Chapter 9 - Dunia Bawah

267 31 1
                                    

🎶: Unstoppable - Sia

****

"Kalian siap?" Tanya Ulrich pada Ilyona, Elvira dan Oliver.

Ilyona mengangguk mantab, walaupun sebenarnya Elvira dan Oliver sedikit ragu untuk mengunjungi Dunia Bawah.

Ulrich memejamkan mata. Udara dingin mulai terasa, menusuk kulit mereka yang dilapisi baju zirah kebanggaan. Salju berputar-putar mengelilingi tubuh Ulrich, kemudian melaju kencang mengikuti tangan Ulrich yang mengarah ke depan.

Lingkaran Sihir berwarna biru gradasi ungu itu muncul memancarkan cahaya terang, tangan Ulrich menggenggam erat jari Ilyona, si kembar saling menempel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lingkaran Sihir berwarna biru gradasi ungu itu muncul memancarkan cahaya terang, tangan Ulrich menggenggam erat jari Ilyona, si kembar saling menempel.

Tangan Ulrich bergerak seolah membuka sebuah pintu bundar, membuka portal yang dapat dibuka dengan Lingkaran Sihir.

Sebelum masuk, Ulrich kembali mengingatkan tentang misi mereka yang sudah direncanakan. Mereka semua mengangguk. Maka Ulrich masuk terlebih dahulu, diikuti Ilyona, lalu Elvira dan Oliver.

🗡️🗡️🗡️

"Aku kira siapa yang datang, ternyata keturunan Darah Putih," ucap seorang Demon wanita pada Ilyona dan Ulrich.

Demon itu menghadang jalan mereka berdua setelah memasuki portal, sepertinya Demon itu adalah penjaga perbatasan.

Ulrich menggeram, mata birunya berkilat, sementara Ilyona berdiri di belakangnya, tetap dengan posisi siaga.

Demon bernama Adriana itu menyeringai, kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Tenang saja, aku tidak berminat mencari masalah dengan kalian, kesayangan Selene si Dewi Bulan," ucap Adriana.

Dia menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Ada keperluan apa kesayangan Dewi Bulan ke sini? Tempat ini bukan tempat berburu kalian," ucapnya.

"Kau tak perlu tau!" Desis Ulrich.

"Anak yang satu ini galak sekali. Tentu saja aku perlu tahu, kalian sudah memasuki wilayah kekuasaanku," ucap Adriana memainkan kuku hitamnya yang panjang nan tajam.

"Atau kalian sedang mengincar kristal hitam ya?" Tanya Adriana tersenyum miring.

Ilyona terkejut, bagaimana bisa Demon di depannya ini mengetahui tujuan mereka datang.

"Ya... Anggap saja aku sudah mengetahui sejak lama, temanku seorang peramal," pernyataan Adriana menjawab pertanyaan di dalam kepala Ilyona.

Adriana mengembangkan sayap hitam lebarnya, membuat bulu-bulu gagak bertebaran. Tangannya mengeluarkan bayangan hitam hingga tercipta sebuah kristal yang sedang dicari para Brave.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang