Prologue

8 1 0
                                    


Ophiuchus: typing…

Baru melihat pertanda seperti itu saja sudah berhasil membuat Sady meloncat kegirangan. Dia berteriak sembari membekap mulutnya sendiri, meredam suara agar Ayah dan Bundanya tidak heboh seperti orang kemalingan.

"Lama banget sih?" gerutu Sady yang mulai risau sendiri saat pesan dari pujaan hatinya tak kunjung sampai. Bucin sekali kau Sad…

Sady memopang dagunya di atas telapak tangan sambil membayangkan pesan apa yang akan dikirim oleh kesayangannya itu. Posisi tiarap adalah posisi ternyaman setiap kali Sady menunggu Ophiuchus selesai mengetik pesan yang terkadang singkat, ralat, memang selalu singkat tapi sangat ampuh membuat Sady jingkrak-jingkrak tak karuan.

Ophiuchus: Hai!

Jari jemari Sady dengan lincah menekan papan tombol pada layar ponsel pintarnya. Memberikan balasan paling manis dengan waktu singkat.

"Hai my luv luv<3. Apa kabar sih? Aku kangen tau. Pake banget plus plus lah. Huaa, aku tuh dari tadi nunggu notif dari kamu tau nggak. Untung aku sabar, kalo enggak udah ngambek aku. Kamu kangen juga nggak sama aku?"

Setelah pesan dari Sady terkirim. Sang penerima di ujung sana selalu berhasil dibuat terkekeh dengan balasan khas cewek bar-bar itu.

Ophiuchus: Kangen.

Lagi-lagi balasan yang singkat. Tetapi pipi Sady sudah bersemu merah. Sungguh dia sangat ingin tahu siapa Ophiuchus sebenernya.

"Aku pengen ketemuan. Tapi kamu selalu nolak. Kamu siapa sih? Kok gak mau ketemuan sama aku? Sekalipun kamu aslinya jelek, bau, jorok, aku bakal tetap terima kamu kok!"

Di ujung sana, pemilik akun Ophiuchus itu hanya bisa menelan salivanya. Rasa iba nya terlalu besar pada gadis itu. Hampir saja pertahanannya goyah dan mengungkapnya begitu saja.

Sudah seringkali Sady memancing supaya 'Ophiuchus' membongkar jati dirinya. Tetapi selalu berakhir kegagalan.

Ophiuchus: Aku dekat, bahkan sangat dekat.

Sesaat setelah Sady membaca pesan itu. Akun tanpa foto profil atau pun bio itu menunjukkan tanda-tanda bahwa dia sudah tidak online lagi.

Sady menghela napas kasar. Sampai kapan dia harus bersabar. Sampai kapan dia terus menerka ke arah yang salah. Kenapa pujaan hatinya itu tidak jujur saja.

Dekat? Sangat dekat? Siapa? batin Sady.

Cewek itu mengacak rambutnya kasar. Hatinya sangat gusar. Dia hanya bisa terus menebak-nebak tanpa arah dan bukti yang jelas.

"Kamu siapa sih?"

♪♪♪

—Cyber-Love—

Jangan lupa follow vote dan komen ya!
Follow juga biar bisa cepet lanjut. Sebelumnya cerita ini up di PenaXProject tapi karena satu dan lain alasan aku pindahkan ke akun pribadi.

Spoiler : nama akun akan menjadi salah satu clue.

Penasaran?

Cyber Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang