VAVA | 04

167 40 2
                                    

"Vara" panggil Nina. Mendengar Nina memanggil bukan nya menjawab Vara malah mendengus sebal.

"VARA!" panggil Nina lagi dengan teriak

"APA?" jawab Vara dengan teriakan yang tak kalah kencang dari Nina.

"Cepetan siap-siap nya, lama banget,"

"Iya" jawab Vara kali ini dengan malas.

Bukan segera bergegas Vara malah merebahkan diri nya di ranjang kesayangan nya sambil mendengarkan musik favorit nya.

Merasa Vara lama sekali keluar dari kamar, Nina memutuskan untuk menghampiri Vara.

"Ya ampun Vara bukan nya siap-siap malah rebahan ya kamu!" marah Nina dengan berkecak pinggang.

Seolah tuli Vara tidak mendengar omelan Nina dan masih terus menikmati musik favorit nya.

Nina emosi saat melihat Vara sama sekali tidak mendengar apa yang barusan ia bicarakan dan malah masih asik dengan dunia nya sendiri.

"Anak ini ya nyebelin nya udah tingkat akut, harus cepet-cepet di ruqiyah kalo kaya gini mah," ujar Nina lalu menghela nafas agar bisa meredakan emosi nya.

Nina menarik kabel earphone yang tengah digunakan Vara.

Vara kesal saat ada yang menarik kabel earphone nya sehingga ia tidak bisa mendengar musik favorit nya lagi.

Vara menoleh ke arah orang yang menggangu nya dan hendak ingin memberi protes, tapi saat Vara melihat siapa orang nya, Vara malah menyengir dan bangun dari rebahan nya.

Nina melotot. "Apa mau protes?" tanya Nina dengan masih berkecak pinggang.

"Haah, eh enggak kok ma enggak," jawab Vara takut.

"Kamu nyalain musik segede apa sih volume nya haah? sampe gak denger mama ngomong," Vara menelan salivanya susah payah karna takut Nina semakin marah.

"Ma-maaf ma tadi Vara terlalu menikmati musik yang Vara denger jadi gak denger kalo tadi mama ngomong." jelas Vara dengan wajah yang dibuang ke samping karna takut jika harus menatap Nina.

Nina menghela nafas. "Mama kan minta kamu cepet siap-siap nya, eh mama masuk kamar kamu, kamu malah asik-asikan rebahan sambil dengerin musik,"

"Udah siapkan kamu, kita berangkat. Kasian Erika, pasti dia lagi nungguin kita, eh kita nya malah lama," lanjut Nina. Vara hanya membalas dengan anggukan.

...

"Pi, Vano tadi bilang mau pulang ke rumah kan?" tanya Erika sambil membereskan piring-piring di meja makan.

Jhony tengah serius memindai dan terpesona terhadap hidangan-hidangan lezat di meja makan sehingga tidak mendengar pertanyaan Erika.

Merasa Jhony tidak merespon pertanyaan nya, Erika akhir nya menoleh dan melempar lap piring ke arah Jhony.

"Mami kenapa lempar-lempar lap sih?" kesal Jhony saat lap itu mengenai kepala dan bersarang di kepala nya.

"Lagian papi, mami nanya tapi gak jawab, bikin sebel aja, huh" ujar Erika dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Sory mi sory, papi lagi terpesona ini sama masakan mami," balas Jhony sambil terus melihat hidangan-hidangan di hadapan nya dengan tersenyum lebar.

Erika mendengus. "Bukan nya terpesona lihat istri nya lagi cantik banget begini, malah terpesona sama masakan mami," ambek Erika lalu pergi meninggalkan Jhony seorang diri.

VAVA [Vano & Vara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang