Chapter 43 - Oliver Lexandre (3)

185 23 2
                                    

"Hah? Mate? Pasangan?" Nashaly jadi ikut bertanya-tanya.

Oliver mengangguk sekali, wajahnya masih tampak bingung. Pikiran Oliver seolah dibagi menjadi dua. Pada Elvira dan wolfnya, Lexan yang sedang mengulang kata 'mate'.

"Ya, pasangan," jawabnya.

"Siapa yang kamu maksud?" Nashaly bertanya lagi.

"Ya kamu. Kamu mate aku," celetuk Oliver tanpa berpikir panjang. Dia bahkan sebenarnya hanya asal menjawab pertanyaan Nashaly.

Mata Nashaly terbelalak. Kemudian diikuti dengan wajahnya yang merah karena malu.

"Oliver bodoh! Di depanmu itu ada mate kita! Dia Wanodya Nashaly!" Mindlink Lexan, sisi serigala Oliver.

Oliver tersadar karena ucapan Lexan. Dia jadi fokus kembali.

Oliver melihat Nashaly yang sedang menutupi sebagian wajahnya dengan syal.

"Aku tadi melantur ya?" Tanya Oliver.

Nashaly menganggukkan kepalanya, "Iya,"

"Aku melanturkan apa?" Laki-laki itu bertanya kembali.

"Kamu menyebutku pasanganmu," Nashaly menjawab.

Wajah Oliver ikut memerah, dia segera memalingkan dan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Melihat Oliver yang malu dengan wajah merahnya, Nashaly jadi tambah malu.

Lama dengan posisi yang saling membelakangi, Oliver akhirnya berdeham, mengusir rasa canggung.

"Ehem, jadi—"

"Ya?"

Ucapan Oliver terpotong oleh Nashaly yang menjawab secara spontan.

Keduanya saling tatap, kemudian kembali mengalihkan pandangan dengan wajah yang masih merah.

"Emm ... Aku ... " Oliver tidak bisa melanjutkan kalimatnya, mendadak dia lupa apa yang ingin dia katakan.

Nashaly memberanikan diri untuk menatap Oliver.

"Kamu kenapa?" Gadis itu bertanya.

Oliver menarik napas dalam-dalam.

"Aku bermimpi melihat saudariku yang sedang aku cari," dia akhirnya bisa berucap.

Nashaly menetralkan ekspresi wajahnya.

"Sepertinya kamu bisa bercerita di dalam kamarku. Ayo masuk, di luar dingin," ajak Nashaly.

Gadis itu membuka pintu kamarnya agar lebih luas dan dapat dilewati oleh Oliver.

Nashaly duduk di kasur, sementara Oliver duduk di kursi tunggal.

Kamar Nashaly tidak ada bedanya dengan kamar yang ditempati Oliver. Dari perabotan da dekorasinya pun sama. Yang menjadi perbedaan adalah kamar Nashaly lebih rapi dan harum juga lebih hangat.

"Nah, di sini lebih baik 'kan? Ada perapian. Suhu di luar dingin sekali sampai -2°, mungkin salju sedang turun," ucap Nashaly menatap perapian.

"Kamu belum ganti baju sejak kemarin ya?" Tanya Nashaly melihat pakaian Oliver yang sama dengan kemarin.

Oliver melirik pakaiannya sendiri.

"Iya, kemarin aku capek banget, jadi nggak sempat ganti baju," jawabnya.

Lelaki itu berusaha mengabaikan aroma harum tubuh Nashaly. Setelah energinya terkumpul, Lexan, serigalanya bisa bangun dan memiliki kekuatan untuk menajamkan inderanya.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang