#2.Brother

40 10 8
                                    

Belajarlah menghargai yang sederhana.Biasanya bahagia bisa hadir karena sebuah kesederhanaan.
-Alea Nadin Feyzo-

Alea menuruni tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada bunda dan abangnya yang bersiap untuk sarapan.

"Pagi bunda".
Alea memeluk bundanya dari belakang, dan kecupan singkat di hadidahkan kepada bunda tercinta.

"Pagi juga sayang. Ayok sarapan".
Ucap bunda lembut.

Alea mendudukkan badannya di kursi samping Gitra.

"Eh kebo, lo gak ngucapin selamat pagi ke gue?". Tanya Gitra.

"Ogah. Males gue sama lo bang".
Alea masih sedikit jengkel karena kelakuan abangnya tadi pagi.

"Aelah dek..dek. Abang kaya gitu juga demi kemaslahatan, kebaikan, kesehatan, dan kesejahteraan nusa bangsa dan agama".
Jawab Gitra sok bijak dan melanjutkan menyuapkan nasi goreng kemulutnya.

"Apasih abang ni?? Gak jelas banget. Apa coba hubungannya bangun Lea sama kemaslahatan dan tetek bengeknya bagi bangsa?".

"Hubungannya??". Gitra menatap Alea intens.

"Ya jelas ada lah. Lo kan pemuda bangsa. Bangsa ini kelak yang nerusin tu ya lo. Lah kalau penerusnya aja pemalas kaya lo misalnya, mau jadi apa bangsa kita kedepannya?".
Gitra menaikkan sebelah alisnya.

"Serah lo bang!!. Serah!!. Semerdeka lo aja!". Jawab Alea kesal dengan abangnya.

"Udah udah debatnya nanti lagi. Alea selesaikan sarapan mu biar bisa berangkat cepet. Gitra antar adik kamu kesekolah dihari pertamanya disekolah baru".
Bunda Arumi yang selalu menengahi jika ada perdebatan antara Alea dan Gitra.

"Gak mau ah bunda, Alea berangkat sendiri aja. Lea gak mau diantar sama gorila sumatera". Tolak Alea.

"Eh....enak aja lo ngatain gue kaya gorila sumatera. Gak sopan banget dah sama abnganya. Ganteng gini dibilang gorila, lo merem apa gimana?? Taehyung aja kalah sama gue." ucap Gitra pd.

"Ha??...mimpi lo bang. Muka aja kaya monyet ancol, bisa bisanya bilang ngalahin oppa Taehyung".
Ejek Alea disertai dengan tawanya.

"oy..nyet. Lo tu kalo ngomong kok gak bisa bener sih??. Lo ngomong  gitu kaya lo udah paling cantik aja".
Sergah Gitra.

"Lah gue kan emang cantik". Balas Alea tak kalah pd.

"Muka kaya gajah afrika aja lu bangga".
Gitra menatap Alea sembari menopang dagunya.

"Bunda....liat tuh, abang jahat. Masa Alea dibilang mirip gajah afrika". Adu Alea pada sang Bunda.

"Lea cantik kan bunda?".

"Iya sayang kamu cantik kok. Abang gak boleh kaya gitu sama Alea". Bela Arumi.

"Hu.....ngadu, kalau udah kalah ngadu. Dasar bocil." Gitra menyentil kening Alea.

"Sakit abang." Sentak Alea sambil mengusap usap keningnya yang terasa panas.
Memang terkadang Gitra bercandanya suka beneran.

"Alea kenapa gak mau diantar?".
tanya Arumi

"Apa mau bunda aja yang ngantar. kalau gak mau diantar sama abang.?". Tawar Arumi lagi.

"Gak usah bunda, Lea berangkat sendiri aja. Kan bunda sendiri yang ngajarin Lea supaya mandiri. Tenang aja bunda, Lea bisa kok jaga diri sendiri, Lea kan udah besar". Alea berusaha menenangkan bundanya,
karena dia tau bahwa saat ini Arumi mengkhawatir kan nya.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang