Extra Chapter 2

298 30 2
                                    

"Kamu terlihat berwibawa, Rich." Alesia berucap memuji Ulrich yang akan segera diangkat menjadi Alpha.

Ulrich menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Pakaian formal dalam bentuk mantel seragam merah dengan aiguillette emas menggantung dari bahu kanan hingga ke bahu kirinya, celana bahannya bewarna putih bersih. Rambut hitamnya disisir rapi dan diberi minyak rambut agar wangi, ekspresi wajahnya dingin dengan mata biru yang menyorot tajam.

"Aku sama seperti biasanya." Tangan Ulrich bergerak untuk mengacak rambutnya, tidak terbiasa diminyaki.

Ilyona buru-buru menahan tangan adiknya, dia menatap Ulrich galak. Ilyona-lah yang menata rambut Ulrich.

"Jangan!" Bentaknya.

Ulrich menurunkan tangannya, menurut. Tapi sedetik kemudian, dia dengan sengit membalas tatapan Ilyona, tersenyum miring. Tangannya segera mengacak rambutnya, lalu pergi mengindari Ilyona yang berteriak marah.

"Ulrich! Balik cepet!" Teriak Ilyona buru-buru mengejar Ulrich, tetapi lelaki itu sudah menghilang.

"Persetan! Terserah dia aja deh!" Tukasnya kesal.

Alesia hanya terkekeh-kekeh.

🌙🌙🌙

"Hayo, Kakak kabur lagi ya," Elvira menemukan Ulrich yang sedang duduk di dalam kamarnya, di atas meja belajar Elvira.

Ulrich menyilangkan kedua tangannya di depan dada, kaki kanannya menimpa kaki kirinya, rambut hitamnya menutupi matanya yang terpejam.

Elvira menutup pintu kamarnya, kemudian bahunya bersandar di sana.

"Kali ini kenapa? Bentar lagi acaranya dimulai lho," ucap Elvira.

Ulrich membuka satu matanya, membuat mata birunya bersinar di antara rambut hitamnya.

Ulrich menemukan Elvira yang bersandar di pintu.

Adiknya itu sudah mengenakan pakaian formal juga, yaitu dress merah bermotif bunga hitam sepanjang lutut dengan kerah leher tinggi, bros batu kecubung di dada atas kirinya.

Rambut coklat Elvira dipotong pendek, mata abu-abunya lebih cemerlang tidak seperti sebelumnya, wajah manis Elvira dipoles make up tipis yang terlihat natural. Elvira mungkin sudah berhasil melewati masa sulitnya.

"Ily berniat mengaturku," jawabnya.

Elvira menelengkan kepalanya, bingung.

"Terus kenapa? Kak Ily 'kan ingin Kakak tampil sempurna saat penobatan," ucap Elvira.

Ulrich kembali menutup satu matanya, meredupkan sinar biru dari maniknya. Terdengar helaan napas panjang, sebelum ia berucap lagi.

"Aku cukup seperti ini saja, tak perlu berlebihan," Ulrich mendesah.

Elvira menganggukkan kepalanya paham. Mulutnya terbuka hendak mengucapkan sesuatu, namun sudah didahului oleh Adlina yang tiba-tiba muncul.

"Ternyata kamu di sini, Ulrich," Adlina muncul di depan Ulrich.

Ulrich membuka kedua matanya, melirik sang ibu yang berpenampilan cantik dengan dress hitam sederhana. Bagian bawah dress itu berwarna merah, kerahnya yang tidak terlalu tinggi menampilkan leher jenjangnya yang terdapat tanda dari Melvin, suaminya yang telah lebih dahulu pulang ke Moon Goddess.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang