*****
Seorang pria duduk di atas ranjangnya sambil menatap kosong ke arah jendela kamar yang menembuskan cahaya matahari, pertanda bahwa sang mentari mulai memperlihatkan jati dirinya di ufuk timur. Tatapan pria itu kosong, bahkan ia lupa kapan terakhir kali berkedip karena hanya termenung menatap kosong ke benda bening itu.
Tak lama kemudian ia melihat ke arah sebuah figura foto di atas nakas samping tempat tidurnya. Seharusnya ada sebuah foto disana. Namun, yang terlihat kini hanyalah figura kosong tanpa ada foto yang seharusnya terpajang di dalamnya. Kemana foto yang seharusnya terpampang di dalamnya? Seseorang telah mengambilnya dari sana secara diam-diam ketika pria tersebut terlelap tidur semalam.
Seketika amarah pria itu memuncak, wajah yang awalnya datar berubah jadi kemerahan dengan pelipis yang menampakkan uratnya karena menahan emosi yang meluap-luap. Ia keluar dari kamarnya sambil meneriaki nama seseorang yang sama berkali-kali dengan nada kesal.
"Lee Doyoung! Di mana kau?!" Teriak lelaki berbibir tipis itu dengan sorot mata tajamnya yang melihat seluruh penjuru isi rumah.
Tak lama, seseorang datang dengan tergesa-gesa menghampirinya setelah mendengar namanya disebut.
"Ada apa, hyung?" Tanyanya ditengah kedatangannya dengan setengah berlari. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia masih mengunyah makanan sarapan.
"Kemana foto dalam figura di samping tempat tidurku?! Aku yakin, pasti kau yang telah mengambilnya, benar 'kan, Lee Doyoung?!" Tanya pria itu masih dengan amarah yang sama.
Pria yang bernama 'Lee Doyoung' itu berupaya menelan makanannya dengan cepat sebelum akhirnya mengambil napas dan membalas pertanyaan pria tersebut, "Iya, aku yang mengambilnya."
"Keparat kau!" Tangan pria itu mulai naik dan seperti hendak memukul Lee Doyoung.
Doyoung menggertak dan tak takut dengan ancaman pria dihadapannya. Ia malah dengan sengaja menepuk pipinya sendiri, seakan memberikan izin agar pria itu meninjunya, "Kenapa? Mau pukul aku lagi? Silahkan kalau itu bisa membuat hyung melupakan wanita itu," tanpa ia sadari matanya mulai berkaca-kaca, "Sadarlah hyung, dia sudah mati! Kau harus pahami itu, Taeyong hyung!"
Tidak ada jawaban dari pria yang dipanggil Taeyong tersebut.
"Aku yang mengambil barang terakhir kenang-kenanganmu dengannya. Aku sengaja melakukannya karena kamu terus menyebut namanya setiap waktu dan berpikir seolah-olah dia masih hidup. Dia sudah lama pergi, hyung. Ini sudah setengah tahun berlalu semenjak ia benar-benar pergi, jadi tolong lupakan dia. Perlu aku katakan berapa kali lagi? Dia sudah pergi!" Ucap Doyoung dengan penekanan setiap kata di akhir kalimatnya. Perlahan, pria itu juga tak bisa menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Found You [TaeSoo]
Fiksi PenggemarTentang kembali dengan masa lalu atau menciptakan kehidupan baru. ..... Kim Jisoo hanyalah wanita biasa, seperti terlihat tidak ada yang spesial dari dirinya. Meskipun begitu, wanita itu memiliki hati yang lembut bak seorang dewi. Dan entah bagaima...