Chapter 25 - Curiga

204 24 2
                                    

Oliver tidak langsung pulang ke rumahnya, tapi dia sengaja menunggu di persimpangan jalan untuk membuntuti Kirana dan laki-laki bermata amber yang mengaku bernama Aphelion.

Oliver memilih persimpangan yang lumayan jauh dari sekolahnya agar tidak ketahuan. Karena Oliver tau Aphelion bukan werewolf sembarangan.

Warna mata werewolf dapat menjadi tolak ukur kekuatannya dan warna mata Aphelion termasuk unik karena berwarna kuning amber. Bisa dibilang kekuatannya setara dengan Beta atau malah lebih kuat.

Oliver juga tidak pernah melihat warna mata kuning amber selama hidupnya. Dia hanya pernah melihat warna kuning seperti wolfnya dan warna jingga seperti Hans.

Baru kali ini Oliver menyayangkan Ilyona yang kehilangan kekuatannya. Padahal Oliver ingin sekali melaporkan kejadian tersebut pada Ilyona. Tapi pasti akan sulit sekali karena mata Ilyona 'minus' dan tidak bisa mindlink.

"Ya sudahlah, gue tinggal ngikutin mereka lalu pulang dan melapor ke kak Ily." Gumam Oliver memainkan kunci motornya.

Oliver memasang indera pendengarannya yang sangat tajam guna mendengar suara setiap mobil yang melintas.

Dia berdecak malas. Menunggu memang sangat menyebalkan.

🌙🌙🌙

Kirana membukakan pintu mobil untuk Aphelion. Setelahnya, dia masuk ke dalam mobil bagian kemudi.

Mobil yang dikemudikan Kirana melaju membelah kota yang ramai, melewati persimpangan jalan tempat Oliver menunggu.

Melihat targetnya mulai bergerak, Oliver hanya melirik saja sambil terus berpura-pura memainkan ponsel seolah menunggu seseorang. Oliver harus menjaga jarak agar mereka tidak curiga.

Kirana memutar stir ke arah hutan tempat portal menuju Immortal berada. Baru saat mobil Kirana menghilang memasuki portal, Oliver segera memacu kecepatan motornya.

Portal dunia Immortal sekilas memang tidak ada yang aneh kalau dilihat dari mata manusia. Hanya dua pohon besar condong yang membentuk sebuah gerbang besar. Namun penghuni dunia Immortal dapat melihat cahaya putih yang berpendar dari kedua pohon itu.

Oliver sedikit menyipitkan matanya, menghalau cahaya putih yang menyilaukan mata. Dia telah tiba di dunia Immortal, tempat tinggalnya.

Immortal tidak ada bedanya dengan dunia manusia. Hanya saja pepohonan dan makhluk hidupnya lebih besar dan sedikit lebih menyeramkan.

"Ini wilayah netral." Batin Oliver menatap sekelilingnya.

Mata tajamnya melihat bekas ban mobil di antara rerumputan hijau yang masih berembun.

"Tidak salah lagi, mereka pasti memiliki markas di wilayah perbatasan."

Oliver kembali memacu motornya, mengikuti bekas ban mobil yang dikemudikan oleh Kirana.

Pikiran Oliver mengelana. Apa tujuan sebenarnya Kirana menemui Aphelion? Dan siapa sebenarnya Aphelion itu?

Tangan Oliver segera menarik tuas rem dengan kuat sampai ban belakangnya sedikit terangkat.

Napas Oliver memburu, jantungnya berdegup tak karuan. Dia nyaris menabrak dinding pembatas yang terbuat dari sihir. Kalau saja Oliver menabraknya sudah pasti alarm akan berbunyi, lalu dia akan ketahuan atau motornya menabrak dinding pembatas dengan kuat. Tidak menutup kemungkinan Oliver akan luka parah.

Oliver menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Berusaha mengatur napasnya dan detak jantungnya.

"Sial, sejak kapan ada dinding pembatas di sini?" Umpatnya kesal.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang