VAVA| 12

96 27 7
                                    

Pagi ini Vano kembali berangkat bersama dengan Vara berkat paksaan Erika, setelah 2 hari yang lalu Vano dibuat sangat senang kini ia harus kembali merasakan ke pahitan.

Setelah kejadian Vara yang bersikap manis dan menggenggam erat tanganya, kini Vara kembali memberikan ekspresi ke tidak sukaannya, bahkan kini tatapannya menjadi lebih dingin dari biasanya, ia juga jadi enggan menatap Vano, Vara hanya akan menatap Vano jika Vano membicarakan hal yang benar-benar penting menurutnya.

Padahal setelah kejadian waktu itu Vano menjadi lebih percaya diri bahwa Vara nya yang dulu akan segera kembali. Tapi bagaimana pun caranya ia akan terus berusaha agar Vara nya yang dulu bisa kembali.

Vano melirik Vara sebentar yang tengah asyik membaca novel pemberiannya waktu itu, lalu setelahnya ia kembali memfokuskan tatapannya pada jalan didepan.

Mulut Vano gatal ingin mengajak Vara berbicara tapi ia tidak mau merusak mood pagi Vara.

Setelah bergulat dengan pikiranya ia memutuskan untuk mengajak Vara berbicara, toh Vano juga tidak akan membuat Vara kesal hingga merusak mood paginya.

"Ra masih belum habis baca?"

Vara hanya berdehem sebagai jawaban ia juga tak melirik Vano sama sekali.

"Hari ini aku gak ngajar dikelas kamu" Vano kembali mengajak Vara berbicara.

"Hm"

"Hari ini aku ngajar dikelas junior kamu"

"Ck terus gue harus gimana?" kesal Vara sambil melirik Vano sebentar lalu kembali menatap buku ditanganya.

"Gak usah bahas yang gak penting"

Vano mengatupkan bibirnya, ia tak ingin membuat Vara kembali kesal, padahal tadi pun ia tidak ada rencana membuat Vara kesal, tapi hanya dengan ia mengajak Vara berbicara, Vara sudah kesal.

Selang beberapa menit mobil Vano berhenti di halte biasa tempat Vara turun.

Vara keluar dari mobil tanpa mengucap sepatah kata pun, ia juga menutup pintu mobil dengan sedikit dibanting.

Vano hanya menghela nafas kasar.

"Vara, ini bener-bener bukan kamu"

...

Vara mendudukan dirinya di sebelah Melofy.

"Bareng ka Vano?" bisik Melofy.

"Hm"

"Ra" panggil Cici, Vara menoleh lalu mengangkat kedua alisnya.

"Kita ngemall yuk pulang ngampus" Vara menggelengkan kepalanya.

"Lo kenapa sih akhir-akhir ini kalo diajak ngemall, nongkrong di cafe selalu gak mau? Biasa juga selalu gas apalagi katanya lo gak betah dirumah" tanya Raya penasaran, Cici dan Melofy mengangguk tanda mereka juga penasaran.

"Gue lagi betah aja dirumah" bohong Vara sambil tersenyum canggung.

Setelah bertemu Eric 5 hari lalu Vara benar-benar mengurung dirinya di dalam rumah, ia hanya akan keluar rumah jika ke kampus selebihnya ia hanya akan diam dirumah, demi mencegahnya agar tidak kembali bertemu Eric.

Vara menatap Melofy yang tengah memicingkan mata, Vara yakin pasti Melofy tau dirinya tengah berbohong, ia langsung menghindari kontak mata dengan Melofy.

"Tapi gue bingung deh kok sebelumnya lo gak pernah betah diem dirumah?" tanya Cici heran.

"Ya gak betah aja, ahh kepo lu"

VAVA [Vano & Vara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang