Nothing Like Us

1.3K 145 5
                                    

Kepalaku rasanya akan pecah, aku mulai merasa keringat dingin mengucur diseluruh tubuhku, tubuhku mungkin demam, mungkin tinggi sekali sampai aku bisa merasakan nafas yang kuhembuskan mulai tidak beraturan.
Aku menahan kendaliku, tidak boleh tumbang saat perform, aku harus profesional, ya aku harus bisa menahan ini.

*3rd Person POV*

Red Velvet tampil dengan penampilan sempurna seperti yang selalu diharapkan, tepuk tangan riuh ketika penampilan girl group beranggotakan 5 orang itu telah usai.

Wendy berjalan pelan, menyeimbangkan seseorang yang tengah berjalan dibelakangnya dengan terseok sambil memijit pelipisnya, begitu Irene melewatinya Wendy dengan cepat berjalan disampingnya sambil memegangi Irene yang terlihat sangat lemas, Irene bahkan hampir tersungkur ketika menuruni tangga namun untungnya ia dipegangi dengan erat oleh Wendy dan satu staff perempuan yang  mengawasinya sejak tadi, kemudian Irene dibawa ke ruang tunggu Red Velvet.

"Oppa, Irene Unnie sepertinya harus menemui dokter, kondisinya tidak membaik sejak tadi" Joy nampak khawatir sambil mendudukan Irene

"Membawa member ke rumah sakit hanya akan membuat keributan di media, biar kupikirkan caranya lebih dulu" Manager oppa terlihat mondar mandir

"Diam disinipun tidak akan mengubah apapun, kita harus segera membawanya ke dokter, atau... aku akan membawanya pulang biar ku hubungi dokter pribadiku untuk datang" Wendy berdiri dari duduknya dan mengenakan mantel hitam yang menutupinya sampai lutut

"Kita masih harus evaluasi Wan, jangan mengambil keputusan sepihak" Manager oppa mengatakannya dengan serius

"Evaluasi? disaat Irene menderita seperti itu?" Wendy melihat kedalam mata manager oppa dengan serius

"aku mengerti Wan, tapi aturan adalah aturan, Irene hanya demam"

"Ck... aku tidak bisa mempercayai ini"

"Wendy-ahh nae gwenchana" Irene mengatakannya sambil menegakan duduknya

"Aniya, kau tidak baik baik saja unnie, bahkan panas tubuhmu terasa sampai sini" Joy mengatakannya sambil memegang tangan Irene yang sudah seperti pengorengan

"Oppa, aku setuju dengan Wendy unnie, biarkan saja Wendy unnie mengantar Irene unnie ke dorm lebih dulu, Irene unnie harus segera ditangani" Yerim mengatakannya sambil berjongkok di depan Irene

"Nado" Seulgi menambahkan

Manager oppa nampak menarik nafas

"Irene apa kau masih kuat sampai evaluasi selesai?"

"Kau benar benar keterlaluan" Wendy berjalan dan meraih tangan Irene

"Kajja Unnie, aku akan segera menghubungi dokter Hwang" Wendy menarik tangan Irene dengan lembut

"Setidaknya aku akan menghubungi perusahaan dulu Wan, kalau tidak..."

"Aku akan dalam masalah kan? Oppa mianhae, kesehatan member lebih penting dari apapun" Wendy mengatakannya sambil berjalan bersama Irene disampingnya

"Aku duluan, Seulgi, apa hasil evaluasi bisa kau kirin lewat grup chat?"

"Tentu"

"Hati hati Unnie"

***

"Seungwan-ah..." Irene mengatakannya dengan suara yang parau, matanya tertutup rapat, kulitnya sudah sangat memerah

Wendy datang dengan wadah berisi air dingin dan handuk untuk mengkompres Irene

"Seungwan...."

Wendy langsung menempatkan dirinya disamping Irene, mengelus pipinya lembut

Cold War - WenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang