17:Penyelamat

22 3 2
                                    


A/N tolong baca note paling bawah ya nanti, jangna di skip ya baca sampai akhir🙂.

HAPPY READING

Kamu tetaplah semu,untuk aku sang pengecut cinta.

Kamu tetaplah semu,untuk aku sang pengecut cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----000----

Biyya pernah memanjatkan doa berulang, berharap hidupnya memiliki banyak keajaiban, namun doa-doa Biyya belum ada satupun yang diijabah, Biyya paham, ia akan terus berdoa semoga suatu saat keajaiban yang selalu ia pinta dapat tuhan kasih.

Namun malam ini, dengan mata yang tertutup, lengan yang di cengkram kuat, serta sentuhan-sentuhan yang tidak ingin Biyya rasakan, perempuan itu kembali berdoa, agar Tuhan mengirimkan sesosok malaikat untuk menolong Biyya, tetes bening itu jatuh saat tubuhnya merasa di hempaskan dan jatuh ke atas jalanan aspal.

Suara gedebuk terdengar nyaring, seperti sedang terjadi perlawanan antara para bajingan itu dan seseorang, Biyya tidak ingin menebak matanya masih tertutup rapat menghalau tetesan-tetesan bening itu untuk turun.

Bug

Bug

Bug

Suara-suara pukulan demi pukulan semakin jelas Biyya dengar, dengan sisa-sisa ketakutan Biyya membuka matanya, menatap dengan jelas bagaimana seorang laki-laki dengan pakaian tertutup sedang berusaha melawan para bajingan itu, bahu Biyya meluruh ia kembali menangis, namun dalam tangisan itu Biyya sangat bersyukur Tuhan mendengar permintaan Biyya.

"Bangun"

Biyya tersentak, ia mendogak, menatap uluran tangan itu berulang, Biyya berdiri namun tidak untuk menerima uluran tangan itu.

Lelaki yang baru saja menolong nya itu membuka masker yang sedari tadi ia gunakan, nafasnya tidak beraturan, menatap Biyya dengan tatapan tajam, dia Aydan.

Lelaki yang entah muncul tiba-tiba, dia orang yang kaku, cara bicaranya terkesan judes entah hanya berlaku untuk Biyya atau memang Aydan tipe manusia seperti itu.

Aydan mendekat mencengkram kuat bahu Biyya.

"Lo ngak apa-apa? Mereka sempet nyentuh lo, engga kan? JAWAB GUE, LO NGGAK DIAPA-APAIN MEREKA KAN" nafasnya memburu, lalu tangan jatuh.

"Maaf" ujar nya kemudian, Aydan menatap Biyya yang berdiri dengan sisa-sisa air mata rambut yang berantakan, serta lengan kaos yang di gunakan ya robek, Biyya tidak ingin menangis, namun bulir-bulir ini semakin deras membasahi kedua pipinya.

Aydan kembali maju selangkah lebih dekat, menarik tubuh Biyya kedalam dekapannya, membiarkan perempuan rapuh ini menumpahkan semua air matanya, semakin keras bahu Biyya bergetar semakin erat Aydan memeluknya.

Bagian Dari Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang