11. Hancur

49 5 0
                                    

-Hancur

"dingin tak selalu tentang suhu, bisa juga tentang sikapmu kepadaku."
-Naura Loovany Dagguise.

Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Naura terbangun karena suara ponselnya yang terus berdering dari tadi dan tak kunjung berhenti.

"Siapa sih, pagi-pagi udah ganggu orang tidur aja!" sewot Naura.

Saat melihat nama yang tertera dilayar ponsel tersebut, ia langsung menggeser tombol hijau keatas.

"hallo ada apa, Dy?" ucap Naura yang masih setia dengan suara khas bangun tidurnya.

"Ra, gue mau minta tolong. Lo bisa nggak izinin gue ke Bu Esih, hari ini gue nggak berangkat, lagi sakit." ucap Maudy disebrang sana.

"Iya bisa kok Odyyy, tenang aja. Btw cepet sembuh ya sayangnya akuu," ucap Naura.

"Makasih Ra, yaudah ya gue tutup dulu teleponnya." Maudy mematikan sambungannya.

***

Naura sudah bersiap dengan rok selutut batik dan kemeja putih dengan dasi batik di lehernya. Tidak lupa sneakers putih dan kaos kaki panjang yang sudah terpasang rapi di kaki mulusnya.

"Sarapan dulu, non." Bi Asih menwarkan.

"Enggak dulu deh Bi, Naura mau sarapan disekolah aja. Soalnya belum laper, atau kalo sarapannya udah jadi mending dibuat bekel aja." ucap Naura yang tak enak menolak Bi Asih, menurutnya Bi Asih sudah bekerja keras membuatkan sarapannya namun jika ia tolak, akan membuat Bi Asih kecewa.

"Oh iya non, yaudah tunggu sebentar ya. Bibi siapin dulu," ujar Bi Asih yang diberi senyuman tulus oleh Naura.

***

"Ra," panggil Ellyn.

"Hm?" jawab Naura berdehem karena ia sedang sibuk mencatat pelajaran yang diberi oleh Pak Gito, guru sejarah yang masuk dalam jajaran guru killer di SMA Gemilang.

"Gue ngantuk banget!" Ellyn cemberut.

"Makanya, selesaiin dulu catetannya. Abis itu tidur deh di UKS," ujar Naura menyarankan.

"Tapi gue udah ngantuk bangett, bangett!!" ucap Ellyn kesal. Tiba-tiba Naura mengangkat tangannya tinggi - tinggi.

"Ada apa, Naura?" tanya Pak Gito.

"Ini Pak, Ellyn sakit perutnya. Boleh saya nganterin dia ke UKS? habis itu saya langsung ke kelas, beneran deh pak." ucap Naura meyakinkan Pak Gito.

"Silahkan, tetapi selesai mengantarkan Ellyn. Kamu harus langsung kembali ke kelas!" titah Pak Gito.

"Siap pak!" Naura langsung pura-pura menitah Ellyn.

***

"Gimana nih jadi nggak jenguk Maudy nya?" tanya Ethan yang sudah kelihatan lelah.

"Iya, jadi." jawab Naura.

"Eh, btw gue ga bawa motor. Tadi aja naik angkot!" ucap Erick.

"Wihh tumben nak mami naik angkot," cerca Wildan.

"Gara-gara tadi malem gue begadang main game sambil treak-treak, lah si mami malah ngamuk." jelas Erick.

"Lah goblok, ya jelas emak lo ngamuk lah orang malem-malem lo treak. Gila ya lo!" sarkas Ethan yang tadinya lelah sekarang emosi.

"Udah-udah! Mending sekarang berangkat aja ke rumah Maudy. Pake mobil gue," titah Naura.

"Yaudah ayo masuk!" Ethan memasuki mobil Naura.

"Lah gila Ra? Galang lah yang nyetir, yakali lo yang nyetir!" gemas Erick yang melihat ketidakpekaan Galang.

"Gal?" tanya Naura, Galang yang duduk dibelakang pun langsung keluar dan menuju posisi Naura.

"Lo duduk disamping gue!" ucap Galang lalu menyingkirkan Naura. Naura pun hanya menuruti apa yang Galang suruh.

"BERANGKATTT!!!" teriak Ellyn yang duduk berada ditengah antara Wildan,Erick,dan Ethan sedangkan Galang menyetir dan Naura duduk disebelah Galang.

***

"ASSALAMUALAIKUM ODYYY!!!" teriak Naura dan Ellyn.

"Bisa gak, gausah teriak-teriak! Dirumah orang harusnya sopan!" peringat Galang dengan nada tingginya.

"Apasih sensi banget, Maudy aja ga keganggu kok lo yang repot!" Ellyn menatap sengit Galang.

"Justru itu lo yang harusnya jaga attitude!" dingin Galang.

"Udah-udah, kenapa jadi debat sih. Kita kesini mau jenguk Maudy bukan debat gajelas." Naura menengahi.

Naura, Galang, Ellyn, Ethan, Wildan, dan Erick langsung menuju ke kamar Maudy.

Tokk..tok..tokk..

"Masuk," ucap Maudy dengan suara lirih.

"Aaa Odyyy," Naura memeluk Maudy dan disusul Ellyn.

"Kalian kenapa sih repot-repot dateng kesini?" Maudy tersenyum.

"Ody, dengerin ya. Siapa sih yang merasa direpotin? Kita tuh kangen tauuu," ucap Naura

"Makasih ya," ucap Maudy.

"Cepet sembuh Maudyy," ucap Ethan.

"Makasih Ethan, makasih kalian semua."

32 menit kemudian.

"Kita pulang dulu ya Dy," pamit Ellyn.

"Iya, btw makasih banget ya." Maudy tersenyum manis.

"Gue pulang dulu, cepet sembuh Dy." ucap Galang lalu memeluk Maudy erat. Naura yang melihat itu rasanya sakit, bahkan sangat sakit. Ia langsung berlari pergi.

***

"Hiks kenapa sih harus Maudy," tangis Naura pecah.

"KENAPA ELO DY, KENAPAAA??"

"ADA HUBUNGAN APA LO SAMA GALANG DYY?"

"ARGHHHHHH!!!!!"

"DASAR GATAU MALU LO NAURA!!" ucap Naura mengatai dirinya sendiri.

Hujan turun sangat lebat, seolah dunia mendukung Naura yang sedang bersedih. Entah berada dimana, ia sedang terduduk lemas ditengah jalanan.

"Hiks k-kenapa harus Maudy?" ucap Naura terbata-bata.

"Disaat gue bener-bener naruh hati gue buat lo, tapi kenapa lo hancurin Gal, kenapaa???"

Tinnnnnn....
Klakson mobil berderu kencang.

"Naura lo kenapa?" tanya David yang sedang mengendarai mobil tersebut lalu turun.

"Ra?" namun Naura sudah pingsan.

TBC.

NAURA IS MINE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang