14:Kembali menunggu

47 19 2
                                    

HAPPY READING

sekecil kemungkinan dan seluas harapan.
Yang sering kali di kalahkan oleh kenyataan.

Yang sering kali di kalahkan oleh kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---000---

Pagi ini bumi di guyur hujan yang lebat, meski bukan musim penghujan, pada bulan Juni ini tidak ada hari yang cerah, hampir setiap pagi tanah  melembab, dengan genangan-genangan di sepanjang jalanan.

Jika sudah begini, Biyya terpaksa menerobos hujan, tidak selebat semalam memang, namun seperti nya seragam Biyya tetap akan basah.
Dengan bermodalkan payung bermotif polkadot dan baju yang di lapisi hoodie tebal, biyya berjalan pelan di pinggir jalan setapak menuju halte yang lumayan jauh dari rumahnya, setiap ada pengadara jalan yang lewat, biyya harus berhenti sejanak, demi menghindari
jipratan-jipratan kotor dari genangan.

Sesampainya di halte, Biyya duduk sendirian dengan tatapan yang kosong, meratapi segala kejadian yang sudah ibunya lalui di masa lalu,semalam sebelum beranjak tidur Wulan berpesan pada dirinya.

"Biyya,jika nanti semesta memberi kesempatan untuk kalian bertemu,jangan pernah membenci dia,sebagaimana ibu yang selalu ikhlas menerima segala sikap dia ke ibu, satu lagi jangan menuntut banyak hal, hargai keluarga nya biarpun kamu tetap anak kandung dia, kamu harus sadar posisi mu, mengerti kan?"

Biyya sangat mengerti tapi, Bagaimana mungkin Biyya bisa bersikap biasa saja, pada sosok laki-laki yang bahkan sudah hampir membuat Wulan mati bunuh diri, bersama dengan Biyya yang saat itu masih di dalam kandungan.

Biyya menghela nafasnya, ia menunduk menatap sepatu putih yang lumayan kotor, disebabkan jalanan yang becek, maklum tempat tinggal biyya bukanlah perumahan dengan tanah yang di tutupi batako. Rumau biyya hanya tempat tinggal yang  kumuh, dengan orang-orang yang sok tahu di dalamnya.

Biyya pernah berekpetasi banyak hal tentang siapa ayah nya, namun bukan cerita tentang ibunya yang pernah bunuh diri, perempuan itu ingin sekali marah pada lelaki itu, jika memang dia tidak mencintai Wulan kenapa bisa lelaki itu menikahi ibunya? Wulan salah apa?.

Sekali lagi Biyya menghela nafasnya, rasanya aneh seperti ada sesak di dadanya, wajah Biyya mendogak ketika mendapati Sebuah mobil hitam berhenti, jendela nya terbuka memunculkan wajah seorang laki-laki  "biyyya"

Gadis dengan wajah muram itu menoleh ternyata galen. Biyya lupa akan satu hal, janji nya pada lelaki itu.

"Ayo naik" ajaknya dengan senyum megembang.

"Biyya tunggu angkot aja kak" tolaknya sehalus mungkin, jujur Biyya masih belum tahu akan memberikan jawaban apa pada Galen.

"Hari ini ada demo para supir,kemungkinan nggak akan ada bus atau angkot yang lewat" Galen berujar lagi,sebenarnya itu adalah tipu muslihat galen,aydan yang berada di kursi belakang hanya berdecak, tidak habis fikir dengan sahabat nya itu.

Bagian Dari Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang