13. HAPPY BIRTHDAY! (1)

0 0 0
                                    

Alhamdulillah kemarin dapat kabar bahagia jadi semangat nulis nih.

Happy Reading!

♪♪♪

—Cyber-Love—

13. HAPPY BIRTHDAY! (1)

Malam menuju pagi buta. Sady yang terlelap mendadak tersadar. Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Berkali-kali dia mencoba agar kembali tertidur namun berakhir terjaga. Ditemani suara kodoknya dan suara serangga. Terpikir oleh Sady untuk turun dan membuat secangkir susu siapa tahu itu berfungsi membuat kantuknya kembali.

Sady beranjak ke dapur melewati kamar ayah bundanya yang tidak tertutup rapat. Sady sedikit mengintip meski harus berjuang keras karena keadaan kamar yang cukup gelap, siapa tahu ayah bunda sedang produksi adik. Tapi tidak mereka terlelap dalam mimpi. Sady pun merapatkan pintu dan melanjutkan perjalanan.

Disana dia membuat segelas susu hangat rasa cokelat. Dan menyeruputnya nikmat. Pikirannya melayang-layang di udara. Memang betul kalau malam hari adalah saat tepat untuk overthingking.

Hanya Sady dan jam yang berdetak. Hening, hanya berbagai ingatan dan kenangan yang berlomba masuk ke pikiran Sady. Semua kenangan itu seolah tergambar ulang dalam bentuk hologram di depan mata Sady. Kenangan sedih senang, duka lara, tangis bahkan tawa.

Sampai sebuah kenangan mengingatkan nya pada suatu acara yang pastinya akan terjadi hari ini.

“Mentari.”

Sady segera menenggak habis susu dan mencuci gelasnya. Kemudian dia berlari menuju kamar lalu mengambil ponselnya.

“Halo, Nin.” Sady rupa-rupanya langsung menghubungi Hanin.

Berhubung sedang video call terlihat jelas hanya jari Hanin yang mengangkat telepon tidak dengan raganya yang masih nyaman diatas kasur. Air liurnya yang keluar pun masih terlihat membuat Sady menahan tawa. Bahkan Hanin tidur sambil mengorok. Sady wajar akan hal itu karena Hanin sedang sendiri dirumah. Diwaktu itulah dia bisa tidur dengan nyenyak.

“Nin, bangun!”

Tapi Hanin tidak kunjung merespon. Sady mencoba jurus andalannya.

“Nin, lo tau belom, kata dishpact Na Jaemin dating!”

Disana mata Hanin langsung melotot dan disambut cahaya surga. Bercanda. Itu lampu kamar Sady yang terang seperti layar hp ibu-ibu. Memang Sady membiarkan lampu kamarnya menyala saat tidur. Kalau tidak seperti itu dia tidak akan pernah bisa tidur. Maklum keturunan.

“Busyet, mata gue perih, Sad. Itu lampu matiin dulu kek atau pake lampu tidur!” protes Hanin.

“Ya gaboleh, emang kaya kamar lo tuh gelap gulita begitu,” balas Sady.

“Enak gini tau ga bikin sakit mata. Mana suara Cici ganggu banget!” Hanin mengusap-usap kedua matanya lalu melakukan sedikit peregangan.

“Nin,” panggil Sady.

“Apa? Ngapain si vc gue malem-malem gini?” sahut Hanin.

“Nanti kita pergi ya. Mumpung hari minggu juga kan. Pake baju yang paling bagus, oke?” ajak Sady.

“Kemana?”

“Itu lho, Kikukids Mall Kharisma.”

“Ngapain si?”

“Mentari, Nin!”

“Emangnya lo—”

“Iya Hanin. Harus mau ya! Ga mau tahu. Gue jemput nanti ke rumah lo!”

Cyber Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang