VAVA | 13

77 20 9
                                    

"Ayo" Ajak Eric dan mempersilakan Vara untuk memasuki rumah nya.

Vara melangkah masuk dengan sedikit keraguan.

"Rumah kamu kosong?" tanya Vara setelah melihat sekeliling rumah Eric tak berpenghuni sama sekali, selain dirinya dan Eric.

"Iya lagi kosong, kamu tunggu disini ya, aku ke atas mau ganti baju, nyalain aja tv nya kamu bisa tunggu aku sambil nonton," balas Eric seraya tersenyum manis.

Vara membalas dengan anggukan lalu duduk di sofa depan tv dan menyalakannya.

Eric melangkahkan kakinya menuju kamar yang ada dilantai 2.

Setelah mengangganti pakaian, Eric langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri Vara.

Saat menuruni tangga Eric tiba-tiba tersenyum miring sambil menatap Vara dengan lekat, ia juga mengumamkan kata, "malam ini sesuai dengan taruhan yang gue jalanin, gue bisa bawa lo ke perangkap yang gue buat, agar gue bisa sentuh lo sesuai dengan yang temen-temen gue dan gue taruhin"

Eric menganti senyum miring nya dengan senyuman manis, saat hendak mendekati Vara.

Sadar dibelakangnya ada orang Vara buru-buru menoleh.

Eric menatap Vara kecewa, "Yah gagal padahal aku mau buat kamu kaget" setelah itu Eric mendudukan dirinya di sebelah Vara.

Mendengar itu Vara tertawa, "Suara langkah kaki kamu kedengeran kenceng sih jadi gagal deh".

"Ya udah ulang" Eric kembali pergi kebelakakang Vara.

Vara mulai berakting pura-pura tidak menyadari Eric dibelakang nya.

"Dor!" Eric menepuk pelan kedua bahu Vara.

Vara berakting terkejut, lalu Vara dan Eric sama-sama tertawa.

"Kamu gemesin banget sih Ra" Eric mencubit gemas pipi Vara.

"Aw aw sakit" Vara mengerucutkan bibirnya.

"Eh sakit, padahal aku cubitnya pelan" Eric mengusap lembut pipi Vara.

"Tapi boong, haha" Vara tertawa kencang.

"Eh udah berani bohong ya kamu"

Vara hanya menyengir.

"Lagi nonton apa?" tanya Eric.

Vara menggeleng sebagai balasan.

"Aku cuma pindah-pindahin, bingung mau nonton apa"

"Biar aku yang kasih rekomendasi buat kita nonton ya," ujar Eric.

"Boleh. Oh iya Eric aku gak bisa lama-lama disini, inikan udah malem takut papa cariin"

"Habis nonton aku langsung antar kamu pulang"

"Okey"

Vara mulai merasa tidak nyaman dengan film yang tengah ia tonton, karena disana menunjukan adegan yang tidak seharausnya Vara dan Eric lihat.

"Eric hentiin aja film nya ini gak pantes buat kita lihat" titah Vara, dengan mata yang sudah ia tutup mengunakan kedua tangannya.

"Jangan munafik kamu Vara, pasti kamu senengkan lihat yang kaya gini," ujar Eric sambil mulai berani mengelus paha Vara.

Vara menghempaskan tangan Eric dari pahanya.

"Apa maksud kamu Eric? Aku mohon jangan kurang ajar, ini kaya bukan kamu"

VAVA [Vano & Vara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang