Julia dan April sampai di sebuah kafe. Kafe dengan konsep kekinian yang tempatnya instagramable, banyak muda-mudi yang datang ke sana untuk sekedar hangout dan melakukan sesi foto-foto."Van, gue udah di sini." April berbicara dengan seseorang di ponselnya.
"...."
"Ok,"
Masuk ke dalam kafe, April dan Julia disambut oleh wanita cantik berambut coklat dengan tinggi 172 cm, bola matanya abu-abu menandakan ia bukan asli Indonesia.
"April," sambut Ivanka dengan wajah semringah. Lalu bersalaman dan saling cipika cipiki.
"Kenalin, ini Mba Julia, kakak gue."
"Kakak yang sering lo ceritain?"
"Iya,"
"Wow, it's an honour to meet you." Ivanka menyalami Julia.
Julia tersenyum, ia masih mengamati gerak gerik Ivanka.
"Gue udah sediain tempat khusus buat kita. Yuk, " Ivanka mengajak April dan Julia menuju ruangan privat di cafe nya. Ruang khusus yang disediakan untuk pelanggan yang membutuhkan privasi.
Setelah Julia dan April duduk, seorang pelayan datang menyediakan minuman dan kudapan ringan.
"Gue urus sesuatu dulu ya. Mba Julia silakan dinikmati hidangannya."
Ivanka berlalu pergi dari ruangan itu. Ia menuju ruang khusus karyawan untuk memberi berbagai instruksi karena selama satu jam ke depan ia akan asik berbincang dengan teman-temannya.
April menyesap orange jus sambil melihat ke arah pintu. Di sana seorang perempuan berusia 32 tahun masuk. Ia menggunakan seragam khas Pegawai Negeri Sipil dan tas yang dicangklongkan di lengan kanannya. April berdiri menyambut temannya yang kian mendekat.
"Sorry, gue baru sampe. Kelas gue tadi rusuh, murid gue berantem rebutan cewek."
"Sekelas?"
"Iya, haduh ribet deh kalo cinlok. Betewe ini kakak lo yang lo bilang?"
"Iya."
Julia berdiri dan menyalami teman April yang terlihat sangat ramah itu.
"Saraswati."
"Julia."
Saraswati duduk di samping April dan langsung menyesap jus alpukat di hadapannya.
"Ada kabar dari Annisa?" tanya April pada Saraswati.
"Belum ada kabar apa pun. Paling dia sibuk sama baby nya."
"Dia itu harusnya ikuti saranku untuk pakai baby sitter, ini malah urus bayinya sendiri jadi repot gak bisa ke mana-mana."
"Lo tau sendiri dia gimana. Anak-anaknya itu prioritas dia, gak bakal mau dia pakai baby sitter."
"Tapi kan dia jadi gak bebas, ke mana-mana bawa bayi. Rempong."
"Nanti juga lo kalo punya bayi kayak gitu."
Mendengar ucapan Saraswati April terdiam, matanya menerawang. Julia yang ada di sampingnya mengusap bahunya perlahan.
Saraswati merasa bersalah. "Sorry, "
April menggeleng lemah. "Gak papa."
Ivanka datang membawa sebuah nampan berisi makanan sambil tersenyum semringah lalu menaruh hidangan di atas meja. "Cobain nih potato wedges spesial kafe gue. Ini dua jenis saus racikan terbaru cafe ini."
Saraswati langsung mengambil sepotong potato wedges dan mencoleknya pada saus berwarna merah di hadapannya. Begitu hidangan tersebut masuk ke mulutnya, mata Saraswati membola. "Enak banget, sausnya juga pedesnya pas."
"Tapi yang ini sausnya gurih, enak dan gak bikin eneg." komentar April.
"Ayo, Mba Julia cobain!"
Mendapat tawaran dari pemilik kafe Julia tidak menolak, ia pun mencoba menu baru tersebut. "Mm... enak."
Ivanka memang acap kali mengajak teman-temannya datang untuk mencoba menu baru yang ia sediakan. Jika teman-temannya berkata enak makan menu tersebut akan dipajang di kafenya.
"Annisa lama banget sih," keluh April.
"Iya, gak asik kalo kita mulai tanpa dia." Ivanka menambahi.
"Tuh, dia dateng. " April menunjuk ke arah pintu yang terbuka menampakkan seorang perempuan berhijab syar'i sambil mendorong kereta bayi.
"Assalamu'alaikum, maaf telat. Tadi aku udah siap-siap eh Khansa pup jadi nunggu dia selesai pup dan bersih-bersih dulu deh." terang Annisa.
"Waalaikum salam. Duduk dulu terus minum, kamu pasti cape." Ivanka menarik kursi untuk diduduki Annisa.
Kelima orang itu lalu menikmati hidangan sambil berbincang-bincang.
"Jadi kalian ajak saya kemari ada keperluan apa?" tanya Julia.
"Mau konsul." jawab Saraswati.
"Aku sih mau denger cerita Mba Julia." kata Annisa sambil memperbaiki posisi anaknya yang tertidur di kereta bayi.
"Konsul apa? Cerita apa?"
"Pelakor, Mba." Kali ini Ivanka yang bicara.
"Jadi kami ini bertemu di medsos, Mba. Kami memiliki masalah yang sama yaitu suami yang didekati para pelakor. Mba Julia kan pengalaman, kami mau minta saran harus gimana agar pernikahan kami bisa diselamatkan dan bagaimana agar para pelakor itu pergi jauh-jauh dari suami kami." April menjelaskan.
Julia mengangguk-angguk mendengar uraian adiknya.
***
Kunjungi akun aku di kbm aplikasi, ada cerita yang gak ada di wattpad loh. Akunnya : BahiyaPadmi
KAMU SEDANG MEMBACA
A-pel (Anti Pelakor)
Historia Corta" Tutup semua celah untuk para pelakor" 5 wanita beda usia, beda profesi, beda latar belakang berkumpul bersama demi menjaga keutuhan rumah tangga mereka dari makhluk yang bernama pelakor (perebut lelaki orang). A-pel, Anti pelakor akan melakukan a...