6.Bunglon

34 3 0
                                    

-Bunglon

Pagi-pagi sekali Naura sudah terbangun dari tidurnya. Naura masih duduk diranjangnya sambil melamun, entah kenapa ia mengingat Ayahnya.
Ayahnya yang selalu membuat Bundanya tersiksa. Trauma itu masih melekat dalam dirinya, bayangan ayahnya yang selalu memukul,menendang,menampar dan kekerasan lainnya kepada Bundanya sangat teringat jelas dipikiran Naura. Namun bagaimana pun, ayahnya tetap ayahnya. Sejauh apapun Naura membenci ayahnya tetap ada rasa sayang yang ada dihatinya.

"Ayah apa kabar ya?" gumam Naura sambil memeluk figura yang berisikan foto keluarga kecil mereka.

"Naura benci sama ayah karna ayah selalu nyakitin bunda. Tapi kenapa Naura kangen sama Ayah?"

"Apa Naura salah kalo Naura kangen sama ayah? Apa pantas Naura membenci ayah? Ayah yang tenang ya disana,Naura disini bakal selalu jagain Bunda. Naura juga yakin pasti ayah sayang banget kan sama Bunda?" Naura tersenyum simpul sambil meneteskan air matanya.

"Ayah tau? Naura benci banget sama ayah karna udah nyakitin Bunda. Sekarang bunda udah tenang hidupnya karena ayah udah ngga disini lagi,kita udah beda yah. Tapi Naura juga sedih karena udah gabisa ketemu ayah lagi." Naura terisak.

Cklek.
Suara pintu terbuka, ada seseorang yang datang kekamar Naura.

"Sayang? Kok udah bangun? Ini masih jam 3 loh." Willy mengusap rambut Naura.

"Bunda gapapa kan?" Naura bertanya.

"Loh, harusnya kan Bunda yang tanya gitu ke kamu Nau."

"Ayah udah nggak ada kan Bun? Ayah gabakalan ganggu Bunda lagi kan? Ayah gabakal mukul bunda lagi kan? Iya kan bun?" ucap Naura dengan nada cemas.

"Tenang sayang, udah gapapa. Ayah udah nggak ada disini, ayah gabakalan bisa nyakitin Bunda lagi. Kamu tenang ya,gapapa kok. Mending sekarang kamu Tahajud dulu." Willy tersenyum miris melihat anaknya yang selalu seperti itu. Kapan Naura akan sembuh dan lupa dengan semuanya?

"Huh, Astagfirullah. Naura ambil wudhu dulu ya bun." ucap Naura lalu bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

***

"Sarapan dulu non," tawar Bi Asri.

"Iya bi,"

"Mau sarapan sama apa Non?" tanya Bi Asri.

"Apa aja mau Bi," ujar Naura. Naura bukan type orang pemilih makanan,apapun makanan Naura mau. Walaupun ia kaya namun ia tak segan makan dipinggir jalan atau diangkringan.

"Siap non!" ujarnya lalu membuatkan Naura sarapan.

***

Saat Naura ingin memasuki mobilnya tiba-tiba ada yang mencekal tangannya kuat-kuat,lalu ia menoleh.

"GALA--" belum selesai Naura menyelesaikan bicaranya tiba-tiba mulutnya dibekap dan diseret menuju taman dekat rumahnya.

"Ngapain bawa aku kesini?" tanya Naura mengubah gaya bicaranya.

"Aku?" tanya Galang. Ya, yang menculik Naura adalah Galang.

"Iyaaa Gantenggg," Naura tertawa.

"Ngapain ketawa?" tanya Galang.

"Dih, kenapa emangnya gaboleh?" sewot Naura.

"Sewot banget," ujar Galang mencolek dagu Naura.

"Dih masnya kok ganjen banget," ucap Naura yang membuat Galang terkekeh.

"Ganjen sama lo doang kok," jawab Galang yang membuat mata Naura ingin copot.

"GALAAAANGGGGGG," teriak Naura.

"Apa sayang," ujar Galang bercanda.

"APAAAA ISHHH BECANDA MULUUU," teriak Naura.

"Stttt, jangan teriak-teriak. Mau diseriusin?" Galang berbisik disebelah telinga Naura.

"Galang gantengkuu,berangkat sekolah yukk. Nanti telat loh," ujar Naura mengalihkan pembicaraan. Sungguh Galang membuat Naura panas dingin.

"Iya ayoo," Galang menarik Naura.

***

"Turun," dingin Galang yang membuat Naura bingung.

"Iya sabar,"

"Buruan napa sih, lama bener." Galang sedikit berteriak.

"Gal," Panggil Naura.

"Apasih, buruan sana masuk kelas. Gausah manja pake acara minta anter segala." sewot Galang.

"lah gua kan belom minta anterin ke kelas Gal?" batin Naura menggebu.

"Iyaaaa bunglonnnnn," kesal Naura lalu melangkahkan kaki pergi. Dikoridor ia melihat Ethan,Erick,Wildan,Maudy,dan Ellyn yang sedang berjalan beriringan.

"KU AJAK KAU MELAYANG TINGGI, DAN KU HEMPASKAN KE BUMI.." nyanyi Naura berteriak yang membuat teman-temannya terkekeh,Galang yang melihat itu pun tertawa kecil. Mengapa Naura sangat abstrak?

"Napa dah si Rara ku sayang?" tanya Ethan yang langsung mendapar toyoran dari Ellyn.

"Sinting lo?" Ellyn berucap pedas.

"Udah-udah daripada kalian ribut mending sekarang kekelas noh nyusulin si Rara." titah Wildan.

"Woe apaan lo panggil-panggil Rara,itu panggilan kesayangan gue buat Naura ye." sewot Ethan.

"BENER-BENER SINTING," teriak mereka menyoraki Ethan. Maudy dan Galang pun ikut serta.

NAURA IS MINE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang