi suaminya yang sesuai harapan. Ia segera keluar dari tempatnya sembunyi lalu dengan penuh keceriaan menyambut sang suami.

Malam hari saat Abimanyu berada di ruang kerja, April membuka gawainya, ada pesan dari sekretaris suaminya. Siang tadi setelah mendapatkan pencerahan ia menugaskan sang sekretaris untuk mencari rekaman video CCTV di ruangan Abimanyu.

April membuka rekaman video itu dengan harap-harap cemas. Ia menyaksikannya berkali-kali. April merasa lega suaminya tetap setia.

***

"Kang Mas, maafin aku gak bisa ikut, " sesal April yang bergelung di balik selimut.

Abimanyu merapikan dasinya lalu menoleh ke arah April. "It's oke, kamu kan lagi gak enak badan."

Malam ini seharusnya April menemani suaminya menghadiri sebuah undangan pesta dari rekan perusahaan mereka. Namun karena April sejak pagi tidak enak badan ia urung melakukannya.

April melepas kepergian suaminya dari atas tempat tidur, rasa pusing hebat yang ia rasa membuatnya tak mampu bangun.

15 menit setelah kepergian Abimanyu, Siti sang asisten rumah tangga datang mengantarkan makanan untuk April.

"Makasih," lirih April.

"Bu, saya bukannya mau ganggu Ibu nih, tapi...." Siti tampak ragu mengutarakan isi kepalanya. Telunjuknya tampak beberapa kali menyentuh bibir.

"Tapi apa?"

"Mm ... Mba Marisa...." Siti tak pernah merasa sebingung ini sebelumnya. Jika ia sampaikan berita ini ia khawatir akan berakibat buruk pada kesehatan majikannya dan kalau tidak disampaikan ia juga khawatir rumah tangga majikannya jadi taruhan.

"Marisa kenapa?"

"Tadi pergi,"

"Ke mana?"

"Ke hotel tempat Bapak pergi, Bu."

Mendengar jawaban Siti, rasa tak enak masuk ke benak April. Untuk apa Marissa datang ke hotel yang sama dengan Abimanyu? Pertanyaan itu bergulir di kepalanya.

April mengambil napas dalam-dalam. Nalurinya sebagai istri mengatakan ia harus berbuat sesuatu. Ia mengambil gawai dan mengabarkan hal itu di grup whats app The A-Pel.

***
Ivanka dan Saraswati memasuki loby hotel dengan tergesa-gesa mereka menuju ballroom tempat diadakannya pesta. Belum sampai di ballroom, dari jauh mereka melihat Marissa yang bergaun putih panjang dengan belahan sepaha berciuman dengan Abimanyu lalu masuk ke dalam lift.

A-pel (Anti Pelakor) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang