07:Resiko Jatuh cinta

53 38 3
                                    

HAPPY READING

Nggak ada yang larang seseorang untuk jatuh cinta,juga nggak ada yang bisa memaksa untuk perasaan itu bisa terbalas.

Nggak ada yang larang seseorang untuk jatuh cinta,juga nggak ada yang bisa memaksa untuk perasaan itu bisa terbalas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---000---

Bug bug bug.

Untuk kesekian kalinya Galen menumpahkan segala bentuk emosinya,memukul dan menendang samsak tinju yang tergantun di balkon kamarnya.

Sejak pertemuan nya dengan Biyya lelaki itu sudah berusaha untuk mengambil hati Biyya namun selalu saja gadis itu seolah tidak peduli, Galen tidak pernah memaksa namun setidak nya Biyya cukup diam tidak dengan melarang Galen untuk terus berusaha dengan cara mengatakan hal yang sama sekali tidak Galen ketahui.

Bug bug bug.

Lagi dan lagi samsak itu kembali menjadi bahan pelampiasan,urat-urat leher galen terlihat mencuat,keringat membasahi kaos tanpa lengan yang galen kenakan,belum lagi rahang galen yang memgeras.

Galen marah,kesal,dan kecewa namun entah pada siapa,mungkin pada dirinya sendiri,yang terpenting saat ini galen butuh pelampiasan,ia ingin menuntaskan segala emosi yang menyerang kepalanya.

"Mau lo pukul ratusan kali juga itu samsak nggak bakal mampus"cibir Aidan yang baru saja datang, lelaki dengan tinggi 175 itu menghempaskan tubuh nya pada kursi rotan lalu mengangkat kakinya ke atas meja,seolah ia lah pemilik kamar,dengan santai Aydan mengeluarkan rokok lalu menghisapnya.

Bug bug bug.

Galen tuli,ia tidak mendengar cibiran Aydan,tangannya dengan lihai dan cepat kembali meninju samsak tak berdosa itu.

"BODOH"

"TOLOL"

"BREN---".

Bug

Belum juga Aydan menyelesesaikan ucapannya bogeman mentah sudah mendarat di bagian pipi kirinya hingga sedikit berderah,Aidan  berdecih lalu terkekeh,di simpannya rokok ke dalam wadah yang selalu Galen sediakan di atas meja,lalu laki-laki itu mendogak.

"Lo ada masalah apa sih?"

Bukannya menjawab,Galen justru memilih bungkam,ia duduk di atas karpet bulu berhadapan langsung dengan aydan,wajah nya memerah nafas nya masih belum beraturan.

"Ditolak sama biyya?"

Galen masih belum buka suara,namun tanpa menjelaskannya lebih lanjut aydan sudah tahu jawabannya, sahabatnya itu jarang terlihat marah seperti sekarang,Galen selalu di penuhi dengan kebahagiaan sangat langka melihat Galen penuh emosi,jikapun lelaki itu marah mungkin Galen hanya akan diam sampai emosinya mereda dengan sendiri.

Bagian Dari Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang