Chapter 41 - Oliver Lexandre

180 22 0
                                    

Oliver dan Nashaly masuk ke toko pakaian. Mereka segera bergerak menuju ke tempat bagian pakaian musim dingin.

Oliver memilih-milih mantel dengan warna dan ukuran yang pas untuknya, sementara Nashaly sedang melihat-lihat earmuff.

Oliver mengambil lima buah mantel berwarna navy, hitam, dan coklat tua sebagai persediaan selama tinggal di Jerman. Kemudian dia juga mengambil sweater, sepatu boots dan sarung tangan.

Merasa belanjaannya sudah cukup, Oliver mendekati Nashaly yang masih melihat-lihat earmuff.

"Kamu ingin membelinya?" Tanya Oliver.

Nashaly menoleh, dia tersenyum.

"Iya. Earmuff di sini terlihat imut," jawab Nashaly.

'Lo juga imut kok, Nashaly.' Batin Oliver.

Mendengar kata imut membuat Oliver teringat dengan saudari kembarnya.

Elvira sangat menyukai benda imut dan sesuatu yang berwarna ungu. Mungkin kalau Elvira dan Nashaly bertemu mereka akan membahas benda-benda imut atau berbelanja bersama.

Nashaly mengambil dua earmuff, yang satu berwarna ungu lavender dan yang satunya lagi berwarna putih. Dia tampak menimbang-nimbang ingin membeli yang mana.

"Bolehkan aku memberimu masukan?" Tanya Oliver menawarkan.

"Boleh!" Jawab Nashaly semangat

"Sepertinya warna lavender cocok untukmu," Oliver menunjuk earmuff lavender.

Mata coklat tua Nashaly berbinar.

"Wah! Ungu adalah warna favoritku!" Ujar Nashaly.

"Ah, kamu mirip dengan saudariku," gumam Oliver, Nashaly mendengarnya.

Nashaly meletakkan earmuff putih di tempatnya semula. Kemudian mereka berdua berjalan bersama menuju kasir.

"Saudarimu?" Tanya Nashaly.

Oliver mengangguk.

"Ya. Saudariku sangat menyukai benda imut dan berwarna ungu."

Nashaly mendengarkan, dia mengamati ekspresi Oliver yang sendu. Nashaly tidak enak untuk melanjutkan pembicaraan tentang saudari Oliver.

"Biar aku yang bayar," ucap Oliver ketika Nashaly hendak mengeluarkan uang.

Nashaly terkesiap, "Eh? Tidak perlu," jawabnya.

Oliver menggeleng, dia mendorong pelan tangan Nashaly yang mengulurkan uang ke kasir.

Oliver membayar semua belanjaannya beserta milik Nashaly.

Setelah berbelanja, seperti rencana awal, Nashaly mengajak Oliver pergi ke cafe untuk mengisi baterai ponsel Oliver.

Nashaly memilih tempat di samping jendela, sengaja agar mereka dapat menikmati indahnya kota Rothenburg ob der Tauber.

Tangan Oliver bergerak mencolokkan kabel pengisi daya ke ponselnya. Dia mendesah lega saat ponselnya masih bisa menyala.

Suara kertas yang dibuka membuat Oliver mengalihkan pandangannya dari ponsel pada Nashaly yang sedang membaca buku menu, di sebelahnya ada pelayan yang mencatat pesanan Nashaly.

"Kamu mau pesan apa?" Nashaly memberikan buku menu pada Oliver.

Oliver membacanya sekilas, "Aku pesan matcha latte dan makanan yang paling sering di pesan di sini," ucap Oliver.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang