4. BERKUNJUNG

2 1 0
                                    

Heyo gais, up lagi nih. Semoga suka ya

♪♪♪

-Cyber-Love-

4. BERKUNJUNG

Sesuai permintaan Eric tadi. Setelah bel berbunyi, Sady menunggu Eric yang sudah memberi kode untuknya. Sady juga sudah menghubungi Bundanya untuk meminta izin pulang terlambat. Jam sudah menunjukkan pukul 16.30.

Sady bersandar di dinding luar kelas. Tampaknya masih ada urusan yang harus Eric selesaikan. Hanin sudah pulang sejak tadi, meski sedikit sulit meyakinkan Hanin kenapa Sady tidak pulang berbarengan dengannya. Ya, tidak mungkin Sady berkata jujur, terpaksa dia beralibi. Ratu kodok gitu...

Sambil menunggu, ada saja siswa-siswi lain yang menegur Sady saat tak sengaja berpapasan.

"Ayo!" ajak Eric membuat Sady cukup kaget. Cowok itu tiba-tiba saja ada disampingnya.

"Mau kemana emang?" tanya Sady.

"Rumah."

"Rumah?"

"Iya."

"Yaudah yuk!"

Keduanya berjalan seiring menuju parkiran. Tidak ada percakapan. Sady bingung ingin memulai percakapan dari mana, sedangkan Eric tengah berkutat dengan hati dan otaknya yang sedikit banyak menolak untuk menceritakan hidupnya pada Sady. Ini untuk kali pertama. Semuanya karena Sady sudah terlanjur masuk dan telah mengetahui satu rahasia dari kehidupan Eric.

Sesampainya di samping motor Eric, cowok itu melemparkan sebuah helm yang dia ambil dari motor disebelahnya. Sady melotot, apakah Eric mencuri lagi?

Melihat gerak-gerik Sady, Eric dapat menangkap apa yang kini tengah dipertanyakan oleh cewek itu.

"Gue gak ngambil, gue minjem. Udah ijin sama yang punya, lagian dia punya helm cadangan." Jawaban Eric membuat Sady mengangguk.

"Kirain," gumam Sady.

Sady naik ke motor besar Eric, mengatur jarak dengan Eric. Sady hanya berani memegang besi di belakang motor Eric.

"Udah?"

"Udah."

Eric melajukan motornya dengan kecepatan sedang cenderung santai. Beberapa kali Sady memergoki Eric melihatnya diam-diam dari kaca spion motor.

Beberapa menit perjalanan keduanya diisi dengan kesunyian. Tidak adakah yang berniat membuka mulutnya? Sampai Eric memulai nya.

"Motor ini pemberian nenek sama kakek pas gue masuk SMA."

"Ouh."

Singkat sekali, setelahnya benar-benar tidak ada lagi. Sampai Eric menepikan motornya didepan sebuah rumah sederhana. Mirip-mirip besarnya seperti rumah Sady.

"Turun," titah Eric.

"Udah sampe?"

"Iya."

Sady turun perlahan, jujur saja dua cukup kesulitan naik dan turun dari motor ini karena terlalu tinggi.

"Bukain pagar," ujar Eric meminta Sady membukakan pagar.

Sady menurut saja, setelah pagar dibuka sempurna, Eric membawa masuk motor besarnya dan memarkirkan nya.

Sady menunggu, tidak mau masuk lebih dulu sebelum tuan rumah. Bukankah itu melanggar sopan santun?

"Yuk," ajak Eric.

Cyber Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang