Extra Chapter 1

268 23 1
                                    

"Kenapa gue keluar dari raga gue?"

Pria itu menatap telapak tangannya yang tembus pandang, membolak-balikkannya dan berusaha menggapai raganya yang terbaring di atas kasur.

"Sialan." Umpat pria itu.

Dia menyerah untuk melakukan apapun, dia hanya duduk di samping raganya yang kosong.

"Gue cakep banget ternyata." Gumamnya mengagumi diri sendiri.

Pintu perlahan terbuka, menampilkan seorang wanita cantik yang berjalan anggun mendekati si pria yang sudah menolehkan kepalanya ke arah si wanita.

Si pria mengernyitkan keningnya dalam-dalam, memiringkan kepalanya.

"Gladys?"

Kemudian si pria mendesis murka. Berusaha menyambar Gladys yang kini meraba-raba wajah raga si pria, meskipun percuma saja, tangannya menembus tubuh Gladys.

"Lepasin tangan lo dari tubuh suci gue!" Pekik si pria tidak terima.

"Benar, kau tampan." Sahut Gladys tanpa mau menolehkan kepalanya pada si pria yang berteriak frustasi saat Gladys mulai menurunkan rabaan tangannya ke dada raga si pria.

"Hentikan! Nanti gue ternoda!" Si pria menjambaki rambutnya.

Kali ini Gladys mau menoleh, tertawa geli. Dia menatap si pria yang mendesah lega.

"Kau? Suci? Ternoda? Jangan buat aku tertawa, Melviano Alvaro Carles. Kau sudah beristri dan beranak lima. Bagian mana yang membuatmu masih suci dan belum ternoda? Mau aku nodai?" Tanya Gladys menggoda. Jari lentiknya bergerak membuka kancing kemeja si pria.

Melvin berteriak kesetanan, menyumpah serapah yang tidak pantas diucapkan.

"Tutup mulutmu, Melviano." Gladys menghentikan gerakan tangannya.

Mata Melvin menyorot tajam, "Kalau lo menjauh dari raga gue!" Ucapnya.

Gladys mengangkat kedua tangan ke atas, terkekeh geli, kemudian melangkah pergi dan duduk di kursi dengan bantalan beludru empuk di depan cermin rias.

Gladys duduk dengan anggun, masih terkekeh. "Sudah 'kan? Baiklah, mari kita lanjutkan perbincangan kita yang sempat tertunda."

Melvin berdiri di dekat raganya, menjaganya dengan posesif. "Perbincangan apa?" Tanyanya.

Sedetik kemudian dia baru tersadar bahwa dirinya berada di kamar Gladys.

"Lo! Lo yang bikin gue kayak gini 'kan?!" Melvin menuding Gladys.

Tanpa melakukan pembelaan diri, Gladys mengangguk mengiyakan. Tanpa berkedip dan malah tersenyum.

"Benar, aku yang melakukannya."

Melvin melayang, kedua tangannya mengarah ke depan berniat mencekik leher Gladys, namun dia baru teringat kalau dirinya hanya roh. Akhirnya Melvin hanya mengacak rambutnya dengan frustasi dan berdiri di depan Gladys.

"Lo iblis." Desis Melvin.

Gladys tergelak. "Aku bukan iblis!"

"Lo iblis! Demon! Bersembunyi dibalik raga bak bidadari!" Tukas Melvin.

Gladys malah terlihat senang, dia memuntir-muntir rambutnya yang panjang tergerai bebas.

"Oh? Kau suka raga ini? Aku juga suka, dia memang lumayan cantik untuk ukuran seorang demon. Yah ... Meski sebenarnya dia adalah succubus, tapi aku bukan." Celetuk Gladys, membalikkan badannya menghadap ke cermin, mengusap wajahnya yang cantik.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang