Kota Seoul dilanda hujan seharian, membuat langit tampak menghitam sore ini padahal seharusnya langit mulai kelam menuju malam, namun matahari tenggelam lebih awal sore ini.
Seorang gadis tengah terduduk di depan televisi yang menanyangkan acara komedi, tawa terbahak bahak terdengar mengelegar dalam seisi ruangan, namun gadis yang tengah duduk didepannya hanya memandang televisi itu jengah, tidak tertarik untuk sekedar menarik sudut bibirnya, bahkan untuk sekedar tersenyum.
lamunannya buyar ketika ponselnya bergetar, gadis itu meraihnya dan memperhatikan dengan seksama pesan yang muncul di grup chat beranggotakan 5 gadis didalamnyaKim Yerim : Unnie-deul maknaemu tidak pulang ke dorm hari ini, adikku berulang tahun, kalian boleh datang ke rumahku tapi lebih baik tidak sih agar tidak terjadi kekacauan kekeke
selang beberapa detik nama lain muncul di layar ponselnya
Sooyoungie : Tolong sisakan kue tart untukku yerim-ahh
Kang Seulgi : Selamat ulang tahun untuk adikmu, aku akan membelikan kado untuknya nanti~
gadis itu menarik nafas, tidak ada tenaga untuk mengetik di layar ponsel miliknya, lalu gadis itu kembali menutup ponselnya dan fokus kembali pada televisi yang menyala didepannya, mengalihkan beberapa chanel namun tidak ada yang menarik perhatiannya, gadis itu berjalan lesu menuju lemari es dan membukanya dengan malas, hawa dingin menerpa wajahnya, gadis itu memejamkan matanya sejenak
"Sejuk.."
Sebotol soju sudah ada digenggamannya, namun ia ingat seseorang pernah mengatakan sesuatu seperti
'Menikmati soju sendirian itu berarti kamu sedang kesepian, ketika kesepian itu hinggap, datang saja padaku, aku akan mengusirnya dengan cinta yang aku miliki'
Gadis itu tersenyum dan hatinya menghangat mengingat seseorang pernah mengatakan hal seperti itu padanya, manis sekali.
"Tapi aku tidak sedang kesepian, aku hanya..."
gumamannya mengudara, tidak yakin apa yang tengah ia katakan, apakah ia benar benar tidak kesepian?
"Aku hanya...Kehilangan"
pungkasnya, gadis itu menyimpan kembali soju yang sudah mendarat di tangannya, meyakinkan dirinya bahwa ia tidak kesepian, dorm hanya terlalu sepi jika diisi oleh satu orang.
Suara pintu membuyarkan lamunannya, gadis itu kemudian berdiri dari posisi jongkoknya dan dalam sepersekian detik matanya bertemu dengan manik mata seseorang yang berjarak lima meter dari tempatnya membeku.
Gadis lain yang melihatnya tidak sengaja kemudian membuang pandangannya ke arah lain dan dengan cepat berjalan menuju kamarnya diujung ruangan ini.
'Seungwan-ahh'
ingin sekali Irene, gadis yang berdiri membeku itu menyapa seseorang yang baru saja tiba di dorm, menyambutnya dengan pelukan hangat dan berbincang dengannya tentang hari yang terasa melelahkan, namun melihat Seungwan, gadis yang baru saja tiba mengacuhkannya membuat Irene tersadar, mungkin inilah batas akhir kesabaran seorang Shon Wendy, Irene terlalu dalam menyakitinya, membuat gadis sehangat Wendy menjadi sedingin es dikutub, Irene mengerti semua ini ulah dirinya, Irene hanya melihat punggung Wendy yang menghilang dibalik pintu.
***
Irene mengucek matanya pelan, melihat kamarnya yang temaram, gadis itu lupa menghidupkan lampu kamarnya, diraihnya ponsel disamping tempat tidurnya untuk mengecek jam berapa sekarang.
22.30
Ahh gadis itu tertidur cukup lama, Irene kemudian keluar dari kamarnya dan melihat dormnya cukup gelap, hanya lampu dapur yang menyala, apakah para member belum pulang beraktifitas?
Irene kemudian menyalakan lampu dan bertapa terkejutnya ia ketika melihat Wendy yang tengah duduk disofa
"Ah Kapjagiyaaa" Irene memegangi dadanya memastikan jantungnya tidak keluar dari sarangnya
"Apa yang kau lakukan di ruangan gelap ini Wendy-ahh"
Wendy melihatnya sekilas lalu berdiri dan merapikan bajunya yang sedikit kusut, berjalan melewati Irene yang masih melihatnya, Wendy berjalan tanpa membalas perkataannya dan duduk berjongkok mengenakan sepatu kets dan bersiap untuk pergi
"Mau kemana?" Irene bertanya lagi, Wendy menarik nafas panjang
"Bukan urusanmu" Wendy berkata tanpa melihat ke arah Irene
"Aku leader-mu Shon Wendy"
Wendy menghentikan aktifitasnya, melihatnya lawan bicaranya dengan senyuman sinis
"Leader?" sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi tajam dan mengerikan
"Berhentilah bersikap seolah kau peduli padaku dan aku bisa menjaga diriku dengan baik"
Wendy pergi setelah mengucapkannya, Irene mematung, merasakan sesak di dadanya tak percaya apa yang baru saja ia dengar.
Secepat itukah kau melupakanku, shon seungwan?
****
Halo my loyal readers, are you still there?
Firstly i wanna say sorry to all of you, karena kesibukan yang membabi buta membuat fanfic ini mengantung di udara, terimakasih untuk setia menunggu author publish cerita ini, kedepannya tolong ingatkan author malas ini untuk semangat up cerita, sayang kalian banyak banyak, Ramadhan Kareen Everyone!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold War - WenRene
FanfictionThis is 100% Fanfiction, jangan dibawa serius, just for fun 😉 gxg, if you are homophobic exit in your finger ❌ Cerita dibalik Cold War yang mematahkan hati para Wenrene Seekers, Just look forward for the story, hope you like it 😎