"Ini kamar Appa, semua kebutuhan dan pakaian sudah Jisoo persiapkan. Jika memerlukan sesuatu, tinggal panggil pelayan di sini atau ketuk kamar Jaehyun, Jisoo juga tidur di dalamnya." Jisoo menjelaskan semuanya dengan teliti, ia kemudian memberikan handuk tersebut kepada ayahnya.
"Jaehyun ... Boleh kamu meninggalkan kami berdua sebentar?" Kyungbin kini secara tiba-tiba jauh lebih lembut kepada kekasih anaknya itu.
Jaehyun sempat tergelak kaget namun langsung mengangguk ringan dan memberikan ruang untuk ayah dan anak tersebut lalu menutup pintu kamar untuk memberikan ruang privasi untuk keduanya.
"Jisoo--ah maksud Appa, Sooya ..."
"Panggil Jisoo saja, Appa. Lagipula aku masih belum terbiasa dipanggil dengan nama itu." Jisoo memotong pembicaraannya ayahnya sebelum pria itu melanjutkan ucapannya.
"Jisoo ... Apa kamu ingin kembali ke jati dirimu yang sebelumnya?" Kyungbin bertanya dengan tatapan yang hangat khas tatapan kasih sayang seorang ayah.
"Maksud, Appa?"
Kyungbin menarik anaknya duduk bersama di tepian ranjang, suasana bercengkrama hangat antara anak dan ayah semakin tercipta antar mereka, "Bagaimana jika dirimu sebelumnya memiliki masa lalu yang sebenarnya jauh lebih buruk? Apa kamu yakin ingin mengingat semua itu kembali?"
"Apapun itu, Jisoo harus mengingatnya, jika ada hal buruk, pasti juga ada hal baik yang sebenarnya menungguku." Jisoo berucap dengan mantap.
"Lalu jika kamu sudah mengingat semuanya, siapa yang kamu pilih? Taeyong atau Jaehyun? Dalam wujud Sooya, kamu sudah bertunangan dengan Taeyong. Sedangkan dalam wujud pikiranmu yang sekarang, kamu sebentar lagi akan bertunangan juga dengan Jaehyun. Melihat bagaimana dulu dengan begitu paniknya Taeyong saat kamu pingsan dulu hingga kakimu terkena air teh yang masih panas, menggendongmu dengan panik serta mengantarmu ke rumah sakit, entah kenapa setiap gerakan spontan yang ia lakukan memang mengalir begitu saja. Perasaan itu hanya terjadi kepada pria ketika dua hal."
Jisoo memasang ekspresi penasaran.
"Dia memang tipikal pria yang peduli dengan orang lain atau karena dia mencintaimu begitu dalam."
"Appa tidak menyalahkan Jaehyun atas tindakannya yang kalah cepat dalam menanganimu waktu itu. Appa juga mengapresiasi dia yang terus berusaha untuk mendapatkan restu Appa untuk menikahimu. Pikirkanlah baik-baik, sebelum kamu bertemu dengan Jaehyun, kamu telah terikat pertunangan dengan Taeyong. Tapi disisi lain perasaanmu sekarang sudah terikat dengan Jaehyun. Kamu wanita yang bijak, Appa yakin setiap pilihan sudah kamu pikirkan dengan matang. Hanya itu pesan yang bisa Appa sampaikan kepadamu sebagai orang tua sebelum kamu menempuh hidup yang lebih tinggi kedepannya," ucap Kyungbin lalu mengelus pucuk rambut Jisoo dengan elusan kasih sayang yang begitu tulus.
*****
Jisoo terduduk di depan meja riasnya. Ia menatap pantulan dirinya pada cermin meja rias dengan tatapan yang kosong. Sedangkan tangan wanita itu kini menyisir rambutnya yang masih setengah basah. Ia berusaha mengingat jati dirinya sebagai Han Sooya namun selalu gagal.
"Kenapa aku sulit sekali untuk mengingatnya? Tapi waktu bersama dengan Taeyong, apalagi saat di pemandian air hangat itu ... Sekilas aku merasa tenggelam, sama seperti cerita Appa saat mobilku dulu yang terendam air. Pelukan Taeyong juga terasa nyaman, wajahnya tampak sangat menggoda bahkan ketika berdekatan. Seperti ... Aku pernah menyentuh wajah itu, tak terasa asing. Apa benar kata dokter yang dikatakan Appa? Apa benar jika semakin lama tak ada hal berkesan yang membuatku mengingat masa lampau maka akan membuatku melupakannya secara permanen?" Monolog Jisoo bertanya-tanya sendiri sampai ia selesai menyisirkan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Found You [TaeSoo]
Fiksi PenggemarTentang kembali dengan masa lalu atau menciptakan kehidupan baru. ..... Kim Jisoo hanyalah wanita biasa, seperti terlihat tidak ada yang spesial dari dirinya. Meskipun begitu, wanita itu memiliki hati yang lembut bak seorang dewi. Dan entah bagaima...