15. SETIDAKNYA PERNAH MENCOBA

1 0 0
                                    

Maaf telat bgt up nya.
Semoga sukaaa.

Happy Reading!

♪♪♪

—Cyber-Love—

15. SETIDAKNYA PERNAH MENCOBA

Sady melangkah lunglai menuju kelas. Dalam hati Sady terus berdialog dengan Sang Pencipta.   Seandainya Sady bisa memilih hidupnya, maka dia ingin tetap terlahir sebagai anak bunda dan ayah tetapi tanpa ada perselisihan dengan Athifa.

Sady tenggelam dalam sendunya. Waktu seolah berjalan sangat lambat. Beberapa orang yang menyapanya hanya bisa Sady balas dengan senyuman tipis.

Sampai dikelasnya Sady langsung duduk dan bersandar pada kursi. Merebahkan lelah dan beban pikirannya. Hanin prihatin terhadap Sady pasti terjadi sesuatu saat dia sampai dirumah kemarin. Dan yang dapat Hanin sekarang hanya memeluk sahabatnya itu dari samping seraya berucap, “Cup, Cup.”

Tak terasa lonceng berbunyi. Guru mereka pagi hari ini sedang cuti melahirkan jadi sudah jadi tanggung jawab ketua kelas yang dititipkan amanah oleh guru tersebut untuk mengurus video penjelasan yang sudah dibuat guru itu sebelumnya juga menjabarkan beberapa tugas. Tapi kali ini wakil ketua kelas lah yang melaksanakannya.

Tanda tanya hadir dalam benak Sady. Dia baru sadar Eric tidak ada di kelas sejak tadi. Jarang sekali Eric tidak hadir, biasanya dia yang paling rajin bahkan gemar mengingatkan teman-temannya untuk rajin.

Sady memutuskan bertanya pada Hanin, daripada dia mati penasaran.

“Nin, Erik ga sekolah?”

Hanin mengerutkan keningnya. Hanin kira Sady sudah dengar kabar di grup kelas tadi malam. Tapi tidak mungkin disaat seperti itu Sady sempat melihat gawainya.

“Eric. Tadi malam dia minta ijin katanya sih adeknya masuk rumah sakit,” jelas Hanin.

“Apa? Elang?” Sady kembali bertanya dia tidak percaya. Ada apa? Elang sakit apa?

“I—iya kali, gue gak tau namanya. Katanya juga si keserempet motor,” sambung Hanin.

Entah kenapa saat itu hati Sady menyuruhnya segera pergi ke rumah sakit. Seperti ada dorongan kuat yang memohon nya cepat beranjak kesana.

“Nin, bikinin gue surat izin ya! Bilang aja ada sesuatu dadakan!” Sady segera membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi melalui jalan belakang, sebuah jalan tikus yang tidak ditutup dan minim penjagaan.

“Eh, Sad!” Hanin mencoba menahannya.

“Plis, Nin. Gue mohon.” Hanin tidak bisa melarangnya. Sady jarang mau bolos seperti ini kalau tidak ada sesuatu.

“Oke, hati-hati!”

Semua teman Sady didalam kelas pun bingung, kemana kiranya Sady akan pergi dan meninggalkan pelajaran.

Sady segera memesan ojek daring dan berlari keluar area sekolah.

♪♪♪

Rumah Sakit Cahaya Medika.

Sady segera mengenakan jaket. Tidak enak rasanya memakai baju sekolah diluar seperti ini apalagi ini masih jam pelajaran.

Menurut informasi dari Hanin disinilah Elang dirawat.

Sady menuju lobi rumah sakit dan menanyakan ruangan rawat pasien atas Elang Althair.

Cyber Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang