Le-o Le-o Ye, Ku bernyanyi pakai hati:)
Happy Reading!
♪♪♪
—Cyber-Love—
18. DAN TENTANG LEO
Lagu milik Agnes Mo itu terus mengalun dari tape recorder penuh kenangan itu. Bukan dari suara penyanyi aslinya melainkan lantunan dari seseorang yang begitu berarti untuk Leo.
Kalau kata lirik lagu ini seperti wisata masa lalu. Nostalgia yang datang begitu saja. Siapa sangka seorang Leo bisa begitu mencintai Gwen. Memang, gadis itu begitu pintar, cantik, menarik tapi bukan disitu inti utamanya. Dahulu Leo adalah orang yang paling membenci sosok Gwen bahkan mendengar namanya saja dia jijik. Menurutnya cewek-cewek seperti itu hanya bisa menjerit perihal sesuatu yang sederhana seperti terkena matahari. Riasan tebal dan pakaian norak yang terbayang di benaknya kala itu.
Namun, sebuah perasaan begitu dinamis dan elastis. Tidak disangka-sangka malam itu saat dirinya mabuk berat, Gwen datang bak malaikat. Membuat buaya ini menemukan pawangnya.
.
Ujung lipstik berwarna merah muda menari-nari di bibir gadis yang tengah bersolek itu.
Iya, dia teramat anggun dengan gaun sederhananya. Sepatu flat berwarna hitam legam dengan hiasan beberapa manik-manik mempercantik penampilannya malam ini.
Gadis itu masih menatap senang pantulan dirinya di cermin, beberapa menit yang lalu dia sudah mengirim pesan ke kekasihnya.
Malam ini adalah perayaan hari jadian mereka ke 4 bulan. Hubungan yang masih tergolong muda, namun gadis itu sudah teramat mencintai prianya.
Setelah persiapan dirasanya cukup, gadis itu mengendap-endap keluar lewat jendela kamar di lantai dua. Tentu saja dia tidak loncat, sudah ada tangga yang menanti di bawah jendela. Sudah dia persiapkan sejak siang hari tadi.
Kaki-kaki mungilnya menuruni anak tangga satu persatu, sambil mengucapkan doa-doa meminta perlindungan kepada Tuhan di dalam hatinya.
Setelah berjuang, akhirnya gadis itu bisa keluar dari lingkungan rumahnya tanpa ketahuan, di depan jalan komplek sudah ada taksi online pesanan yang menunggunya.
Hati gadis itu sangat tidak sabar untuk bertemu kekasihnya, malam ini akan jadi malam bersejarah, akhirnya dia bisa jalan bersama dengan pacarnya.
Cafe Delaluna
Papan plang itu yang menyambutnya pertama setelah sampai di tempat janjian.
Setelah membayar uang kepada driver, dia bergegas masuk dan mencari keberadaan Baron.
Ya, cowok itu duduk di meja ujung dekat dinding. Tempat sempurna, hanya ada dua kursi dan satu meja kecil. Ada sebuah lilin menyala dan vas berisi bunga mawar sederhana. Sepertinya memang sudah disiapkan oleh pihak cafe, karena semua meja memiliki dekor yang sama.
Suara langkah kaki membuat kepala Baron terangkat. Wajahnya datar tanpa ekspresi.
“Hi, byy!” sapa riang Gwen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyber Love [REPOST]
Teen FictionCYBER-LOVE adalah pola kedekatan yang terjalin dari hubungan yang tercipta dalam sosial media atau interaksi cyber lainnya. Senja Adyla, gadis 16 tahun yang kerap disapa Sady itu, merasakan betul bagaimana sensasi dari CYBER-LOVE. Pemilik akun 'Ophi...