Marissa keluar dari kamarnya tepat jam 10 pagi. Ia telah siap dengan celana jeans ketat, blouse putih lengan pendek dan sepatu berhak tinggi."Kamu mau ke mana?" tanya April yang juga telah bersiap untuk pergi bertemu salah satu klien di spa miliknya.
"Ada janji sama teman?"
"Janji? Emang kamu punya teman di daerah sini?"
"Ya punya dong, Mba April. Aku kan bukan cewek kuper yang gak punya teman." Marisa mengibaskan rambut sebahunya.
"Ck." April melangkah pergi.
"Mba April mau ke mana? Nebeng dong,"
"Enak aja mau nebeng. Naek ojek online sana!"
April berlalu pergi dan Marissa tersenyum.
***
Marissa melangkah pasti memasuki sebuah lift di sebuah gedung perkantoran. Di tangannya ia membawa sebuah paperbag dengan logo restoran ternama.
Keluar dari lift Marissa menuju satu satunya ruangan yang ada di lantai itu. Masuk ke dalam ruangan seorang wanita yang usianya tak jauh darinya menyambut.
"Siang, Bu. Ada perlu apa?"
"Saya ingin bertemu Pak Abimanyu, kanjeng ibu mengutus saya."
Wanita itu tampak menggunakan pesawat telepon di hadapannya untuk mengkonfirmasi lalu mempersilakan Marissa untuk masuk ke ruangan Abimanyu.
"Mas Abi," panggil Marissa sesaat setelah menutup pintu sambil melangkah mendekati Abi.
Abi yang sedang sibuk dengan macbook di hadapannya menoleh. "Mau apa kamu ke sini?"
"Bukannya kanjeng ibu sudah bilang."
Abimanyu tampak mengernyitkan kening. Perempuan yang sekarang berdiri di hadapannya itu merubah panggilan pada ibunya yang tadinya Bu Lik menjadi Kanjeng Ibu.
"Iya, beliau sudah bilang tadi kalau kamu akan datang tapi untuk apa kamu datang?"
Marissa mengangkat tangannya yang memegang paper bag. "Ini dari resto kesukaan Mas Abi, makan yuk."
"Saya biasa makan siang dengan April istri saya."
"Mba April lagi ada meeting dengan klien, gak ada salahnya makan siang sama aku."
Gawai Abi berdering, sebuah panggilan masuk dari sang ibu.
".... "
"Iya, Kanjeng Ibu. Marissa sudah di sini."
".... "
"Tapi April belum datang."
".... "
"Baiklah."
Abimanyu tampak bermuka masam saat menutup pembicaraan dengan ibunya. Keinginan Marissa bisa ia tolak tapi permintaan ibunya terpaksa ia ikuti.
Abimanyu melihat ke arah Marissa yang sedang menata makanan di atas meja tamu.
Hanya 10 menit dan ia harus pergi dari ruanganku. Demi ibuku.
"Ayo, Mas. Kita makan," ajak Marissa.
Abimanyu berdiri lalu melangkah dan duduk di sofa. Di sebelahnya Marissa menyodorkan satu porsi mie goreng jawa padanya. Abimanyu menerima tanpa banyak kata.
Tiba-tiba jemari Marissa menyentuh sudut bibir Abimanyu saat ia sedang mengunyah.
"Ada makanan," kata Marissa sambil berpura-pura mengambil sesuatu dari sudut bibir Abimanyu.
Abimanyu menepis tangan Marissa. "Saya bisa sendiri membersihkannya."
"Gak papa, Mas. Sekali-kali aku bantu."
"Gak perlu."
Marissa tampak memanyunkan bibirnya mendapat reaksi dari Abimanyu.
"Aku sudah kenyang, segera pergi dari sini. Pekerjaan menunggu." usir Abimanyu pada Marissa sambil menaruh wadah makanannya ke atas meja.
Abimanyu kembali ke kursi kerjanya. Marissa mengembuskan napas kasar, kecewa dengan reaksi Abimanyu.
Marissa mengacak rambutnya dan membuka dua kancing depan blouse nya tanpa sepengetahuan Abimanyu. Lalu ia berdiri dan berjalan menuju ke pintu.
Tepat saat membuka pintu ada April di hadapan Marissa. April tampak melotot melihat penampilan Marissa yang terlihat berantakan dan ada bercak merah di dekat belahan dadanya.
"Kamu...." April tak meneruskan ucapannya.
Marissa tersenyum sambil menatap April yang terlihat kesal. "Aku pulang dulu, Mba."
Marissa melewati tubuh April yang membeku di pintu.
***
April mengurungkan niatnya bertemu sang suami untuk makan siang bersama. Kini ia ada di kafe milik Ivanka, duduk diam dan sesekali air matanya menetes.
"Mba April, kok gak bilang kalo ke sini. Untung tadi pegawaiku bilang." Ivanka duduk di depan April.
"Tadi kebetulan lewat jadi mampir."
"Mba keliatan sedih, kenapa?"
"Mas Abi... selingkuh."
Ivanka menutup mulutnya dengan telapak tangan. Ia sungguh terkejut karena selama ini yang ia tahu Abimanyu adalah pria setia.
"Sama Marissa?"
"Iya."
"Mba tau dari mana kalo Mas Abi selingkuh?"
April menarik napas lalu mengembuskan perlahan, berusaha menenangkan diri.
"Tadi dia keluar dari ruangan Mas Abi. Rambutnya berantakan dan ada kissmark di dadanya."
"Oh my God."
"Aku harus gimana?" Air mata kembali mengalir dari netra bening April.
![](https://img.wattpad.com/cover/136158005-288-k996337.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A-pel (Anti Pelakor)
Cerita Pendek" Tutup semua celah untuk para pelakor" 5 wanita beda usia, beda profesi, beda latar belakang berkumpul bersama demi menjaga keutuhan rumah tangga mereka dari makhluk yang bernama pelakor (perebut lelaki orang). A-pel, Anti pelakor akan melakukan a...