"Vara!"
Vara yang merasa terpanggil menyauti. "Apa?!"
"Turun" titah Nina.
"Mau apa sih ma?"
"Kamu gak mau makan! Ya udah gak usah turun. Biar aja kelaparan" sarkas Nina yang membuat Vara buru-buru keluar kamarnya dan turun ke lantai dasar.
"Mau makan kok ma mau hehe" Vara langsung mendudukan dirinya dikursi.
"Makanya kalo mamanya manggil tuh langsung samperin aja baru deh nanya mau apa manggil," ujar Nina yang langsung dibalas anggukan oleh Vara, "Iya ma iya".
"Ini" Nina menyodorkan piring yang telah di isi nasi dan lauk pauk.
"Makasih ma" Nina berdehem sebagai jawaban.
Vara melirik papanya yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara. "Tumben pa gak ngomong apa-apa, biasa papa paling heboh deh kalo lagi makan bareng gini, ya kan ma?" Vara menatap Nina.
Nina menatap Agra, Agra membalas tatapan Nina, akhirnya mereka pun tatap-tatapan, melihat papa dan mamanya saling tatap-tatapan membuat Vara menatap kedua nya heran.
"Apaan sih kok malah jadi main India-Indiaan," ucap Vara lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Mendengar itu, Nina dan Agra langsung memutuskan tatapan mereka.
"Cocok kali ya... papa sama mama kalo casting film India, nanti bisa temenan sama Sharukhan deh hahay," celetuk Agra dengan randomnya.
Vara tertawa kencang mendengar celetukan Agra. "Apaan cuma casting bisa jadi temenan sama Sharukhan, gampang banget dong kalo gitu,"
"Iya dong gampang, apa sih yang gak bisa dilakuin seorang Agra. Temenan sama Sharukhan? Gampang," ujar Agra dengan pedenya.
"Ihh ternyata papa bisa halu juga ya orangnya. Bangga banget deh punya papa yang bisa halu juga,"
"Berarti bakat halu aku selama ini turun dari papa dong," lanjut Vara. Agra mengangguk semangat.
"Bakat kok halu sih, bakat tuh yang bermanfaat, halu mana ada manfaatnya" sarkas Nina yang membuat Agra dan Vara menatapnya.
"Kenapa kalian berdua jadi natap mama?"
"Eii... mama belum tau aja halu itu banyak tau manfaatnya, bisa buat seseorang lebih kreatif, bisa jadi obat stress juga," dengan semangat Vara memberi tahu manfaat-manfaat halu.
Nina menghela nafas. "Iya deh Iya terserah kamu. Lagian papa modal bisa tatap-tatapan doang so pengen ikutan casting film India, malu-maluin aja,"
"Ihh si mama bibirnya pedes banget ya, kaya dikasih cabe rawit 100 biji," kesal Agra.
Mendegar hal itu Vara kembali dibuat tertawa oleh Agra.
Tak hanya Vara, Nina pun tertawa pelan mendengar ucapan Agra.
"Iya nih mama bibirnya pedes banget,"
"Biarin." ketus Nina.
Vara tercengang dengan jawaban Nina, tapi setelah itu Vara tertawa. Bercandaan Nina dan Agra memang lah yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAVA [Vano & Vara]
Teen FictionMemiliki teman kecil dan sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun lalu saat dipertemukan kembali malah harus satu atap. VAVA | [Vano & Vara] Penasaran? Langsung baca aja lah😤 Starting: 15 MEI 2021 End: - all pict from pinterest:D