"Bagaimana keadaannya, dok?" Kyungbin bertanya dengan nada khawatir sambil mengelus rambut anaknya yang masih tak sadarkan diri sampai sekarang.
"Anak Anda baik-baik saja. Setelah diperiksa, ia hanya kelelahan biasa. Tetapi kedua telapak kakinya cukup melepuh akibat terkena air panas. Ia harus di rawat sementara disini untuk mendapat perawatan lebih dan tak boleh banyak berjalan terlebih dahulu. Kakinya juga harus sering diolesi dengan salep agar lukanya bakarnya diobati dari dalam dan luar tubuh." Dokter menjelaskan dengan detail kepada Kyungbin sambil menuliskan resep obat. Setelah itu ia memberikannya pada Kyungbin, "Ini adalah salep dan obat yang harus Anda tebus di apotek rumah sakit ini."
"Dia akan segera bangun. Biarkanlah tubuhnya beristirahat terlebih dahulu. Jika butuh bantuan, silahkan tekan bel disana dan perawat akan segera datang untuk memeriksa," jelas Dokter sambil menunjuk sebuah bel rumah sakit tepat di samping ranjang pasien.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu." Dokter pun mengakhiri kalimatnya dengan sopan lalu meninggalkan keluarga pasien.
"Terima kasih, dokter." Kyungbin tersenyum lega mendengar penjelasan dokter bahwa anaknya tidak mengalami penyakit serius dan hanya kelelahan.
"Jaehyun, Taeyong, saya titip anak saya sebentar. Saya akan menebus obat terlebih dahulu." Tanpa meminta persetujuan dari kedua pria tersebut, Kyungbin beranjak pergi meninggalkan mereka berdua dengan Jisoo yang masih terlelap.
Kini Jaehyun menatap serius Taeyong, ia mencurigai pria tersebut.
"Kenapa Anda terlihat sangat peduli dengannya?" Ucap Jaehyun tanpa basa-basi. Seketika aura diantara mereka berdua tampak lebih dingin.
Taeyong langsung mencerna ucapan Jaehyun. Ia sadar pria itu cemburu, "Saya khawatir, dia teman saya."
"Teman? Saya rasa kau merasakan apa yang saya juga rasakan padanya." Jaehyun tak berhenti, ia belum mendapatkan jawaban yang ia mau.
"Maksud Anda?" Taeyong mengernyitkan dahi.
"Jangan berbohong, kau menyukainya, bukan?"
Belum sempat Taeyong membalas, rengkuhan Jisoo mengalihkan perbincangan keduanya. Sekarang mereka berdua kini lebih fokus dengan kesadaran serta kesembuhan Jisoo.
Jisoo berusaha memperjelas penglihatannya yang masih buram. Ia berkedip beberapa kali sampai akhirnya melihat Taeyong dan Jaehyun berdiri tepat di samping kanan dan kirinya. Setelah sadar sepenuhnya, Jisoo mulai merasakan rasa perih di area kedua kakinya. Ia baru teringat jika kakinya tersiram teh panas karena tiba-tiba saja dirinya merasa pusing saat hendak membawa minuman untuk semua orang. Jisoo tak mengerti, apa yang terjadi pada dirinya sehingga bisa seperti itu. Entah kenapa pusing yang ia alami tadi itu terasa seperti kepalanya ditusuk oleh sesuatu, sakit yang begitu menyeramkan sampai berhasil membuatnya pingsan.
Jaehyun berusaha menepatkan atensi Jisoo padanya, ia tak mau lagi dan lagi menjadi yang kedua karena kehadiran Taeyong, "Sayang ... Masih ada yang sakit? Coba bilang padaku."
"Kakiku, perih ..." Jisoo berusaha mengintip kedua kakinya. Ia melihat kedua kakinya masih sedikit kemerahan melepuh.
"Tidak akan lama lagi kakimu sembuh. Aku akan merawatmu," Jaehyun dengan sengajanya mengecup bibir ranum sang kekasih untuk menenangkannya.
Taeyong sedikit terbelalak, ia tak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya dan hanya bisa berdeham setelah melihat romansa sepasang kekasih itu.
"Jisoo, cepatlah sembuh. Aku izin pamit dulu. Sampaikan salamku pada appa-mu. Permisi." Taeyong membungkukkan punggungnya sebentar dan berniat meninggalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Found You [TaeSoo]
FanficTentang kembali dengan masa lalu atau menciptakan kehidupan baru. ..... Kim Jisoo hanyalah wanita biasa, seperti terlihat tidak ada yang spesial dari dirinya. Meskipun begitu, wanita itu memiliki hati yang lembut bak seorang dewi. Dan entah bagaima...