11: Buku usang pembawa cerita

62 33 2
                                    

HAPPY READING

Kita di dewasasakan oleh pengalaman,Dimana kesalahan menjadi tiang utama kehidupan.

Kita di dewasasakan oleh pengalaman,Dimana kesalahan menjadi tiang utama kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--000--


Dalam perjalan hidup Biyya yang hampir enam belas tahun,tidak pernah sekalipun perempuan itu mengeluh atau bahkan menyalah ibunya untuk semua penderitaan yang Biyya alami.

Karena Biyya tahu,selain dirinya Wulan jelas yang lebih menderita,dalam benak Biyya pertanyaan tentang siapa ayah nya selalu saja muncul,setiap hari nya tidak pernah absen sekalipun.

Apa ayah nya seseorang yang baik? Ayah nya dimana,kenapa menghilang bahkan sebelum Biyya lahir,apa yang terjadi dimasa lalu ibunya.
namun pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya bisa Biyya gumamkan dalam benak,karena ketika melihat raut wajah Wulan yang tidak baik-baik saja ketika ditanya perihal ayah membuat Biyya berfikir seribu kali,bagi nya senyum bahagia Wulan sudah lebih dari cukup untuk mengobati semua luka batin yang orang-orang ciptakan.

Ketika sepatu kets putih usang itu berhenti,pada pinggiran jalan menatap lurus ke arah satu keluarga kecil yang duduk di taman,di bawah pohon rindang beralaskan tikar.
Senyum Biyya mengukir sendu,mungkin Biyya akan merasakan itu jika saja ayahnya ada disini,disisi Biyya.

Dengan perasaan hati yang gamang,Biyya melangkah pergi meninggalkan keinginan-keinginan yang mungkin tidak akan pernah menjadi sebuah kenyataan.

"Asslamuailaikum" biyya membuka pelan pintu kontrakan kumuh tempat ia dan ibu nya berteduh.

Langkah kecil biyya mengayun menuju meja makan dengan dua kursi,rumah tampak sepi tidak ada jejak-jejak bahwa wulan sedang berada di rumah.

"Tumben ibu jam segini ngak ada di rumah" gumam biyya pada dirinya sendiri. Tidak ingin bosan menunggu wulan,biyya masuk ke kamar nya untuk mengganti baju sekaligus ia akan membuat nasi goreng sederhana untuk makan malamnya.

Biyya dengan semangat mengiris bawang putih juga bawang merah,senyum manis biyya terukir ketika mendapati dua telur ia akan mencampurnya langsung ke dalam nasi dan satunya akan ia goreng.

Tidak butuh lama sekitar dua puluh menit biyya menyelesaikan masakannya.

"Huuufffffttt" biyya menghempas tubuh nya di atas kursi kayu. Ekor matanya melirik ke arah jam yang terpasang,sudah menunjukkan pukul lima sore,namun Wulan belum juga pulang.

Biyya mengetuk-ngetuk jari nya pada meja kayu tempat yang sama dimana dua piring nasi goreng Biyya letakkan.

Pikiran Biyya kembali melayang hingga muncul satu pesan di kepalanya, menyuruh Biyya untuk mencari setidak nya satu petunjuk yang akan membawa Biyya pada jawaban yang sebenarnya.

Bagian Dari Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang