WIFY 09 : Dia tahu

160 26 1
                                    

Dalam keadaan yang masih terlelap tidur, Taeyong perlahan meraba-raba kasurnya. Perlahan menyadari ada yang aneh dan tidak ada tubuh Jisoo di sana, seketika membuat pria itu bangkit dari ranjangnya dan membuka pintu dengan keras hingga membuat semua pelayan yang mendengar itu tertuju padanya. Kini Taeyong sudah terlihat marah saat pagi-pagi buta ketika matahari belum timbul sempurna.

"Jisoo! Di mana Jisoo!" Teriak Taeyong hingga seseorang keluar dari kamar Chaeyoung.

Dengan langkah irama yang dipercepat, Taeyong menghampiri Jisoo dan langsung memeluknya. Ekspresinya lebih terlihat seperti orang yang ketakutan.

"Kenapa pergi? Jangan tinggalkan aku sendirian." Taeyong mengeratkan pelukan dan hampir membuat Jisoo sesak dibuatnya.

"Aku hanya pergi ke kamar Chaeyoung 10 menit yang lalu, Taeyong ... Aku terbangun lebih dulu tadi." Jisoo dengan lemah lembutnya mengusap lembut punggung pria itu.

Taeyong melepas pelukannya dan memegang kedua pundak wanita itu. Jangan lupakan pula tatapan dingin dan mengintimidasinya, "Kamu memang baru datang ke kamarnya atau berbohong tidur denganku dan berada di sini semalaman?"

"Dia memang baru datang, oppa. Jangan mencurigainya, kasihan Jisoo." Chaeyoung berusaha menjelaskan untuk menenangkan kakaknya.

Jisoo mengangguk, karena apa yang dikatakan adik sepupu Taeyong itu memang benar adanya.

"Kenapa bangun terlalu pagi?" Taeyong masih terus menyelidiki wanita dihadapannya tersebut.

"Mungkin karena belum terbiasa tidur dengan orang baru, jadi alam sadarku menjadi bangun lebih awal."

"Jadi kamu akan bangun lebih lama jika tidur dengan Jaehyun?" Pria itu mulai berlebihan, ia terlihat posesif serta memancing keributan.

Menyadari keadaan kakaknya semakin panas, Chaeyoung segera memisahkan keduanya. Ia sadar pertanyaan kakaknya sedikit melanggar privasi Jisoo. Ia lantas berbisik pada telinga teman barunya itu, "Jisoo, kumohon, pergi kembali ke kamar Taeyong. Pria itu agak sulit dimengerti jika sudah begini keadaanya."

Jisoo tak membalas. Tetapi ia langsung menarik lengan Taeyong untuk kembali ke kamar pria tersebut. Taeyong benar-benar membesar-besarkan masalah hanya karena Jisoo bangun lebih pagi ketimbang dirinya.

Setelah sampai di dalam kamar, Jisoo segera mengunci pintu kembali. Ia naik ke atas ranjang tempatnya semula dan menepuk-nepuk kasur sebelahnya, "Mau bangun lebih lama kan? Ayo tidur kembali jika itu maumu."

Namun bukannya tidur pada posisi yang seharusnya, Taeyong malah mengambil kesempatan untuk menghimpit tubuh wanita itu dari atas. Menopangkan kedua tangannya di samping kanan-kiri Jisoo agar dia terperangkap dalam himpitannya. Jisoo terbelalak kaget melihat tindakan Taeyong. Ia tak menyangka bahwa pria itu melakukan tindakan nekat yang tak seharusnya.

"Sekarang apalagi maumu?" Jisoo mulai lelah, ia gusar dengan tingkah Taeyong yang menjadi-jadi.

"I wanna kiss your lips, Jisoo." Pandangan Taeyong hanya tertuju pada bibir manis sang wanita.

"Jangan gila! Aku datang di sini untuk menyembuhkanmu, bukan untuk melayanimu!" Jisoo marah, ia tak dapat membendung kekesalannya pada Taeyong.

"Kenapa tidak mau? Kamu takut ciumanku tak seenak Jaehyun?" Taeyong semakin menghardik wanita yang berada di bawahnya saat ini.

Jisoo tak sanggup, ia berusaha untuk keluar.

"Kenapa menolak? Kamu mau melayani Jaehyun, lalu kenapa tak mau melayaniku?" Taeyong sudah sangat kelewatan.

Seketika Jisoo menampar Taeyong.

Bulir air mata menggenangi mata wanita itu, ia sakit hati dengan ucapan Taeyong. Ia tak menyangka kata-kata kotor seperti itu akan keluar dari mulut pria yang ia anggap baik. Jisoo mulai menangis, dirinya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, tak mau melihat wajah orang yang telah menghinanya. Kata-kata Taeyong sungguh tak bisa dimaafkan begitu saja.

When I Found You [TaeSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang